Dalam rangkaian pernikahan adat Jawa memang cukup banyak prosesi yang harus dilalui. Mulai dari pasang tarub, siraman, midodareni, ijab kabul, hingga ngunduh mantu. Prosesi ngunduh mantu menjadi puncak perayaan adat pernikahan Jawa.
Sebagai puncak rangkaian adat, prosesi tersebut berlangsung setelah resepsi pernikahan. Biasa selang sehari hingga beberapa hari usai resepsi pernikahan. Di era saat ini, beberapa prosesi adat memang sudah mulai ditinggalkan karena maraknya konsep pernikahan modern. Namun, prosesi ngunduh mantu masih cukup banyak dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Nah, seperti apa prosesi ngunduh mantu? Dan bagaimana tata caranya? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut!
Secara bahasa, ngunduh mantu memiliki arti yang unik. Ngunduh artinya memanen atau menuai, sedangkan mantu artinya menantu. Secara makna ngunduh mantu bisa diartikan perayaan bagi keluarga yang telah mendapatkan menantu.
Tidak hanya itu, ngunduh mantu juga bisa dimaknai sebagai tilik besan yang artinya menengok atau menjenguk besan. Hal ini sesuai dengan prosesinya di mana keluarga pengantin wanita mengunjungi keluarga pengantin pria. Selain itu, ngunduh mantu juga menjadi sarana silaturahmi dua keluarga besar.
Pada umumnya, ngunduh mantu dalam tradisi masyarakat Jawa dilakukan pada lima hingga tujuh hari setelah resepsi pernikahan. Namun, hal ini bukan patokan pasti karena menyesuaikan kesiapan dua belah pihak keluarga.
Ada yang melangsungkan prosesi ngunduh mantu sehari setelah resepsi seperti saat pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep-Erina Gudono. Ada pula yang melangsungkan ngunduh mantu sekitar 2-3 minggu usai resepsi seperti pernikahan pedangdut, Denny Caknan-Bella Bonita.
Biasanya, hajatan besar pernikahan digelar oleh pihak keluarga pengantin wanita. Nah, beda lagi dengan ngunduh mantu yang umumnya digelar oleh pihak keluarga pengantin pria. Dalam prosesi ngunduh mantu ini, sepasang pengantin bersama keluarga dan tetangga pihak wanita berkunjung ke rumah keluarga pengantin laki-laki. Inilah kenapa ngunduh mantu menjadi sarana untuk silaturahmi dan jadi simbol kedekatan dua belah keluarga setelah pernikahan.
Acara ngunduh mantu yang sesuai prosesi adat, sebenarnya hampir mirip dengan resepsi pernikahan, lengkap dengan pelaminan dan beberapa tradisi adat lainnya. Bedanya, acara tersebut diselenggarakan oleh pihak pria. Secara garis besar, orang tua kedua pengantin pria akan menjemput orang tua pengantin wanita di suatu sudut acara.
Kemudian diantar untuk duduk di salah satu sisi pelaminan. Selanjutnya orang tua pengantin pria menenpati sisi pelaminan sebelahnya. Barulah kedua pengantin akan menaiki pelaminan untuk melaksanakan sungkeman sebagai wujud bakti dan penghormatan kepada kedua orang tua.
Jika dibanding prosesi adat sebelum pernikahan, prosesi ngunduh mantu terbilang lebih sederhana. Namun, tetap saja ada beberapa prosesi adat yang perlu kamu laksanakan. Berikut ini penjelasan rinci mengenai susunan acara ngunduh mantu yang saat ini masih umum dilaksanakan:
Pihak keluarga pengantin pria akan mengirimkan utusan atau perwakilan keluarga ke rumah keluarga pengantin wanita. Kedatangan utusan membawa sajian berupa pisang ayu dan suru ayu sebagai lambang sedyi rahayu yang artinya kesejahteraan. Utusan akan meminta izin pada keluarga pengantin wanita untuk membawa kedua pengantin menuju rumah besan atau tempat ngunduh mantu.
Prosesi ini disebut juga dengan rombongan iring-iringan pengantin menuju kediaman besan. Pangombyong terdiri atas kedua pengantin, orang tua dan keluarga pengantin wanita, beserta kerabat, bahkan hingga tetangga terdekat. Biasanya bila ngunduh mantu digelar oleh orang besar atau tokoh tertentu akan digelar pawai menggunakan kereta kuda.
Setibanya di kediaman keluarga pengantin pria, rombongan pangombyong akan disambut dengan iringan gending boyong nganten. Inilah yang membuat acara makin ramai bak pesta adat.
