Wedding

13 Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Sarat Makna, Mulai dari Hajatan Hingga Resepsi

Melangsungkan pernikahan adat menjadi banyak pilihan pasangan calon pengantin karena sarat makna dan doa. Salah satunya adalah prosesi pernikahan adat Jawa yang terkenal panjang dan membutuhkan waktu untuk menjalani segala ritualnya. Bahkan, dari sebelum acara pernikahan itu sendiri.

Akan tetapi, tidak sedikit pula yang belum mengetahui makna di balik semua prosesi ini. Untuk itu, kami akan membahas rangkaian panjang prosesi pernikahan adat Jawa beserta makna dan doa yang terkandung di dalamnya. Simak ulasan selengkapnya di sini!

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Fotografi: Morden

Ketika mendengar tentang pernikahan adat Jawa, terbayang prosesi siraman dan paes Jawa yang menawan, bukan? Pada kenyataannya, prosesi pernikahan Adat Jawa tidak hanya berputar pada kedua hal itu saja. Ada banyak ritual-ritual lainnya, bahkan pelaksanaannya berlangsung jauh dari hari pernikahan itu sendiri.

Mengawali semuanya dengan prosesi hajatan sebelum prosesi puncak yakni pernikahan, membuat kamu dan pasangan harus mempersiapkan banyak hal dari jauh-jauh hari. Berikut rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa yang perlu kamu lakukan:

Prosesi Hajatan

Prosesi hajatan merupakan persiapan dalam upacara pernikahan adat Jawa untuk menyambut prosesi pernikahan. Yang menjalani prosesi ini bukan hanya kedua calon mempelai saja namun juga melibatkan seluruh keluarga besar. 

Tujuan prosesi hajatan adalah harapan agar calon pengantin dan seluruh keluarga dapat melangsungkan prosesi pernikahan dengan lancar tanpa hambatan. Prosesi hajatan ini terdiri dari:

1. Pasang tratag dan tarub

Foto via Ahmad Agung Decoration

Tratag adalah tenda untuk acara pernikahan, sedangkan tarub adalah hiasan daun kelapa muda atau janur yang dipasang pada bagian pintu masuk. Kedua hal ini menandakan bahwa keluarga sedang mengadakan hajatan mantu. 

Janur yang digunakan untuk tarub sendiri berwarna kuning dan dibuat melengkung layaknya meminta cahaya kepada Yang Maha Kuasa. Bentuk ini mengandung harapan berupa kemakmuran dan berkah untuk kedua mempelai.

2. Kembar mayang

Foto via Sanggar Tari Donolobo

Kembar mayang merupakan ornamen atau hiasan yang terbuat dari rangkaian akar, batang, daun, bunga, dan buah. Jumlahnya sepasang dengan tinggi setengah hingga setinggi orang dewasa. Menurut kepercayaan Jawa, kembar mayang ini bisa memberikan semangat dan kebijaksanaan untuk kedua mempelai dalam menjalani rumah tangga.

Kembar mayang dibuat dengan menggunakan batang pisang yang dihias bermacam daun yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk bentuknya pun beragam, mulai dari keris, gunung, payung, belalang, cambuk, burung, dan bentuk lainnya. Hiasan ini digunakan dalam acara midodareni hingga acara panggih.

3. Pasang tuwuhan

Foto via Ahmad Agung Decoration

Tuwuhan bermakna tumbuh-tumbuhan yang digunakan pada prosesi siraman. Tidak hanya tumbuhan, kamu juga bisa menambahkan buah-buahan pada tuwuhan ini. Salah satu yang paling populer dan penting dari tuwuhan adalah pohon pisang raja dengan buah yang sudah matang. Kamu juga bisa menambahkan tebu wulung, cengkir gading, daun randu, dan tumbuhan lainnya.

Makna dari tuwuhan dalam pernikahan adat Jawa ini adalah pengharapan agar kedua pasangan suami istri segera memperoleh keturunan. Terdapat juga tumbuhan yang melambangkan tantangan dalam pernikahan, dengan harapan pasangan ini dapat melewatinya bersama.

