Sebelum melangsungkan upacara pernikahan, hal yang perlu dilakukan adalah prosesi lamaran terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya lamaran adalah agar pihak pria bisa meminta izin dan restu kepada keluarga pihak wanita secara langsung.
Selain itu, lamaran juga berfungsi untuk mengikat kedua calon pengantin hingga hari pernikahan. Lalu, bagaimana susunan acara lamaran Islami? Apakah berbeda dengan susunan upacara lamaran pada kepercayaan atau adat lainnya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di sini!
Lamaran dalam Islam
Sebelum membahas tentang susunan acara lamaran Islami, ada baiknya kamu memahami pengertian lamaran dalam Islam sendiri. Jadi, lamaran dalam Islam dikenal dengan istilah khitbah, yang berarti bicara dalam bahasa Arab. Sedangkan secara literal, khitbah adalah lamaran atau pinangan.
Jadi, khitbah atau lamaran dalam Islam adalah pernyataan dari pihak pria untuk menikahi seorang wanita. Prosesi ini dilakukan dengan cara keluarga pihak pria mengunjungi rumah pihak keluarga wanita untuk menyampaikan maksud dan tujuannya, yaitu untuk meminang sang wanita.
Tentunya ada syarat menurut syariat Islam yang perlu dipenuhi oleh pihak wanita agar dapat dilamar oleh pihak pria, diantaranya adalah:
- Tidak sedang dalam masa perkawinan atau masa iddah dari pria lain.
- Tidak berada dalam khitbah lain atau sudah dipinang dan mempersiapkan pernikahan dengan pria lain.
- Tidak memiliki hubungan mahram dengan calon suami, baik mahram senasab (keturunan), maupun mahram sepersusuan. Tidak juga memiliki hubungan kemertuaan atau bekasnya.
- Beragama Islam atau sudah diislamkan sebelum dilamar.
Tidak hanya pihak wanita saja yang memiliki syarat untuk dapat dikhitbah, pihak pria juga memiliki salah satu syarat yang perlu dipenuhi. Pria tidak dapat melamar seorang wanita jika sudah memiliki 4 istri, karena hal ini adalah halangan syar’i pria untuk menikahi seorang wanita.
Jika sudah memenuhi syarat di atas, maka seorang wanita sudah siap dan diperbolehkan untuk dilamar oleh pihak pria. Prosesi lamaran ini biasanya dilakukan 3-6 bulan sebelum acara pernikahan dilangsungkan. Namun perlu diingat bahwa jarak antara lamaran secara Islam dan prosesi pernikahan dianjurkan tidak terlalu lama. Hal ini karena menyegerakan pernikahan bertujuan untuk menjauhkan fitnah dan menjauhkan dari potensi perbuatan yang kurang baik.
Susunan Acara Lamaran Islami
Susunan acara lamaran Islami tidak boleh dilakukan sembarangan karena hal ini merupakan salah satu tahapan penting di mana kedua calon pasangan akan melanjutkan hidup bersama dan membentuk rumah tangga berdua. Untuk itu agar bisa mewujudkan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, kamu perlu melakukan susunan acara lamaran Islami dengan runut ini agar pernikahan menjadi berkah.
1. Meminta petunjuk dari Allah SWT
Sebelum meminta untuk melamar atau dilamar oleh seseorang, ada baiknya kamu memohon petunjuk dari Allah SWT. Proses ini adalah salah satu bentuk ikhtiar yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan keputusan yang terbaik. Kamu bisa melakukan sholat istikharah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Tentunya ibadah ini tidak hanya dilakukan satu kali dan langsung mendapatkan jawaban. Kamu perlu melakukannya secara rutin agar mendapatkan jawaban yang kamu butuhkan.
2. Membaca doa dan Sholawat Nabi
Susunan acara lamaran Islami kedua adalah dengan membaca doa dan sholawat Nabi Muhammad SAW. Hal ini merupakan salah satu anjuran yang tercantum dalam catatan Imam An-Nawawi dalam kitab Al-Adzkar, yang berbunyi,
“Disunahkan seseorang yang melamar (baik diri sendiri atau wakilnya) membaca hamdalah, menyebut pujian pada Allah, shalawat untuk Rasulullah SAW. Setelah itu, bacalah asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarika lah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.”
Jadi, seseorang yang ingin melamar disunahkan untuk membaca hamdalah, pujian kepada Allah SWT, shalawat Nabi, dan bacaan akhir sesuai catatan di atas.
3. Mendatangi rumah calon pasangan wanita
Pihak keluarga pria kemudian harus mendatangi kediaman keluarga calon pengantin wanita yang ingin dilamar. Salah satu hal yang perlu disiapkan oleh pihak pria sebelum mendatangi kediaman pihak wanita adalah hantaran. Kamu bisa membawakan barang-barang yang dapat digunakan oleh pihak wanita seperti Al-Qur’an, tasbih, mukena, sajadah, atau barang lainnya.
4. Menyampaikan maksud dari kedatangan
Setelah keluarga pihak pria datang dan disambut dengan baik oleh keluarga pihak wanita, pihak keluarga pria bisa melanjutkan dengan menyampaikan maksud dan tujuan dari kedatangannya, yaitu untuk melamar pihak wanita.
5. Menyampaikan jawaban dari pihak wanita
Acara dilanjutkan dengan pihak wanita yang memberikan jawaban kepada pihak pria. Perlu diingat bahwa khitbah atau lamaran perlu dijawab dengan jelas dan tegas. Pilihan jawabannya hanya dua, yaitu “Ya” atau “Tidak”. Jika pihak wanita mengiyakan lamaran, maka kedua belah pihak bisa melanjutkan ke tahapan dalam susunan acara lamaran Islami selanjutnya.
Selain itu, kedua pihak juga bisa langsung membahas mengenai rencana pernikahan secara lebih terperinci pada hari yang sama atau menentukan hari lain untuk merencanakan tanggal, tempat, dan persiapan pra nikah lainnya.
6. Memberikan seserahan atau hantaran
Susunan acara lamaran Islami berikutnya adalah pihak keluarga pria yang menyerahkan hantaran kepada pihak keluarga wanita. Hantaran ini bertujuan untuk menunjukkan keseriusan pihak pria untuk menikahi dan menafkahi pihak wanita kelak.
7. Penutupan khitbah
Susunan acara lamaran Islami ditutup dengan pembacaan doa agar rencana pernikahan dapat dilakukan dengan lancar dan tanpa ada halangan hingga hari pernikahan akan dilangsungkan.
Sekian pembahasan mengenai susunan acara lamaran Islami yang terdiri dari 7 langkah. Cukup cepat dan sederhana, bukan? Baca juga artikel kami lainnya di V&CoJewellery mengenai persiapan pra nikah agar kamu semakin mantap untuk mempersiapkan pernikahan bersama pasangan!