Ketika membicarakan tentang pernikahan, salah satu hal yang perlu kamu persiapkan sejak lama adalah tabungan untuk biaya menikah itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, biaya menikah secara modern dengan resepsi membutuhkan cukup banyak uang. Bahkan pernikahan sederhana sekalipun tetap membutuhkan modal.
Mengingat tidak sedikit orang yang menunda atau bahkan gagal nikah karena terkendala di biaya, kami akan membagikan mengenai pembagian biaya menikah dari sudut pandang Islam. Penasaran? Simak ulasan selengkapnya di bawah, ya!
Siapa yang Menanggung Biaya Menikah?
Pembahasan mengenai biaya pernikahan bisa menjadi cukup sensitif untuk pasangan yang ingin lanjut ke jenjang selanjutnya. Pasalnya, setiap orang memiliki impian pernikahannya masing-masing. Ada yang cukup menikah di KUA saja, ada yang ingin pernikahan sederhana, dan ada juga yang ingin melangsungkan pernikahan mewah. Semua prosesi ini membutuhkan biaya meskipun nominalnya berbeda-beda.
Kemudian pertanyaannya, kepada siapa biaya menikah ini ditanggungkan? Ada pasangan yang membagi biaya pernikahan berdua atau bahkan dibebankan sepenuhnya ke salah satu pihak. Sedangkan dalam Islam sendiri sudah ada panduan jelas mengenai siapa yang bertanggung jawab atas biaya menikah, yaitu pihak laki-laki yang bertanggung jawab akan biaya pernikahan.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW mengenai pernikahan yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, di mana beliau bersabda, “Jika seorang laki-laki datang kepada kalian untuk meminang anak perempuan kalian, dan kalian ridho dengan akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah dia. Jika tidak, maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar.”
Ada juga riwayat Nabi yang mengatakan bahwa walimah atau pesta pernikahan ditanggung oleh pihak laki-laki sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW dari HR. Bukhari dan Muslim, “Lakukanlah walimah walaupun dengan seekor kambing.”
Berdasarkan riwayat di atas, maka para ulama ahli fiqih dan hadist menyimpulkan bahwa biaya menikah merupakan tanggung jawab pihak laki-laki. Hal ini pun sejalan dengan peran seorang laki-laki yang sudah berubah status menjadi suami setelah akad, di mana salah satu tanggung jawab mereka adalah untuk menafkahi istrinya.
Lalu, apakah ada batasan biaya menikah untuk resepsi atau pesta pernikahan? Berdasarkan hadist di atas, Nabi menyunahkan bahwa sebaiknya kamu menjalankan walimah jangan sampai kurang dari seharga kambing. Untuk bentuk jamuan atau makannya sendiri tidak ada batasan yang seperti apa dan bisa kamu sajikan sesuai dengan kemampuan. Jadi, kamu boleh menyediakan makanan apapun asalkan biayanya tidak kurang dari seharga seekor kambing.
Bolehkan Pihak Wanita Menanggung Biaya Menikah?
Prosesi pernikahan di Indonesia dengan berbagai macam adat memiliki keunikannya tersendiri. Salah satunya adalah pembagian biaya pernikahan yang bisa berbeda-beda sesuai adatnya. Seperti contohnya di Jawa, Sunda, dan Minang, biasanya pihak perempuan yang menanggung sebagian besar biaya pernikahannya. Lalu, bagaimana sebaiknya biaya menikah ini dibagi?
Dalam Islam sendiri, Nabi tidak mengharamkan pihak perempuan untuk turut membantu biaya pernikahan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi kamu dan pasangan bisa membagi secara rata untuk biaya menikah ini. Bisa dibagi 50% masing-masing, atau membagi dengan cara lain. Misalnya saja kamu membayar biaya gedung dan dokumentasi, sedangkan pasangan membayar keperluan dekorasi dan catering. Atau bisa juga pembagian lainnya.
Jadi, sebenarnya untuk biaya pernikahan ini bisa dibahas bersama pasangan mengenai pembagiannya. Akan sangat membantu jika kamu dan pasangan sama-sama terbuka mengenai kondisi finansial dan keinginan masing-masing. Dengan begitu, kamu dan pasangan akan lebih mudah dalam menyiapkan berbagai macam biaya pernikahan mulai dari lamaran hingga resepsinya.
