Wedding

Dear Calon Pengantin, Begini Aturan Mahar Pernikahan yang Harus Kamu Ikuti!

Mahar Pernikahan—Pernikahan adalah momen yang penuh makna, di mana berbagai tradisi dan simbol penting saling terhubung. Di momen ini, kamu dan pasangan bersatu, memperlihatkan luar biasanya perjalanan hidup yang telah kalian lalui bersama—betapa kuat, berharga, serta cantiknya kalian dalam menghadapi segala tantangan, hingga akhirnya bersatu dalam ikatan suci pernikahan.

Karena itulah, simbol dan tradisi dalam pernikahan tidak boleh dianggap remeh, salah satunya adalah mahar. Mahar, atau maskawin, adalah salah satu syarat sah dalam pernikahan, terutama dalam ajaran Islam. Banyak yang menganggap mahar hanya sekadar formalitas, padahal sebenarnya, mahar memiliki makna yang sangat mendalam.

Bagi calon pengantin, memahami aturan mengenai mahar sangatlah penting. Mahar bukan hanya sekadar pemberian materi, tetapi juga simbol tanggung jawab, penghargaan, dan komitmen dalam kehidupan pernikahan. Jadi, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, pastikan kamu dan pasangan telah memahami apa itu mahar, bagaimana aturannya, agar proses pernikahan menjadi lebih bermakna serta sesuai dengan ketentuan yang ada. 

Apa itu mahar?

Fotografi: Imagenic via Seserahan Indonesia

Mahar, atau yang sering disebut maskawin, adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada pengantin wanitanya ketika mereka akan menikah. Bentuknya bisa bermacam-macam, mulai dari uang, barang, hingga jasa, tergantung kesepakatan. 

Di dalam Al-Qur’an, ada dalil yang menjelaskan tentang mahar, tepatnya di surat An-Nisa ayat 4. Ayat tersebut mengatakan, “Berikanlah mahar atau maskawin kepada wanita yang engkau nikahi, sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”

Setelah akad nikah dilakukan, mahar ini sepenuhnya menjadi milik istri. Suami tidak lagi memiliki hak atas apa yang telah ia berikan, entah itu uang, barang, atau jasa. Suami boleh memelihara atau menjaga barang tersebut, tetapi tidak boleh memakainya untuk kepentingan pribadi tanpa izin dari istri. 

Dalam bahasa Arab, mahar dikenal dengan istilah al-shidaq, yang berarti pemberian dari mempelai pria kepada pengantin wanita. Mahar ini bukan sekadar hadiah biasa; lebih dari itu, mahar adalah bukti keseriusan mempelai pria dalam meminang wanita yang ia cintai. Ini juga menunjukkan niat baik pria untuk selalu berbuat baik kepada istrinya.

Jenis-jenis Mahar Pernikahan

Fotografi: Thepotomoto via Seserahan Indonesia

Sekarang ini, ada banyak pilihan barang yang bisa dijadikan mahar pernikahan. Pastikan mahar yang diberikan bermanfaat untuk kehidupan calon istri di masa depan. Di zaman sekarang, beberapa calon pengantin bahkan lebih memilih mahar berbentuk instrumen investasi jangka panjang sekaligus untuk tabungan masa depan. 

Ada beberapa jenis mahar yang perlu diketahui. Mari kita bahas satu per satu dengan bahasa yang mudah dipahami.

  • Mahar Mitsil

Mahar mitsil adalah jenis maskawin yang belum disepakati atau disebutkan jumlahnya saat akad nikah, tetapi situasinya menjadi rumit karena suami meninggal dunia sebelum itu ditetapkan. Dalam kasus seperti ini, mahar ditentukan berdasarkan kebiasaan atau standar yang berlaku di keluarga atau masyarakat tempat mempelai wanita berasal. 

Misalnya, jika dalam keluarganya biasanya mahar berupa sejumlah emas atau uang, maka mahar untuknya bisa mengikuti standar tersebut. Jadi, meskipun jumlah mahar belum ditentukan sebelumnya, tetap ada aturan yang mengatur bagaimana maskawin itu dihitung.

