Cincin kawin V&Co Jewellery | Foto: Panound Photo
Kalau dengar kata “nikah”, pasti salah satu bayangan yang muncul itu kan… cincin? Yap, benda melingkar ini emang udah nempel banget sama acara sakral itu. Kamu mungkin penasaran, sebenarnya apa sih makna cincin nikah dalam Islam? Atau jangan-jangan, ini cuma tradisi “bawaan” dari luar, bukan murni ajaran agama kita?
Nah, buat kamu yang lagi galau atau sekadar kepo, artikel ini bakal “membongkar” sudut pandang Islam soal cincin nikah. Siap-siap, karena jawabannya mungkin nggak se-“straightforward” yang kamu kira. Malah, ada “cerita” seru di baliknya yang mungkin bikin kamu agak kaget sedikit!
Cincin nikah tuh udah jadi kayak “uniform” standar pernikahan di mana-mana, ya kan? Rasanya kayak ada yang kurang kalau nggak ada acara tukar cincin atau paling nggak, si istri dapat cincin dari suaminya. Tapi, tahukah kamu, di “mata” Islam, status cincin nikah ini agak “abu-abu” lho. Dia tuh nggak masuk kategori “wajib” apalagi “rukun” pernikahan. Statusnya beda-beda tipis nih, antara “dianjurkan” (kalau niatnya baik dan sesuai syariat) atau sekadar “boleh” (karena itu cuma kebiasaan, bukan perintah agama).
Makanya, ini langsung set panggung buat diskusi yang lumayan ‘panas’ di kalangan para ahli agama kita! Intinya sih, yang paling krusial dalam pernikahan Islam itu bukan di benda fisiknya. Mau itu cincin bertahta berlian segede gaban atau cuma cincin mainan, itu nggak menentukan sahnya pernikahanmu.
Yang paling penting itu ikatan sucinya, akad nikah yang mengikat janji setia antara kamu dan pasangan di hadapan Allah SWT, serta tentu saja, komitmen, cinta, dan tanggung jawab yang akan kalian bangun bersama. Cincin hanyalah “aksesori” tambahan, pemanis, kalau kata orang. Bukan “the main course”, apalagi syarat sah yang kalau nggak ada, pernikahanmu nggak dihitung. Paham ya sampai sini? Jadi, santai aja
Di kalangan para ulama, urusan cincin nikah ini memang jadi bahan perdebatan yang lumayan “hangat”. Pertanyaan klasiknya: ini beneran ajaran agama (sunnah) atau cuma ikut-ikutan kebiasaan orang di luar Islam? Wah, langsung terbagi jadi dua kubu utama nih pandangannya!
Ada satu sisi yang bilang, “Ya ampun, nggak masalah kok pakai cincin nikah! Boleh banget, malah bisa jadi simbol cinta kalian berdua, kan romantis! Terus, cincin ini kan juga bisa dianggap bagian dari mahar atau mas kawin yang dikasih suami ke istri.” Pandangan ini biasanya lebih menekankan pada aspek “pemberian” dari suami kepada istri, yang mana memang dianjurkan dalam Islam. Selama niatnya baik dan pemberian itu bermanfaat bagi istri, kenapa nggak, gitu? Ini kayak ngasih hadiah istimewa pas momen penting dalam hidup kamu.
Tapi, ada juga lho sisi lain yang justru agak “hati-hati”. Mereka ini biasanya berpendapat, “Eits, tunggu dulu! Sejarahnya nih, cincin nikah yang ‘ditukar’ antara pasangan itu bukan berasal dari ajaran asli Islam. Konon katanya, kebiasaan ini justru datang dari tradisi Eropa kuno atau bahkan Tiongkok. Jadi, kalau kita pakai ini, jangan-jangan kita malah jadi mirip-mirip kebiasaan non-Muslim yang kebetulan dilarang dalam Hadis Nabi!”
Wah, langsung deh kebayang Hadis yang sering kita dengar itu: “Siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Serem juga kan kalau niatnya baik, eh malah jadi tergolong menyerupai kaum lain? Ini dia poin krusialnya.
Hadis “siapa menyerupai suatu kaum…” ini memang ada dan shahih. Tapi, penerapannya itu yang jadi “mainan” para ulama. Apakah semua hal yang dilakukan non-Muslim otomatis dilarang? Atau cuma hal-hal spesifik yang identik dengan keyakinan atau ritual keagamaan mereka?