Sesampainya di kediaman besan, akan dilaksanakan prosesi wijik pupuk, yaitu sesi mencuci kaki kedua pengantin menggunakan bunga setaman. Prosesi ini dilakukan oleh ibu pengantin pria. Tujuan wijik pupuk yakni untuk menghilangkan energi buruk yang didapat pada saat perjalanan.
Prosesi selanjutnya melibatkan kedua belah pihak keluarga, di mana akan terjadi dialog singkat sebagai simbol penyerahan pengantin dari keluarga pihak wanita pada pihak keluarga pria. Dialog ini akan diterima oleh pihak keluarga pria sekaligus sebagai sambutan acara.
Usai serah terima pengantin dari pihak keluarga, kemudian kedua pengantin diharuskan meneguk dua gelas air bening yang diberikan oleh ibu pengantin pria. Unjuk berarti minum, tirto berarti air, sehingga artinya meminum air. Prosesi ini sebagai simbol selamat datang dan mengandung doa agar rumah tangga yang terjalin akan dilimpahi kedamaian.
Prosesi ini merupakan rangkaian penyambutan oleh pihak keluarga pria pada rombongan keluarga besan dengan membawa seperangkat seserahan. Orang tua pengantin pria akan menjemput orangtua pengantin wanita, kemudian diantar menuju salah satu sisi pelaminan.
Setelah itu, ibu pengantin pria akan mengalungkan kain sindur pada bahu kedua pengantin. Kemudian berjalan perlahan diiringi gending boyong manten. Sementara sang ayah mengambil keris milik putranya, kemudian diganti dengan pusaka. Setelah itu, ibu pengantin pria akan menuntun kedua pengantin menuju pelamin dengan cara merangkul keduanya dari belakang.
Sebelum duduk di pelaminan, kedua pengantin melakukan prosesi sungkeman kepada kedua belah pihak orang tua. Prosesi ini sebagai wujud bakti dan penghormatan kedua pengantin. Biasanya pengantin akan memohon doa restu untuk memulai membina rumah tangga dan ucapan terima kasih atas bimbingan mereka selama ini.
Prosesi ngunduh mantu umumnya ditutup dengan doa untuk kebaikan rumah tangga pengantin dan juga kedua belah pikah keluarga. Kemudian acara dilanjutkan dengan ramah tamah antara kedua keluarga besar. Nah, itulah rangkaian acara ngunduh mantu pengantin Jawa sesuai dengan adat.
Seiring perkembangan zaman dan tren pernikahan yang semakin modern, banyak pasangan pengantin yang memilih meninggalkan prosesi adat dengan pertimbangan memilih prosesi yang lebih simpel. Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa prosesi pernikahan adat cukup panjang dan membutuhkan banyak waktu dan biaya.
Kendati demikian, prosesi ngunduh mantu masih banyak dilakukan, meski mengusung konsep pernikahan modern. Pelaksanaanya umumnya jauh lebih sederhana daripada ngunduh mantu sesuai adat. Dalam hal ini, hanya sebagai sarana silaturahmi dari keluarga pihak wanita kepada pihak keluarga pria, usai menggelar hajatan pernikahan.
Ngunduh mantu modern biasanya tidak memakai susunan acara adat, hanya sebatas salam kedatangan yang disampaikan perwakilan pihak keluarga wanita dan salam sambutan dari pihak keluarga pria. Acara ngunduh mantu modern pun biasanya lebih intimate, karena susunan acaranya yang lebih santai.
Nah, itulah gambaran prosesi ngunduh mantu baik secara prosesi adat maupun secara modern. Dari penjelasan di atas, bisa kita simpulkan bahwa ngunduh mantu adalah puncak rangkaian acara pernikahan yang bisa dilakukan secara adat maupun modern sebagai sarana silaturahmi kedua belah pihak keluarga pengantin. Gimana, tertarik untuk menggelar ngunduh mantu juga? Yuk, pahami tentang prosesi adat pernikahan lainnya, di sini!
Nggak terasa tahun 2024 akan segera usai! Dalam fashion jewellery, perhiasan emas selalu menjadi pilihan…
Cincin bukan sekadar aksesori; ia adalah bahasa tanpa kata yang mampu mengungkapkan cinta, komitmen, dan…
Halo, calon pengantin! Siapa sih yang nggak pengen momen pernikahannya berjalan mulus tanpa hambatan? Buat…
Pernikahan adalah salah satu momen paling berharga dalam hidup, dan persiapannya tentu nggak boleh asal-asalan.…
Kamu mungkin sudah sering mendengar kalau menikah itu adalah salah satu momen terindah dalam hidup.…
Mau acara lamaran yang nggak sekedar tepuk tangan dan tukar cincin? Saatnya bikin momen yang…