  • Mahar Musamma

Mahar musamma disebutkan secara jelas bentuk, wujud, atau nilainya dalam proses akad nikah. Suami wajib menunaikan mahar ini sesuai dengan yang telah disebutkan. Mahar musamma ini sebaiknya diberikan saat akad nikah atau sebelum suami menggauli istri.

Hal ini untuk mencegah perselisihan dengan istri di masa mendatang. Namun, jika suami belum mampu menunaikannya segera, mahar dapat diberikan di kemudian hari selama mereka masih dalam ikatan pernikahan.

  • Mahar Hilang

Adapun jika mahar hilang sebelum sempat diserahkan kepada mempelai wanita, calon suami wajib bertanggung jawab untuk menggantinya. Namun, pengganti bisa barang lain yang sama bentuk dan jenisnya atau dengan benda bernilai setara. 

  • Mahar Cacat

Sama halnya dengan mahar hilang, jika maskawin ternyata cacat atau tidak sesuai harapan, maka calon pengantin wanita bisa meminta penggantinya. Namun, jika calon istri merasa tidak keberatan, mahar tetap dapat digunakan dan diserahkan kepadanya ketika akad. 

Bentuk-bentuk mahar

Fotografi: Mamoto via Beblooms Mahar

Dalam praktiknya, mahar memiliki beberapa bentuk yang perlu dipahami oleh calon pengantin, agar proses penyerahan mahar berjalan sesuai dengan ajaran dan tradisi yang ada. Apa saja contohnya?

  • Uang

Para ulama telah memberikan aturan memberikan mahar dalam bentuk uang. Jika ingin memberikan mahar tidak boleh kurang dari 10 dirham dan tidak boleh lebih 500 dirham. Jika dirupiahkan, satu dirham setara dengan Rp 185 ribu. 

  • Logam mulia

Salah satu barang yang sering dijadikan mahar adalah logam mulia. Di pasaran, nilai logam mulia bervariasi, mulai dari 0,5 gram hingga 1000 gram. Ada yang memilih berat logam mulia sesuai dengan tanggal spesial mereka. Ingat, logam mulia adalah investasi jangka panjang, jadi pastikan untuk selalu mengecek harga emas agar sesuai dengan budget kamu!

  • Perhiasan

Emas perhiasan bisa dijadikan mahar dalam Islam. Suami boleh memberikan emas pada calon istri, dengan beberapa ulama berpendapat bahwa minimalnya adalah 1 dirham atau sekitar 0,4 gram emas. Untuk jumlah 500 dirham, setara dengan 200 gram emas 24 karat, yang merupakan kualitas terbaik.

Foto: Set Perhiasan Berlian V&Co Jewellery
  • Seperangkat alat salat

Ketika berbicara tentang mahar dalam pernikahan, salah satu yang sering muncul adalah seperangkat alat salat. Ini bukan hanya soal memenuhi syarat sahnya pernikahan, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. 

Seperangkat alat salat biasanya terdiri dari sajadah, mukena, sarung, dan Al-Qur’an. Bagi banyak pasangan, pilihan ini dianggap sederhana namun penuh makna, karena mencerminkan harapan agar kehidupan rumah tangga selalu dilandasi dengan nilai-nilai agama.

Memilih seperangkat alat salat sebagai mahar juga memiliki nilai simbolis. Ini menunjukkan bahwa pasangan suami istri diharapkan dapat saling mendukung dalam menjaga ibadah mereka. Sajadah dan mukena, misalnya, bisa digunakan untuk salat bersama, mempererat hubungan spiritual antara suami istri. Sedangkan Al-Qur’an menjadi panduan hidup yang bisa dibaca dan dipelajari bersama.

Foto via Beblooms Seserahan

Dalam Islam, mahar tidak harus mewah atau mahal, tetapi harus memenuhi ketentuan dan sesuai dengan kemampuan calon suami. Seperangkat alat salat menjadi pilihan yang bijak karena selain bermanfaat, juga terjangkau oleh banyak kalangan. Ini menegaskan bahwa nilai sebuah mahar tidak diukur dari harganya, tetapi dari niat dan keikhlasan dalam memberikannya.