Nah, di sinilah letak diskusinya. Cincin nikah dianggap tradisi ‘biasa’ atau tradisi ‘keagamaan’? Ini yang bikin beda pendapat tadi muncul. Jadi, kalau ada yang nanya, “Cincin nikah sunnah nggak?” kamu bisa jawab, “Nah, itu dia, para ulama beda pendapat soal ini. Ada yang bilang boleh karena dianggap pemberian, ada yang hati-hati karena dianggap tradisi luar.” Pusing dikit, ya? Itulah indahnya khazanah keilmuan Islam!
Oke, terlepas dari perdebatan asal-usulnya, ada beberapa aturan “main” syar’i yang perlu kamu perhatikan, terutama kalau kamu laki-laki Muslim dan pengen pakai cincin nikah. Ini penting banget, nggak boleh sampai salah kaprah! Yang paling penting diketahui aturannya adalah ini: emas itu haram hukumnya dipakai oleh laki-laki Muslim. Titik. Nggak pakai koma apalagi tanda tanya. Ini jelas banget ada Hadis sahihnya.
Nabi Muhammad SAW pernah nunjukkin emas dan sutra, lalu bilang, “Dua benda ini haram untuk laki-laki umatku, halal untuk perempuannya.” Kenapa haram? Hikmahnya macam-macam, ada yang bilang secara medis partikel emas bisa ngefek ke tubuh laki-laki, ada juga yang bilang itu dianggap menyerupai wanita atau simbol kemewahan yang berlebihan. Apapun hikmahnya, intinya: kalau kamu cowok, jangan pakai cincin (atau perhiasan lain) dari emas. Simpel!
Terus, kalau emas haram buat cowok, cincin kawinnya pakai apa dong? Tenang, nggak usah panik! Masih banyak kok alternatif bahan yang “aman” dan malah dianjurkan. Yang paling populer dan syar’i banget ya… perak! Zaman Nabi pun perak ini umum dipakai. Selain perak, kamu bisa pilih bahan lain yang nggak dilarang syariat, kayak titanium, palladium, platinum, atau bahkan cincin kayu. Wah, pilihan sekarang makin banyak kan! Tinggal pilih yang sesuai selera dan budget kamu aja. Intinya, jangan pakai emas ya, Bro!
Selain bahan, ternyata ada juga aturan soal jari yang “nggak boleh” dipakein cincin lho! Berdasarkan Hadis, Nabi SAW melarang memakai cincin di jari tengah dan jari telunjuk. Kenapa? Para ulama melihat larangan ini sebagai “makruh tanzih”. Artinya, sebaiknya dihindari, walaupun nggak sampai haram kalau dilanggar. Lebih ke arah nggak disukai aja. Jadi, kalau mau pakai cincin (apapun itu, termasuk cincin nikah), pilih jari manis atau kelingking ya. Jangan sampai keliru, nanti malah kurang berkah!
Singkatnya nih, buat kamu cowok Muslim yang pengen pakai cincin nikah, ingat baik-baik: hindari emas dan hindari jari tengah serta telunjuk. Sisanya? Bebas merdeka! Pilih bahan lain yang kamu suka, mau perak, titanium, atau apa aja, selama bukan emas. Taruh di jari manis atau kelingking. Gampang, kan?
Terlepas dari hukumnya, nggak bisa dipungkiri ya, cincin itu sering banget dianggap punya makna simbolis yang kuat. Betul nggak? Udah kayak kesepakatan global gitu kalau benda ini melambangkan sesuatu yang penting. Apa aja sih makna simbolis yang biasa dilekatkan ke cincin nikah?
Pertama, udah pasti ini melambangkan komitmen seumur hidup. Bentuknya yang bulat, nggak ada ujung pangkalnya, itu diibaratkan kayak cinta dan janji setia yang nggak akan pernah putus, sampai akhir hayat. Romantis, kan? Kedua, bisa juga diartikan sebagai ikatan cinta yang ‘tanpa putus’ tadi karena bentuk bulatnya itu. Kayak rantai cinta yang nggak bisa diputusin, so sweet gitu deh! Ketiga, dalam konteks sosial, cincin nikah juga seringkali jadi penanda status. Kayak ngasih sinyal ke dunia, “Halo, saya sudah ada yang punya nih, sudah ‘laku’!” Hehe.
