Foto: V&Co Jewellery
Pernah nggak sih kamu mengalami momen begini: kamu datang ke toko emas dengan membawa cincin atau gelang kesayangan yang sudah lama nggak dipakai, berharap bisa menjualnya lagi dengan harga yang lumayan. Tapi begitu petugas menyebutkan angka buyback-nya… lho, kok segini? Padahal waktu beli dulu harganya jauh lebih tinggi, bahkan kamu sempat berpikir harga emas sekarang lagi naik, mestinya bisa dapat lebih dong?
Tenang, kamu nggak salah — dan kamu juga nggak sendirian. Banyak orang punya ekspektasi yang sama, lalu kaget ketika nilai jual kembali perhiasan ternyata lebih rendah dari harga belinya. Ini adalah salah satu miskonsepsi paling umum dalam dunia perhiasan.
Di balik perbedaan angka itu, sebenarnya ada alur harga yang tidak banyak diketahui pembeli. Harga beli dan harga jual kembali perhiasan memang selalu berbeda. Bukan karena tokonya ingin untung sepihak, tapi karena keduanya dihitung dari komponen yang sangat berbeda.
Jadi, kalau selama ini kamu penasaran kenapa perhiasan yang kamu beli seharga jutaan rupiah tidak kembali dengan nilai yang sama saat dijual, artikel ini bakal menjawab semuanya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Yuk, kita bahas cara kerja “nilai” dalam perhiasan emas, supaya kamu bisa belanja dengan lebih tenang, dan jual kembali tanpa rasa kaget.
Sebelum kita masuk ke perhitungan buyback dan penyebab selisih harga, ada satu hal penting yang perlu kamu pahami dulu: harga beli perhiasan dan harga jual kembali perhiasan tidak pernah berasal dari rumus yang sama. Keduanya seperti dua dunia yang berjalan berdampingan, tapi punya “aturan main” yang berbeda.
Ketika kamu membeli cincin, gelang, atau kalung di toko perhiasan, harga yang tertera bukan hanya jumlah gram emas dan kadarnya.
Harga beli yang kamu bayarkan biasanya sudah mencakup:
Jadi sebenarnya, saat membeli perhiasan, kamu sedang membayar logam emas serta seni, craftsmanship dan keindahannya.
Nah, berbeda dengan harga beli, harga jual kembali (buyback) dihitung jauh lebih sederhana. Mayoritas toko hanya menghitung:
Artinya, desain rumit, detail two-tone, batu zircon atau berlian kecil, ukiran khusus, bahkan proses pembuatannya tidak diperhitungkan lagi. Perhiasanmu akan dinilai sebagai logam yang bisa dilebur kembali, bukan sebagai karya siap pakai.
Untuk memudahkan, bayangkan seperti membeli baju rancangan desainer ternama. Saat kamu membelinya, kamu membayar kualitas kain plus desain, kreativitas, dan reputasi sang desainer. Tapi ketika kamu menjualnya preloved, pembelinya mungkin fokus pada bahan dan kondisi baju, bukan lagi nilai artistiknya.
Begitu pula dengan perhiasan. Waktu membeli, kamu membayar keindahan dan craftsmanship. Waktu menjual, nilai yang dihitung adalah emasnya saja, bukan seni di baliknya.
Harga perhiasan yang kamu bayar di toko bukan hanya harga emas mentah. Ada beberapa komponen yang membuat harga beli perhiasan lebih tinggi dibandingkan harga buyback-nya.
Jadi, ketika kamu membeli perhiasan, kamu membayar emas + seni + keahlian. Tapi saat dijual kembali, toko hanya bisa menghitung emasnya saja, karena desain tidak bisa dilebur kembali menjadi nilai logam.
Nah, ini bagian yang paling sering bikin orang heran. Padahal logikanya sederhana: harga jual kembali perhiasan hanya dihitung dari nilai logam (emas) tanpa ongkos pembuatan atau desain.
Berikut beberapa alasan utamanya:
Ketika kamu menjual perhiasan, toko akan menimbang berat dan kadar emasnya, lalu menyesuaikan dengan harga buyback emas hari itu. Ongkos pembuatan, sertifikat, dan desain tidak termasuk dalam hitungan.
Ongkos pembuatan adalah biaya jasa — bukan investasi. Sama seperti kamu membayar jasa salon atau tailor, biaya itu sudah “habis” begitu produk selesai dibuat.
Harga emas dunia bisa naik turun setiap hari, tergantung situasi ekonomi dan kurs rupiah terhadap dolar AS. Kalau kamu membeli saat harga tinggi dan menjual saat harga turun, otomatis nilai jualnya ikut menurun.
Goresan, cacat kecil, atau batu yang lepas bisa menurunkan nilai jual. Toko biasanya perlu melebur ulang perhiasan tersebut sebelum dijual kembali.
