Menikah adalah langkah besar yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pernikahan. Sebelum melangkah ke dalam komitmen seumur hidup, penting bagi pasangan untuk mengetahui tujuan pernikahan. Menyadari bahwa pernikahan bukan hanya tentang upacara dan pesta, melainkan sebuah perjalanan panjang yang melibatkan banyak dinamika dan aspek kehidupan.
Lewat ulasan ini, kami mengajak kamu untuk merenung dan memahami tujuan-tujuan utama yang seharusnya menjadi landasan sebelum mengambil langkah ke jenjang pernikahan. Siap?
1. Mematuhi perintah Allah
Di dalam Islam, mematuhi perintah Allah adalah pondasi yang kuat dalam membangun pernikahan bahagia dan berkelanjutan. Tujuan pernikahan yang pertama, yakni membentuk kemitraan emosional dan spiritual, sesungguhnya memiliki akar dalam ajaran agama.
Dalam membangun hubungan, pasangan diingatkan untuk saling mencintai, menghormati, serta mendukung satu sama lain sebagaimana ajaran agama mengajarkan kasih sayang dan penghargaan.
Perintah untuk membentuk keluarga yang sehat juga terkait erat dengan nilai-nilai agama. Pasangan diajak untuk memahami dan menjalankan peran serta tanggung jawab mereka dalam membentuk lingkungan keluarga yang penuh keberkahan. Dalam agama, keluarga dianggap sebagai pondasi masyarakat yang utuh.
Selain itu, konsep pertumbuhan pribadi juga dipandang sebagai tugas yang diamanahkan oleh Allah. Pernikahan diarahkan untuk saling membantu dan membangun satu sama lain, sehingga setiap individu dapat mencapai potensi terbaik mereka sesuai dengan rencana yang Allah tetapkan.
Adapun perintah mengenai perencanaan masa depan, agama mengajarkan untuk hidup sederhana dan bijaksana dalam mengelola harta serta memiliki visi bersama. Dengan mematuhi perintah Allah dalam pernikahan, pasangan tidak hanya membangun hubungan yang harmonis di dunia, tetapi juga mendapatkan keberkahan serta persiapan untuk kehidupan akhirat.
Memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama menjadi pilar yang kokoh dalam menjalani pernikahan, membimbing pasangan dalam menghadapi perjalanan hidup bersama dengan penuh rasa ketakwaan.
2. Membentuk keluarga dan generasi penerus
Salah satu tujuan menikah adalah membentuk keluarga yang kokoh dan harmonis. Pernikahan menciptakan landasan bagi pasangan untuk membangun ikatan emosional yang kuat dan berkomitmen dalam membesarkan generasi penerus.
Dengan membentuk keluarga, pasangan dapat menyatukan nilai-nilai, tradisi, dan tujuan hidup bersama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak mereka. Keluarga menjadi tempat pertama di mana nilai-nilai moral dan etika diajarkan, menciptakan fondasi karakter yang kokoh bagi generasi penerus.
Selain itu, pasangan dapat menciptakan warisan kehidupan yang berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya, memberikan makna dan kontinuitas pada eksistensi keluarga mereka.
3. Membangun rumah tangga bahagia
Dalam upaya mencapai tujuan pernikahan ini, pasangan perlu memiliki visi bersama mengenai bagaimana mereka ingin membentuk kehidupan rumah tangga yang harmonis. Hal ini mencakup kesediaan untuk saling mendukung dalam setiap aspek kehidupan, membangun keintiman yang mendalam, dan berkomunikasi secara terbuka.
Pemahaman yang jelas tentang tanggung jawab finansial dan perencanaan masa depan bersama juga penting untuk menciptakan stabilitas dalam rumah tangga. Pasangan perlu memahami bahwa membangun rumah tangga bahagia melibatkan komitmen untuk tumbuh bersama, belajar dari perbedaan, dan bersikap fleksibel dalam menghadapi tantangan.
Dengan merangkul nilai-nilai seperti kesetiaan, kepercayaan, serta penghargaan satu sama lain, pasangan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menjalani pernikahan yang bahagia dan bermakna.
4. Mendapat ketenangan hidup
Ketenangan dalam hidup merupakan salah satu dampak positif pernikahan di kehidupan sehari-hari. Pasangan yang saling mendukung akan menciptakan lingkungan harmonis dan tenang.
Hal ini mengarahkan setiap pasangan memiliki ikatan pernikahan yang kokoh. Kedamaian tersebut tidak hanya berasal dari rasa cinta, tetapi juga kestabilan emosional dan dukungan mental yang saling diberikan.
Saat pasangan dapat saling mengandalkan satu sama lain dalam menghadapi tantangan hidup, terbentuklah ketenangan batin yang membawa kebahagiaan. Pernikahan memberikan kesempatan untuk saling berbagi beban, meredakan stres, dan menciptakan suasana rumah yang nyaman.
Memegang cita-cita demi mencapai ketenangan hidup bersama sebagai tujuan menikah akan membuat pasangan dapat membangun pondasi yang kuat untuk mengarungi segala lika-liku kehidupan mereka selanjutnya dengan penuh keyakinan dan kepercayaan.
5. Cinta dan keterikatan emosional
Dalam konteks pernikahan, cinta dan keterikatan emosional merupakan pondasi utama yang mendefinisikan hubungan antara dua individu. Poin ini menekankan bahwa pernikahan bukanlah sekadar kemitraan formal, melainkan janji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain.