5 Jenis Biaya Pernikahan
Setelah mengetahui pembagian biaya menikah menurut Islam, sekarang kami akan membagikan juga mengenai jenis-jenis biaya pernikahan mulai dari akad hingga resepsinya. Berikut adalah beberapa biaya dengan keperluan yang berbeda yang bisa kamu persiapkan:
1. Lamaran
Prosesi pernikahan tidak hanya dilakukan saat akad saja, namun juga mulai dari lamaran. Saat ini, banyak pasangan yang melangsungkan prosesi lamaran dengan riasan dan dekorasi lengkap seperti ketika melakukan resepsi pernikahan. Tentunya ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit juga.
Apakah perlu melangsung acara lamaran seperti ini? Semua kembali ke pilihan masing-masing. Kamu bisa menggelar acara lamaran yang besar dan mewah dengan mengundang banyak orang, namun lamaran juga tetap berlaku meskipun kamu hanya mengundang keluarga inti dan kerabat dekat saja. Yang pasti, kamu tidak boleh lupa bahwa inti dari prosesi lamaran adalah keluarga pihak pria yang menyambangi kediaman pihak wanita untuk meminang dan meminta restu orang tuanya.
2. Mahar
Selanjutnya adalah biaya menikah yang tidak bisa dihindari, yaitu mahar. Mengapa demikian? Mahar adalah wajib hukumnya. Mahar sendiri merupakan pemberian dari pihak pria kepada pihak wanita sebagai salah satu cara untuk menunjukkan bahwa pihak pria menghormati pihak wanita dan siap menafkahi secara lahir dan batin.
Mahar ini sendiri bentuknya bisa bermacam-macam. Mulai dari mahar perhiasan, uang, perlengkapan ibadah, surat tanah, saham perusahaan, hingga hewan ternak pun bisa kamu jadikan sebagai mahar untuk calon pengantin wanita. Namun ada juga beberapa mahar yang dilarang seperti mahar yang memberatkan pihak pria baik dalam segi harga maupun jumlah, mahar yang tidak memiliki nilai, mahar yang berlebihan, dan mahar yang didapatkan dengan cara yang tidak baik.
Lalu, bolehkah menikah tanpa memenuhi mahar yang diminta? Sebagian besar ulama seperti Hanafi, Syafii, dan Hanbali menyatakan bahwa pernikahan akan tetap sah meskipun pihak laki-laki tidak memberikan mahar yang disyaratkan. Hal ini karena mahar sendiri bukan merupakan rukun dalam pernikahan. Namun pihak suami tetap dihitung berdosa karena mahar adalah hak istri, dan suami seharusnya memenuhi hak istrinya tersebut.
3. Mas Kawin
Biaya menikah berikutnya adalah mas kawin yang merupakan tanda cinta dan kasih sayang dari pihak pria ke pihak wanita. Hukum memberikan mas kawin sendiri dalam Islam adalah sunnah. Mas kawin ini juga beragam bentuknya seperti mahar. Untuk harga maupun jumlahnya sendiri merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak pria dan wanita yang akan menikah.
4. Akad Nikah
Prosesi akad nikah merupakan inti dari semua prosesi yang ada. Sah atau tidaknya suatu pernikahan akan ditentukan ketika mempelai pria menjabat tangan penghulu dan menyatakan bahwa ia akan menikahi dan membangun rumah tangga bersama wanita pilihannya.
Untuk biayanya sendiri, sebenarnya cukup terjangkau dalam prosesi akad nikah. Jika kamu melangsungkan akad nikah di kantor KUA pada hari kerja, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali alias gratis! Namun jika kamu melangsungkan pernikahan di akhir pekan atau memanggil penghulu dari KUA ke rumah, maka kamu perlu mengeluarkan biaya sebesar 600 ribu rupiah saja. Sangat terjangkau, bukan?
Tentunya kamu akan membutuhkan biaya lebih banyak untuk melangsungkan akad nikah dengan dekorasi yang indah dan riasan menawan. Namun biaya ini juga bisa kamu gabungkan dengan biaya resepsi yang biasanya sudah satu paket dari pihak vendornya.
5. Resepsi
Ini dia biaya menikah yang cukup menguras tabungan: resepsi. Banyak pasangan yang totalitas untuk melangsungkan resepsi pernikahan dengan meriah karena mereka ingin merayakan hari bahagia bersama tamu undangan. Ruangan dengan dekorasi indah, dengan pencahayaan yang terang, serta ditemani jamuan yang menggugah selera, tidak hanya menciptakan pesta pernikahan yang meriah, namun juga akan terasa nyaman dan berkesan.
