Salah satu tradisi masyarakat Indonesia ketika memiliki bayi perempuan adalah dengan menindik telinganya dan memakaikan anting emas giwang. Tentu hal ini semakin lama menjadi hal yang kontroversial. Ada orang tua yang tidak ingin menindik anak mereka sejak bayi dan membiarkan si anak cukup besar untuk menentukan sendiri apakah ingin menindik telinga atau tidak. Namun tidak sedikit pula yang memutuskan untuk menindik anak sejak bayi karena dianggap rasa sakitnya lebih ringan.
Apapun pilihannya, kamu sebagai orang tua perlu mengetahui cara memilih anting emas giwang untuk anak agar tetap aman dan tidak menimbulkan iritasi hingga infeksi. Untuk itu, kami akan membagikan panduan memilih anting emas untuk anak yang bisa kamu lakukan sebelum menindik anak. Yuk simak!
Kapan Sebaiknya Menindik Anak?
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, ada orang tua yang memilih untuk menindik telinga anak ketika masih bayi, saat sudah cukup besar, atau bahkan si anak tidak ditindik sama sekali. Semua pilihan ada di tangan orang tua dan anak yang ingin memakai anting emas giwang.
Namun jika kamu ingin menindik anak sejak mereka masih bayi, pastikan kamu menindiknya ketika usia mereka sudah di atas tiga bulan. Hal ini karena mereka sudah mendapatkan vaksin tetanus. Pastikan juga proses penindikan dilakukan oleh bidan atau dokter, sehingga peralatan yang digunakan pun sudah steril dan aman untuk bayi.
Tidak hanya itu, kamu juga harus rutin membersihkan dan rawat lubang tindikan selama 6 minggu sebelum dipakaikan anting. Jadi jangan langsung dipasangkan anting setelah proses penindikan selesai dilakukan, ya. Pakaikan anting setelah luka mengering. Perhatikan juga apakah kulit bayi mampu menerima anting emas yang dipakaikan. Jika terjadi pembengkakan dan iritasi, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan penanganan profesional.
Menindik telinga anak ketika masih bayi cukup riskan terkena iritasi mengingat bayi yang masih belum bisa mengontrol pergerakan mereka. Sehingga mereka mungkin akan menggaruk area telinga secara tidak sengaja. Namun banyak orang tua yang memilih menindik anak ketika masih bayi karena mereka tidak akan ingat dengan rasa sakitnya.
Sedangkan jika kamu tim menindik telinga anak saat mereka sudah cukup besar, pastikan kamu memberitahu mereka bahwa rasanya akan cukup sakit. Lakukan juga proses penindikan di tempat profesional agar tidak menimbulkan iritasi. Kekurangan dari penindikan di usia cukup ini adalah anak akan mengingat rasa sakitnya.
Jadi, mending menindik telinga anak saat masih bayi atau sudah cukup besar?
5 Cara Memilih Anting Emas Giwang
Setelah mengetahui usia yang tepat untuk menindik anak, berikut adalah 5 cara memilih anting emas giwang untuk bayi dan balita yang bisa kamu lakukan agar bisa mendapatkan anting yang aman, nyaman, dan menghindarkan anak dari iritasi:
1. Berat Anting
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih anting emas giwang untuk anak adalah beratnya. Dokter anak sendiri merekomendasikan agar kamu memilih anting khusus anak-anak dengan berat tidak lebih dari 1 gram. Mungkin kamu menganggap bahwa anting 1 gram terlalu kecil dan kurang untuk dijadikan sebagai barang investasi sekaligus.
Namun, pemilihan anting yang terlalu berat akan membuat bayi merasa tidak nyaman bahkan bisa mengganggu perkembangannya. Anting yang terlalu berat juga akan membebani telinga bayi yang masih mungil. Jadi pastikan anting yang dipilih ini ringan untuk bayi, ya!
Sedangkan untuk anak-anak yang sudah bisa berjalan dan beraktivitas, kamu bisa memilih anting yang lebih berat namun tetap perhatikan kenyamanan anak agar mereka tetap bebas bergerak.
2. Ukuran Anting
Tidak hanya berat antingnya saja, namun kamu juga perlu memperhatikan ukuran anting emas giwang untuk anak. Hindari memilih diameter anting yang terlalu besar mengingat cuping telinga bayi yang masih kecil. Selain itu, diameter anting yang terlalu lebar akan meningkatkan kemungkinan ditarik oleh tangan mungil si bayi. Namun hindari juga memilih diameter anting yang terlalu sempit karena perkembangan bayi yang cepat akan membuat cuping telinganya terlipat oleh anting nantinya.