Keterikatan emosional menciptakan ikatan yang erat, memungkinkan pasangan untuk melewati berbagai rintangan dan suka cita bersama. Pernikahan bukan hanya tentang kehadiran fisik, tetapi juga keseimbangan emosional yang menguatkan ikatan di antara mereka. Cinta dan keterikatan emosional memberikan landasan yang solid untuk menjalani pernikahan dengan kebahagiaan dan keharmonisan sejati.
6. Menjaga kesucian diri
Kesucian dalam konteks ini mencakup kesetiaan, integritas, dan kejujuran. Dalam sebuah pernikahan yang kokoh, pasangan diharapkan untuk saling menghormati dan menjaga kepercayaan satu sama lain. Mempertahankan kesucian diri mengimplikasikan komitmen untuk setia dan setuju untuk membangun kehidupan bersama dengan integritas serta kejujuran yang tinggi.
Memahami pentingnya menjaga kesucian diri membuat pasangan membentuk hubungan yang lebih dalam dan bermakna. Sehingga, mereka akan menjadikan pernikahan sebagai perjalanan penuh kehormatan dan saling pengertian.
7. Keamanan finansial
Poin ini menandakan pentingnya niat bersama untuk menciptakan stabilitas keuangan serta saling mendukung dalam meraih tujuan karir dan finansial. Pasangan yang memiliki niat untuk mencapai kestabilan finansial dapat bekerja sama dalam perencanaan keuangan, mengelola anggaran, dan merencanakan kehidupan masa depan bersama keluarga.
Mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan karir dan finansial juga merupakan langkah bijak dalam membangun pernikahan yang sehat. Pasangan dapat saling memberikan dorongan, motivasi, dan dukungan praktis untuk mencapai impian dan tujuan masing-masing.
Ini mencakup pembahasan terbuka mengenai tujuan karir jangka panjang, investasi, serta rencana tabungan untuk keperluan mendatang. Keamanan finansial menciptakan lingkungan yang lebih tenang dan stabil dalam rumah tangga. Adanya kestabilan finansial juga akan mengurangi stres yang dapat muncul dari masalah keuangan.
Dengan bekerja sama dalam menciptakan kestabilan finansial, pasangan dapat mengatasi tantangan keuangan dan merayakan kesuksesan bersama. Kesadaran akan pentingnya keamanan finansial adalah langkah awal menuju pernikahan yang kuat, memastikan bahwa pasangan dapat menjalani perjalanan hidup bersama dengan percaya diri dan aman secara keuangan.
8. Menciptakan kesehatan diri
Tujuan lain dari menikah adalah menciptakan kesehatan dalam diri, baik secara fisik maupun non-fisik. Dalam pernikahan, dapat diamati bahwa hubungan seksual antara suami dan istri memiliki dampak positif terhadap sejumlah organ dalam tubuh manusia.
Dari perspektif non-fisik, pernikahan berfungsi sebagai sarana untuk menghindari perzinaan, secara agama dianggap sebagai tindakan yang tidak dibenarkan. Pemeliharaan gairah seksual perlu diatur agar tidak melibatkan diri dalam perilaku yang tidak diinginkan.
Perzinaan dapat menimbulkan masalah serius, termasuk risiko terkena berbagai penyakit kelamin. Oleh karena itu, pernikahan memiliki tujuan untuk memperkuat ketahanan tubuh dan jiwa terhadap berbagai macam penyakit, baik secara fisik maupun non-fisik.
9. Penenang hati dalam beribadah
Poin penenang hati dalam beribadah menjadi esensial dalam persiapan menuju pernikahan. Dalam kehidupan pernikahan, kegiatan beribadah bukan hanya menjadi ritual, melainkan juga sumber ketenangan dan kekuatan spiritual.
Beribadah bersama pasangan menciptakan ikatan spiritual yang mendalam, membawa kedamaian dalam rumah tangga. Doa, membaca kitab suci, atau merenung bersama adalah cara-cara untuk menenangkan hati dan menguatkan ikatan cinta.
Kebersamaan dalam beribadah membantu pasangan untuk bersama-sama mencari petunjuk hidup dan menghadapi tantangan dengan keyakinan bersama. Dalam hubungan pernikahan, penenang hati melalui ibadah akan memperkuat hubungan spiritual pasangan, membimbing mereka menuju makna pernikahan yang lebih dalam dan bermakna secara rohaniah.
10. Penyempurna agama
Sesuai hadis Rasulullah “Barangsiapa menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh ibadahnya (agamanya). Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah SWT dalam memelihara yang sebagian sisanya.” (HR. Tabrani dan Hakim).
Tujuan menikah dalam Islam, setengah dari ketaatan agama dan ibadah dapat tercapai ketika kita mampu menjalani pernikahan dengan pasangan. Oleh karena itu, kebahagiaan dunia dan akhirat akan terasa lebih memikat ketika kita berjalan bersama pasangan yang sesuai.
Penting untuk diingat bahwa pernikahan tidak hanya tentang mengadakan pesta merayakan perasaan cinta semata. Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai bersama pasangan.
Keberlanjutan cinta serta kesejahteraan rumah tangga tergantung pada kesadaran dan komitmen bersama untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Semoga pernikahan kamu nantinya menjadi sebuah perjalanan indah yang penuh makna dan keberkahan. Selamat memulai bab baru dalam kehidupan pernikahan bersama pasangan!