4. Siraman

Fotografi: Iluminen

Prosesi siraman berlangsung pada 1-2 hari sebelum akad nikah. Ada juga yang melangsungkannya hingga 1 minggu sebelum acara pernikahan. Tujuan siraman adalah sebagai penyucian diri calon pengantin untuk membersihkan diri sebelum akad nikah.

Ada 7 orang yang akan memandikan mempelai wanita atau melakukan acara siraman ini. Jumlah orang ini pun tidak sembarangan namun juga memiliki makna. Angka tujuh dalam bahasa Jawa adalah “pitu” yang bermakna “pitulungan” atau pertolongan untuk calon pengantin.

Biasanya, acara siraman dilakukan oleh kedua orang tua, kakek-nenek, pakde-bude, atau kerabat yang dituakan. Acara siraman berakhir dengan siraman oleh ayah mempelai wanita, kemudian sang ayah yang menggendong calon mempelai wanita ke kamar pengantinnya.

5. Dodol dawet

Foto via Mamie Hardo

Selanjutnya adalah ritual dodol dawet yang berarti jualan dawet ke tamu undangan. Ibu dari mempelai wanita yang menjadi penjual dawet, sedangkan ayah akan memayungi ibu. Prosesi ini bermakna bahwa orang tua memiliki kehendak yang bulat untuk melepaskan anaknya menjadi istri orang.

Tamu sendiri tidak akan membayar dawet dengan pecahan uang yang ada saat ini. Namun mereka akan menggunakan kreweng atau koin yang terbuat dari tanah liat. Mata uang ini bermakna bahwa manusia berasal dari tanah liat.

Dalam prosesi dodol dawet ini, ibu bertugas untuk melayani pembeli sedangkan ayah bertugas untuk menerima kreweng dari pembeli atau tamu undangan. Prosesi ini bermakna agar calon pengantin saling membantu untuk mencari nafkah.

6. Potong tumpeng

Foto via Mamie Hardo

Tumpeng adalah nasi yang dibentuk kerucut dengan berbagai lauk yang ditata pada sekeliling nasi dan diletakkan pada nampan bulat dari anyaman bambu. Dengan bentuk menyerupai gunung, tumpeng ini identik dengan lambang kemakmuran dan kesejahteraan. Prosesi potong tumpeng ini dilakukan oleh kedua orang tua dengan memotong bagian puncak tumpeng dan mengambil lauk pauknya.

7. Dulangan pungkasan

Foto via Mamie Hardo

Dulang berarti menyuapi, dan pungkasan berarti terakhir. Prosesi pernikahan adat Jawa ini berarti memberikan suapan terakhir pada anak perempuan. Prosesi ini menyimbolkan tanggung jawab terakhir orang tua kepada anaknya sebelum melepaskan sang anak untuk membangun keluarganya sendiri.

8. Tanam rambut dan lepas ayam

Prosesi ini dilakukan dengan cara memotong sedikit rambut pada kedua calon pengantin, kemudian menanamkan potongan rambut tersebut. Tujuan dari prosesi ini adalah untuk menjauhkan segala hal buruk yang bisa datang dalam rumah tangga.

Acara dilanjutkan dengan melepaskan ayam jantan hitam yang melambangkan orang tua mengikhlaskan anaknya untuk hidup mandiri, sebagaimana ayam yang sudah bisa mencari makan sendiri.

9. Midodareni

Fotografi: Venema Pictures

Terakhir adalah midodareni yang dilangsungkan pada malam hari sebelum acara puncak atau akad nikah dilangsungkan. Kata midodareni berasal dari “widodari” yang berarti bidadari. Prosesi ini bertujuan agar calon mempelai wanita dapat tampil secantik bidadari di hari pernikahannya.