Di beberapa budaya, orang juga suka lho nambahin makna personal di cincin nikahnya. Misalnya, diukir kaligrafi nama Allah, nama pasangan, kutipan ayat Al-Qur’an tentang cinta dan pernikahan, atau tanggal penting seperti tanggal ijab kabul. Ini tentu nambahin nilai emosional buat kamu dan pasangan. Cincinnya jadi nggak cuma sekadar perhiasan, tapi “prasasti” kecil yang menyimpan cerita cinta kalian.
Namun, (ini tapi yang penting!), sehebat apapun makna simbolis yang dilekatkan ke cincin, kamu harus ingat baik-baik: cincin nggak akan pernah bisa menggantikan komitmen yang sesungguhnya, rasa hormat, pengertian, kesabaran, dan cinta tulus kamu ke pasangan. Inti dari pernikahan itu ada di hati, pikiran, dan perilaku kalian sehari-hari. Gimana kamu memperlakukan pasanganmu, gimana kalian saling mendukung, gimana kalian menyelesaikan masalah, itu jauh lebih berharga daripada kilauan cincin semahal apapun. Cincin itu cuma ‘pengingat’ visual, bukan ‘pengganti’ dari fondasi pernikahan yang kokoh.
Oke, mari kita simpulkan secara langsung dan “to the point”, nggak pakai muter-muter lagi. Berdasarkan penjelasan tadi, jawaban atas pertanyaan utama “Wajibkah pakai cincin nikah dalam Islam?” adalah: tidak wajib sama sekali! Sahnya pernikahanmu tuh bergantung pada rukun dan syarat nikah yang sudah ditetapkan syariat, bukan pada ada atau nggaknya cincin di jari manismu (atau jarimu yang lain). Kalau akad udah sah, wali setuju, saksi ada, mahar jelas (walaupun sesederhana cincin besi!), ya udah, kamu dan pasangan sudah resmi suami istri di mata agama. Selamat!
Cincin nikah itu lebih tepat dibilang sebagai tradisi atau kebiasaan yang dianut oleh banyak masyarakat, termasuk sebagian Muslim. Nah, dalam Islam, tradisi yang baik dan nggak bertentangan dengan syariat itu hukumnya “diperbolehkan’ alias Mubah. Boleh dilakukan, boleh juga nggak. Nggak ada pahala kalau pakai, nggak ada dosa kalau nggak pakai. Statusnya netral. Asalkan, ya itu tadi, niatnya baik (bukan pamer atau takhayul), dan tentu saja sesuai syariat (terutama soal bahan emas yang haram buat cowok). Pesan penutup yang semoga “ngena” di hati kamu: Mau nanti kamu dan pasangan memutuskan untuk pakai cincin nikah atau nggak, itu pilihan kalian berdua. Nggak ada paksaan dari agama.
Yang terpenting itu adalah gimana kamu dan pasangan menjalani pernikahan itu sendiri. Apakah dijalani dengan penuh cinta kasih, saling menghargai, bertanggung jawab terhadap peran masing-masing, dan yang utama, selalu berusaha menjaga biduk rumah tangga kalian agar selalu dalam koridor ajaran Islam. Cincin itu cuma kayak “bonus manis” yang bisa kamu miliki, penanda visual aja. Bukan syarat mutlak keberhasilan atau keabsahan pernikahan kamu. Setuju? Fokus pada esensinya ya!
Pada akhirnya, cincin nikah memang bukan penentu sahnya pernikahan, tetapi tetap bisa menjadi simbol niat baik, komitmen, dan doa yang menyertainya. Jika kamu ingin menghadirkan cincin yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga selaras dengan nilai dan makna pernikahan dalam Islam, V&Co Jewellery menghadirkan koleksi cincin nikah yang elegan, timeless, dan penuh arti. Karena setiap janji suci layak disimbolkan dengan sesuatu yang dibuat sepenuh hati.
***
Cincin kawin V&Co Jewellery | Foto: Panound Photo
Ketika berbicara tentang cincin tunangan paling ikonik di dunia, hanya sedikit yang mampu menyaingi pesona…
Hari pernikahan bisa menjadi kanvas di mana sebuah dongeng terlukis. Setiap tema pernikahan adalah mantra…
Tampil beda sebenarnya tidak harus repot, loh. Kamu bisa terlihat lebih stylish hanya dengan memakai…
Berhiaskan kilau yang terinspirasi dari langit malam, celestial jewelry kini menjadi salah satu tren yang…
Berlian sering dikenal sebagai batu permata bening yang berkilau, tapi sebenarnya berlian punya banyak warna…
Beberapa tahun terakhir, banyak orang mulai penasaran dari mana perhiasan mereka berasal. Bukan cuma soal…