Setiap toko punya sistem buyback berbeda. Ada yang memotong biaya 2-5%, ada yang mengikuti harga pasar penuh tapi hanya untuk merek sendiri. Jadi, bukan toko yang “menurunkan harga,” tapi memang ada komponen yang tidak dihitung ulang saat jual kembali.
Coba kita lihat contoh sederhana:
Kamu membeli cincin emas 18K seberat 5 gram. Harga emas per gram saat itu Rp1.200.000, dan ongkos pembuatan Rp500.000.
Harga beli:
= (5 × Rp1.200.000) + Rp500.000
= Rp6.500.000
Tiga bulan kemudian, kamu ingin menjualnya. Harga buyback emas hari itu Rp1.100.000/gram.
Harga jual kembali:
= 5 × Rp1.100.000
= Rp5.500.000
Selisih Rp1.000.000 bukan karena toko mengambil untung lebih, tapi karena:
Walaupun perhiasan bukan sekadar investasi, tetap menyenangkan rasanya kalau harga jual kembalinya tetap kompetitif saat kamu memutuskan untuk melepasnya, bukan? Kabar baiknya, ada beberapa hal sederhana yang bisa kamu lakukan agar nilai perhiasanmu tetap tinggi. Berikut tips praktis yang sering dilupakan banyak orang, tapi sangat berpengaruh ketika saatnya buyback tiba:
Dokumen ini mungkin terlihat sepele, tapi justru inilah yang membantu toko memverifikasi kadar emas, berat bersih, dan model perhiasan yang kamu beli. Nota asli juga memberi bukti transparansi harga awal, sehingga proses buyback lebih cepat dan lebih jelas.
Jika kamu memang mempertimbangkan nilai jual kembali, pilihlah model yang tidak mudah “tenggelam” oleh tren. Desain klasik seperti: plain ring, rantai polos, atau gelang sederhana cenderung lebih diminati banyak orang sehingga lebih mudah dijual dan nilainya lebih stabil.
Model yang terlalu spesifik atau unik mungkin cantik untuk gaya personal, tetapi belum tentu punya pasar yang luas saat ingin dijual kembali.
Perhiasan yang terawat bukan hanya terlihat lebih cantik, tapi juga mempengaruhi nilai jualnya. Coba biasakan hal ini:
Perhiasan yang tergores atau berubah warna bisa memerlukan repolish atau perawatan tambahan, yang bisa mengurangi nilai jualnya.
Setiap toko punya sistem buyback berbeda. Ada yang mengikuti harga pasar secara real-time, ada yang memberikan potongan tertentu, ada juga yang hanya menerima buyback untuk merek mereka sendiri.
Di V&Co Jewellery, misalnya, kamu bisa menikmati:
Ini penting agar saat waktunya menjual kembali, kamu tidak kaget dengan ketentuannya.
Nilai jual emas sangat dipengaruhi harga global dan kurs rupiah terhadap dolar. Jika harga emas sedang naik atau berada di tren naik, ini bisa menjadi waktu terbaik untuk menjual perhiasanmu karena nilai emasnya juga ikut meningkat. Dengan timing yang tepat, kamu bisa mendapatkan selisih harga yang lebih menguntungkan.
Gunakan tools seperti:
Merawat perhiasan dan memahami cara kerja harga buyback adalah langkah kecil yang bisa memberikan manfaat besar. Karena meskipun nilai jual kembali dipengaruhi banyak faktor, kita tetap bisa mengoptimalkannya dengan cara-cara sederhana.
Perhiasan bukan sekadar logam berharga — tapi simbol cerita, cinta, dan pencapaian hidup. Mungkin harga jualnya tidak sama seperti waktu kamu beli, tapi nilai emosionalnya sering kali jauh lebih besar dari itu. Karena di setiap cincin, kalung, dan gelang, tersimpan kisah yang tidak bisa diukur dengan rupiah. Dan ketika kamu memilih perhiasan dari V&Co Jewellery, kamu tidak hanya membeli logam mulia — kamu membawa pulang desain elegan, transparansi harga, dan jaminan nilai yang bisa dipercaya. Kunjungi V&Co Jewellery dan temukan perhiasan yang tak hanya berkilau hari ini, tapi juga bernilai untuk masa depanmu.
Tampil beda sebenarnya tidak harus repot, loh. Kamu bisa terlihat lebih stylish hanya dengan memakai…
Berhiaskan kilau yang terinspirasi dari langit malam, celestial jewelry kini menjadi salah satu tren yang…
Berlian sering dikenal sebagai batu permata bening yang berkilau, tapi sebenarnya berlian punya banyak warna…
Beberapa tahun terakhir, banyak orang mulai penasaran dari mana perhiasan mereka berasal. Bukan cuma soal…
Perhiasan cincin bukan cuma sekadar aksesori, tapi juga bisa menjadi simbol gaya dan kepribadian. Salah…
Pernah nggak, saat melihat liontin permata, tiba-tiba ada rasa aneh yang bikin kamu terpaku? Seolah…