Pemberian seperangkat alat salat sebagai mahar juga mencerminkan kesederhanaan dan keinginan untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis dan seimbang antara urusan dunia dan akhirat. 

  • Reksadana dan bitcoin

Dalam memilih mahar, zaman sekarang semakin banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan, termasuk investasi seperti reksadana dan bitcoin. Meskipun terdengar modern dan mungkin sedikit tidak biasa, memberikan mahar dalam bentuk investasi bisa jadi ide yang menarik dan bermanfaat untuk masa depan.

Reksadana, misalnya, adalah instrumen investasi di mana dana dari banyak investor dikumpulkan dan dikelola oleh manajer investasi. Mahar dalam bentuk reksadana berarti suami memberikan dana yang akan dikelola dan diinvestasikan dalam berbagai instrumen seperti saham, obligasi, atau pasar uang. 

Ini bisa menjadi pilihan yang baik karena nilainya berpotensi tumbuh seiring waktu, sehingga memberikan keuntungan finansial bagi pasangan di masa depan. Di sisi lain, bitcoin juga bisa dipertimbangkan sebagai mahar. Bitcoin adalah mata uang digital yang semakin populer dan dianggap sebagai “emas digital” karena jumlahnya terbatas dan nilainya fluktuatif. 

 

Foto: Askar Photography | Mahar by Trekara.id

Memberikan mahar dalam bentuk bitcoin bisa menjadi simbol bahwa suami tidak hanya memikirkan masa kini, tetapi juga bagaimana hidup kedepannya, dengan harapan bahwa nilai bitcoin akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

Namun, penting untuk diingat bahwa kedua bentuk mahar ini memiliki risiko. Nilai reksadana dan bitcoin bisa naik dan turun. Oleh karena itu, sebelum memilih jenis mahar ini, ada baiknya pasangan mendiskusikan bersama dan memahami risiko serta potensi keuntungannya. Yang paling penting, mahar bukan hanya tentang nilai materi, tetapi juga niat baik dan keseriusan dalam membangun rumah tangga bersama. 

Sudah paham, kan, bagaimana aturan mahar dan berbagai bentuknya? Kamu, sebagai calon istri bisa meminta mahar apapun asalkan ia bisa memenuhinya. Dengan memahami dan menjalankan kewajiban ini, pernikahan diharapkan menjadi lebih lancar, bahagia, dan diberkahi. 

Semoga penjelasan kami membantu kamu yang sedang mempersiapkan pernikahan, agar prosesnya berjalan sesuai dengan ajaran dan tradisi yang ada. Selamat menempuh hidup baru, dan semoga pernikahan kalian penuh berkah!

***

Foto cover: Thepotomoto via Seserahan Indonesia

vncoartikeladmin

Recent Posts

Dimana Batu Safir Biru Terbaik di Dunia Sering Ditemukan? Yuk, Cari Tahu!

Hai, kamu! Pasti udah nggak asing lagi dengan keindahan batu safir biru, kan? Batu permata…

3 hari ago

Anniversary Ring, Tren Baru untuk Rayakan Pernikahan: Sudah Tahu Seberapa Pentingnya?

Seiring waktu, pernikahan bukan hanya tentang hari H saja. Perayaan ulang tahun pernikahan atau anniversary…

4 hari ago

Memilih Cincin Pernikahan yang Sempurna untuk Selamanya, Ini Tipsnya!

Pernikahan adalah suatu momen sakral dalam kehidupan seseorang, dan cincin pernikahan menjadi salah satu benda…

4 hari ago

Apa Bentuk Berlian Mempengaruhi Harga Jual?

Hai, kamu pecinta perhiasan atau lagi cari-cari berlian impian? Kalau iya, kamu pasti sering denger…

5 hari ago

Dari Mana Awal Mula Tradisi Tukar Cincin Lamaran?

Hai, kamu! Pernah nggak sih bertanya-tanya dari mana sebenarnya tradisi tukar cincin lamaran itu berasal?…

5 hari ago

A sampai Z Tips Memilih Venue Pernikahan yang Tepat

Hai, calon pengantin! Selamat ya buat kamu yang lagi mempersiapkan hari bahagia. Salah satu hal…

6 hari ago