Pada prosesi ini, calon pengantin wanita dipingit dan hanya akan ditemani oleh keluarganya saja di mana ia akan menerima berbagai nasihat mengenai pernikahan. Calon pengantin wanita juga akan mengenakan busana Jawa lengkap pada malam midodareni.

Sementara itu, dari pihak pria akan memberikan seserahan ke pihak calon mempelai wanita. Namun ia tidak diperbolehkan untuk menemui calon istrinya secara langsung.

Prosesi Puncak

Setelah melangsung prosesi hajatan, prosesi pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah prosesi puncak atau resepsi. Dalam prosesi ini juga terdapat rangkaian panjang yang mengandung banyak doa untuk sepasang calon pengantin. Berikut rangkaian acaranya:

10. Upacara pernikahan

Acara di mana pasangan pengantin mengikat janji di depan penghulu, wali, saksi, dan tamu undangan untuk menjadi suami istri yang terikat sesuai agama yang mereka anut. Biasanya, pengantin menggunakan pakaian adat Jawa berwarna putih yang melambangkan kesucian.

11. Upacara panggih

Panggih dalam bahasa Jawa berarti bertemu. Panggih atau temu manten ini bermakna bahwa pasangan pengantin ini telah resmi dan bertemu sebagai suami dan istri. Dalam upacara panggih ini juga terdiri dari beberapa prosesi, yaitu:

  • Balangan gantal

Foto via Sanggar Tari Donolobo

Balang berarti lempar, sedangkan gantal adalah gulungan daun sirih yang diikat dengan benang putih. Pada ritual ini, pasangan pengantin akan melemparkan gantal ke satu sama lain.

Suami melemparkan gantal ke bagian dada istri yang berarti bahwa ia telah menaklukkan hati sang wanita. Sementara istri akan melemparkan gantal ke arah lutut suami yang bermakna tanda bakti kepada suami.

  • Ngidak tagan

Foto via Sanggar Tari Donolobo

Ngidak tagan atau ngidak endhog merupakan prosesi di mana suami menginjak telur mentah. Prosesi ini mengandung doa agar pasangan pengantin segera memperoleh keturunan. Selanjutnya istri akan membersihkan kaki suami dalam posisi berlutut, yang bermakna kesopanan istri ke suami. Kemudian, suami akan membantu istri untuk berdiri yang memiliki arti penghargaan untuk istri.

  • Sinduran

Foto: Venema Pictures via Royal Kenzie

Prosesi pernikahan adat Jawa selanjutnya adalah sinduran di mana pasangan suami dan istri dibalut kain sindur oleh ayah mempelai wanita, dan diantarkan menuju pelaminan. Kain sindur sendiri merupakan kain berwarna merah dengan sisi berwarna putih. Kain ini melambangkan keberanian dan gairah pasangan untuk menjalani rumah tangga.

  • Bobot timbang

Sesampainya di pelaminan, pasangan pengantin tidak langsung duduk di kursi pelaminan. Melainkan duduk di pangkuan ayah mempelai wanita. Ibu  mempelai wanita kemudian akan bertanya kepada sang ayah, mana yang lebih berat antara kedua pasangan ini. Kemudian sang ayah akan menjawab bahwa keduanya sama beratnya. Prosesi pernikahan adat Jawa ini bermakna bahwa tidak ada perbedaan kasih sayang untuk kedua mempelai.

  • Rujak degan

Degan adalah kelapa muda di mana dalam prosesi ini, seluruh keluarga akan meminum air kelapa muda dari gelas yang sama. Prosesi ini dimulai dari ayah mempelai wanita, yang dilanjutkan ke ibu mempelai wanita, lalu dilanjutkan ke kedua mempelai. Ritual rujak degan memiliki makna simbolis sebagai upaya membersihkan rohani seluruh keluarga, di mana air kelapa diartikan sebagai simbol air suci.