Dalam resepsi pernikahan ini sendiri, pasangan juga bisa bertemu kembali dengan teman atau kolega yang sudah lama tidak bertemu. Hubungan silaturahmi juga terjalin kembali. Ada banyak konsep pernikahan yang bisa kamu coba, mulai dari konsep pernikahan Islami, sederhana, mewah, simpel, dan banyak konsep lainnya yang bisa kamu pilih bersama pasangan.
Pertimbangan Biaya Pernikahan
Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu semakin pusing dengan banyaknya biaya menikah atau semakin mantap untuk nabung lebih banyak, nih? 5 jenis biaya di atas hanya penjelasan dan ringkasan singkat dan sekiranya akan kamu perlukan. Untuk jumlah totalnya sendiri bisa berbeda-beda tergantung kebutuhan dan keinginan.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan total biaya menikah dan pembagiannya:
1. Kondisi Ekonomi
Salah satu hal yang penting sebelum melangsungkan pernikahan adalah memahami kemampuan finansial sendiri. Jika sekiranya kamu memiliki tabungan yang cukup untuk melangsungkan pernikahan sederhana, maka langsungkanlah pernikahan itu. Jangan memaksakan diri dan pasangan untuk menggelar acara pernikahan yang melebihi kemampuan sendiri.
Tidak sedikit pasangan yang rela berhutang ke sana-sini untuk bisa melangsungkan pernikahan impian. Tentu pernikahan tetap sah, namun jangan sampai kamu dan pasangan mengawali rumah tangga bersama dengan lilitan hutang, ya. Perlu diingat bahwa pesta pernikahan yang hanya dilangsungkan dalam jangka waktu satu hari itu bisa kamu gunakan untuk memenuhi biaya kehidupan sehari-hari. Jadi, lebih bijaklah dalam mengalokasikan biaya menikah agar tidak menyesal di kemudian hari.
Jika kamu ingin melangsungkan resepsi pernikahan yang besar dan mewah, maka kamu bisa fokus menabung dulu bersama pasangan dan mulai mencicil kebutuhannya mulai dari sekarang. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa terbebani akan biaya menikah yang semakin meningkat setiap tahunnya.
2. Tradisi dan Kebudayaan
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, ada beberapa suku di Indonesia yang membebankan biaya pernikahan ke salah satu pihak saja. Mungkin ada beberapa suku yang masih terbiasa dan tidak heran dengan tradisi ini, namun tidak menutup kemungkinan bahwa suku lain mau menerima dan terbuka dengan pilihan pembagian biaya menikah sehingga tidak memberatkan salah satu pihak.
Namun jika ada tradisi yang masih erat dan memang memaksa kamu harus menjadi pihak yang menanggung semua biayanya sendiri, maka mau tidak mau kamulah yang harus membayar semuanya. Jika sudah begini, hal yang bisa kamu lakukan adalah berusaha untuk memiliki tabungan yang cukup untuk bisa melangsungkan pernikahan sesuai dengan adat dan tradisi yang ada.
3. Hindari FOMO
FOMO atau fear of missing out, yaitu perasaan dalam diri seseorang yang merasa takut akan ketinggalan sesuatu yang sedang trending. Seperti contohnya trend menikah mudah di tahun 2019-2020 yang membuat banyak orang ingin merasakan indahnya menikah di usia awal 20an. Padahal, menikah merupakan komitmen dan ibadah seumur hidup yang harus kamu lakukan bersama pasangan. Sedangkan mental pria wanita di usia awal 20an yang masih labil dan belum tentu memiliki penghasilan sendiri, akan menyulitkan mereka untuk memenuhi nafkah lahir dan batin bagi pasangannya.
Trend pernikahan bisa berubah-ubah setiap waktu. Untuk itu, pastikan kamu melangsungkan pernikahan dengan niat untuk menjalin komitmen bersama pasangan seumur hidup. Hindari melakukan hal-hal yang kurang berarti dan membuat biaya membengkak hanya untuk menuruti gengsi dan trend yang ada agar tidak menghilangkan esensi dari pernikahan itu sendiri.
Nah, itu dia pembahasan lengkap mengenai biaya menikah mulai dari siapa yang menanggungnya, jenisnya, hingga beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan dalam menyusun anggaran pernikahan. Semoga ulasan ini bermanfaat dan membuat kamu semakin mantap dalam mempersiapkan pernikahan, ya!