Untuk bayi, kami sarankan kamu untuk memilih anting dengan ukuran 3,1 hingga 4,7 mm. Namun jika usia bayi sudah lebih besar dan cuping telinganya lebih tebal, kamu bisa memilih anting mulai dari ukuran 6,3 mm.
3. Kadar Emas
Kadar emas pada anting emas giwang juga perlu diperhatikan. Sebaiknya kamu memilih anting dengan kadar emas minimal 14 karat. Hal ini bertujuan untuk menurunkan resiko bayi akan mengalami reaksi alergi pada campuran emas yang digunakan pada anting. Namun jika bayi memiliki kulit yang sensitif, kami sarankan agar kamu memilih anting dengan kadar di atas 18 karat karena memiliki kandungan emas murni yang lebih tinggi dibandingkan logam campuran lainnya yang berpotensi menimbulkan alergi pada kulit bayi.
Namun jika anak sudah berusia di atas 5 tahun, kamu bisa memilih anting dengan berbagai macam bahan. Mulai dari emas, platinum, bahkan perak bisa kamu pilih sesuai kebutuhan dan selera.
4. Bahan Anting
Anting emas giwang tidak ada yang sepenuhnya terbuat dari 100% emas murni karena hal ini akan membuat perhiasan menjadi lebih mudah berubah bentuk. Untuk itu, perhiasan seperti anting past dibuat dengan campuran logam mulia lainnya. Nah kamu harus memperhatikan bahan campuran pada anting agar tidak menimbulkan alergi.
Beberapa logam mulia yang bisa menimbulkan alergi pada bayi diantaranya adalah timbal dan kadmium. Logam mulia ini bisa memicu keracunan bahkan kerusakan sel pada kulit bayi. Hindari juga anting emas giwang yang mengandung nikel dan tembaga untuk perhiasan anak. Kandungan logam ini biasanya terdapat pada emas putih dan rose gold yang bisa memicu alergi pada kulit.
Sebagai alternatifnya, kamu bisa memilih anting dengan campuran perak, platinum, atau palladium. Tentu harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan perhiasan lainnya. Namun kenyamanan dan keamanan anak akan terjamin.
5. Desain Anting
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, bayi masih belum bisa mengontrol pergerakan tangan mereka. Sehingga tidak jarang atas bekas cakaran di sekitar wajah dan telinga bayi karena pergerakan mereka sendiri. Inilah mengapa pemilihan desain anting emas giwang perlu diperhatikan dengan baik.
Pilih anting dengan desain yang sederhana. Cukup pilih model yang bulat sederhana tanpa tambahan aksesoris lainnya. Hindari tambahan yang menjuntai ke bawah karena hanya akan memudahkan bayi meraih gantungan anting tersebut dan menariknya. Hal ini akan membuat bayi melukai dirinya sendiri tanpa disadari.
Hal ini juga bisa diterapkan pada balita yang mulai aktif berjalan dan bermain. Anting dengan bandul atau hiasan menjuntai tidak direkomendasikan karena bisa mengganggu aktivitas si kecil. Anting yang terlalu panjang bisa menyangkut pada baju atau tangan anak sehingga mengganggu saat mereka bermain.
Perhatikan juga desain penutup pada anting. Hindari penutup anting model cubit dan kupu-kupu karena hanya anting dengan batang panjang yang akan menggunakan jenis penutup ini. Batang pada bagian belakang anting ini ditakutkan akan menusuk bagian belakang telinga anak saat beraktivitas atau tertidur, sehingga ditakutkan akan melukai kulit anak jika tidak berhati-hati.
Agar lebih aman dan nyaman, kamu bisa memilih model anting dengan penutup berjenis screw back yang akan mengunci anting dengan lebih aman dan tidak akan mudah dilepas oleh anak. Kamu juga bisa menggunakan anting dengan safety back sebagai penutupnya karena akan ada bunyi ‘klik’ saat dipasang, jadi anting tidak mudah lepas.
Memilih perhiasan untuk anak memang cukup rumit, bukan? Selain mengikuti 5 panduan utama di atas, kamu juga bisa menggunakan alternatif lain, yaitu dengan memesan anting emas giwang secara custom. Mulai dari berat, ukuran, kandungan emas, bahan, hingga desainnya bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan selera anak. Dengan begitu, anak akan mendapatkan perhiasan yang bisa melengkapi penampilan mereka tanpa merasa tidak nyaman. Semoga ulasan ini membantu!