  • Kacar kucur

Foto via Sanggar Tari Donolobo

Prosesi kacar kucur dilakukan dengan cara suami yang menuangkan uang koin dan biji-bijian dengan menggunakan selembar kain yang diterima oleh istri dengan potongan kain lainnya. Prosesi ini melambangkan bahwa suami akan bertanggung jawab dan menafkahi istri, sedangkan istri akan membantu untuk mengelolanya.

  • Dulangan

Dulang berarti menyuapi, dan pungkasan berarti terakhir. Ritual ini berarti memberikan suapan terakhir pada anak perempuan. Menyimbolkan tanggung jawab terakhir orang tua kepada anaknya sebelum melepaskan sang anak untuk membangun keluarganya sendiri.

  • Sungkeman

Foto Imagenic via Sanggar Tari Donolobo

Prosesi pernikahan adat Jawa ditutup dengan acara sungkeman, di mana suami dan istri akan berlutut di depan kedua orang tua masing-masing secara bergantian untuk memberikan penghormatan dan rasa terima kasih karena telah merawat dan membesarkan mereka.

Prosesi Lainnya

Selain rangkaian acara di atas, ada pula prosesi khusus yang perlu dilakukan pengantin adat Jawa, yaitu:

12. Bubak kawah

Foto via Sekawan WO

Prosesi pernikahan adat Jawa ini hanya untuk pernikahan mantu pertama dan sebagai bentuk rasa syukur karena menikahkan anak untuk pertama kalinya. Prosesi ini biasanya menjadi acara paling meriah dan ditunggu oleh para tamu undangan.

Keluarga menyiapkan berbagai peralatan dapur yang dimasukkan dalam keranjang pikulan yang akan diarak keliling tamu oleh ayah pihak wanita. Inilah alasan mengapa prosesi ini ditunggu-tunggu oleh para tamu: siapa yang mendapatkan peralatan dapurnya, maka dipercaya akan enteng jodoh.

13. Tumplak punjen

Tumplak berarti menumpahkan, dan punjen berarti dipanggul. Prosesi ini adalah kebalikan dari bubak kawah, di mana tumplek pujen menjadi bentuk perayaan pernikahan anak untuk terakhir kalinya, yang artinya orang tua berharap mereka tidak akan bermantu lagi.

Itu dia rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa. Cukup banyak dan panjang, bukan? Oleh karena itu untuk kamu yang ingin melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa yang benar dan tepat, perlu memilih pemaes dan ahli adat agar setiap prosesinya bisa berjalan dengan baik dan sakral. Baca juga berbagai ulasan menarik lainnya, baik seputar pernikahan, hingga tips perhiasan mendapatkan impian  di VnCo Jewellery!

vncoartikeladmin

Recent Posts

Cincin Emas Model Terbaru V&Co Jewellery, Persiapan Tampil Gaya dan Trendy di Tahun Baru!

Nggak terasa tahun 2024 akan segera usai! Dalam fashion jewellery, perhiasan emas selalu menjadi pilihan…

1 hari ago

Promise Ring: Cincin Simbol Cinta dan Komitmen yang Penuh Makna

Cincin bukan sekadar aksesori; ia adalah bahasa tanpa kata yang mampu mengungkapkan cinta, komitmen, dan…

1 hari ago

Catat! Ini Dia Timetable dan Persiapan Pernikahan Pihak Wanita!

Halo, calon pengantin! Siapa sih yang nggak pengen momen pernikahannya berjalan mulus tanpa hambatan? Buat…

4 hari ago

Persiapan Penting untuk Pasangan yang Akan Menghadiri Pameran Pernikahan

Pernikahan adalah salah satu momen paling berharga dalam hidup, dan persiapannya tentu nggak boleh asal-asalan.…

6 hari ago

Konsep Pernikahan Sederhana tapi Elegan

Kamu mungkin sudah sering mendengar kalau menikah itu adalah salah satu momen terindah dalam hidup.…

7 hari ago

Cara Bikin Acara Lamaran Anti Mainstream!

Mau acara lamaran yang nggak sekedar tepuk tangan dan tukar cincin? Saatnya bikin momen yang…

1 minggu ago