Aksesoris pengantin Jawa Blankon

Mari Mengenal 7 Aksesoris Pada Busana Pengantin Pria Jawa dan Maknanya

Pernikahan adat Jawa memiliki susunan yang penuh dengan filosofi. Tidak hanya itu saja, pakaian dan setiap aksesorisnya juga memiliki makna tersendiri. Salah satunya adalah aksesoris pada busana pengantin pria Jawa yang tidak hanya bertujuan sebagai hiasan dan menambah estetika semata, namun juga ada makna dan doa yang terkandung di dalamnya.

Dalam ulasan ini, kami akan membahas secara lengkap mengenai 7 aksesoris yang dipakai oleh pengantin pria Jawa dan makna dibaliknya. Simak penjelasannya di bawah, ya!

Blangkon

Baju pengantin pria jawa
Foto: Morden via Svarna by Ikat

Blangkon adalah penutup kepala dengan bentuk seperti kopiah. Penutup kepala untuk pengantin pria Jawa ini dibuat dari kain batik dengan berbagai macam pilihan motif. Pada bagian belakang biasanya ada bentuk menyerupai gelungan.

Blangkon sudah digunakan sejak zaman dahulu dan mulanya digunakan untuk membedakan antara kaum Keraton dan masyarakat biasa yang hanya menggunakan iket, yaitu kain yang diikat sedemikian rupa sehingga menjadi penutup kepala. Blangkon juga tadinya tidak hanya digunakan pada upacara pernikahan saja, namun juga sebagai penutup kepala sehari-hari.

Sebagian besar masyarakat Jawa memaknai pemakaian blangkon sebagai sesuatu untuk mengingatkan kita agar selalu hidup sederhana dan menghargai apa yang kita miliki. Namun pemakaian blangkon sebagai aksesori pelengkap busana pengantin pria Jawa memiliki makna yang berbeda lagi, yaitu blangkon merupakan simbol tanggung jawab seorang pria dalam menjaga tingkah dan martabat dalam hidup bermasyarakat.

Ronce Melati

Baju pengantin pria jawa Ronce bunga melati
Foto via Mamie Hardo

Aksesoris pada busana pengantin pria Jawa selanjutnya yang tidak boleh ketinggalan adalah ronce melati. Mungkin kamu bertanya-tanya, bukannya ronce melati dipakai oleh pengantin wanita? Ya, pengantin wanita memakai ronce melati yang disematkan pada konde atau sanggulnya. Sedangkan pengantin pria Jawa sendiri memakainya dengan cara dikalungkan pada leher. Tidak hanya itu, ronce melati juga disematkan pada keris.

Ronce melati atau untaian bunga melati ini menghasilkan aroma yang semerbak ketika pasangan pengantin berjalan melewati tamu undangan. Tentunya ronce melati juga mengandung makna dan doa dibaliknya. Warna putih bunga melati melambangkan kesucian. Sedangkan untaian bunga melati ini sendiri memiliki makna dan harapan agar pemakainya menjadi pribadi yang berbudi luhur dan mampu membangun rumah tangga yang tentram dan harmonis.

Sumping 

Tampa kaya pernikahan adat jogja
Foto via instagram/tradisionalmuajogja

Aksesoris pengantin pria Jawa yang juga dipakai oleh pengantin wanita Jawa adalah sumping. Jadi, sumping adalah lempengan logam dengan bentuk menyerupai sayap dan dipakai pada setiap sisi telinga dengan disisipkan di belakang telinga. Sumping pada mempelai pria memiliki makna yang sama dengan sumping yang dipakai oleh pengantin wanita Jawa, yaitu berisi harapan agar kedua pasangan pengantin siap menghadapi manis dan pahitnya kehidupan.

Keris 

Aksesoris pernikahan jawa
Foto: Morden

Keris adalah salah satu senjata tradisional Jawa yang sudah digunakan sejak jaman dahulu kala. Bahkan, keris juga digunakan sebagai alat pertahanan diri pada masa peperangan pada zaman dahulu. Keris juga dipercaya memiliki kekuatan magis tertentu.

Namun sebagai aksesoris pengantin, pemakaian keris mampu menambah kesan gagah dan berani bagi pemakainya. Keris sendiri dipakai dengan cara disematkan pada pinggang belakang dengan hiasan ronce melati. Keris ini bisa menunjukkan kejantanan pengantin pria Jawa. Selain itu, keris ini juga memiliki makna agar pengantin pria Jawa selalu siap untuk menjaga pasangannya dari musibah dan marabahaya.

Beskap 

Baju pengantin pria adat Jawa <yoastmark class=

Beskap adalah kemeja resmi yang digunakan oleh pengantin pria Jawa. biasanya beskap dipakai bersama dengan kain batik sebagai bawahannya. Tidak hanya digunakan untuk acara pernikahan saja, beskap juga dipakai untuk acara formal dan penting lainnya. Baju pernikahan adat Jawa beskap juga disebut sebagai “jas tertutup” karena pemakaiannya yang menyerupai jas namun memiliki kancing yang tertutup dari leher hingga ke pinggang.

Untuk bahannya sendiri biasanya dibuat dari beludru atau sutera hitam yang semakin menonjolkan kemewahan dan tampilan yang elegan. Pemakaian beskap diharapkan agar sang pengantin mampu menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan. Selain itu, jumlah kancing pada beskap juga menyimbolkan agar setiap keputusan yang diambil sudah diperhitungkan dengan cermat.

Bros Emas

baju pengantin jawa laki-laki
Foto: Morden via Svarna by Ikat

Aksesoris pada busana pengantin pria Jawa berikutnya adalah bros emas yang disematkan pada saku beskap. Bros ini menambah tampilan mewah pada busana pengantin. Untuk desainnya sendiri terdiri dari berbagai macam bentuk dan ukiran yang cantik dan menarik.

Selain untuk menyempurnakan penampilan, pemakaian bros emas juga memiliki makna, yaitu menambah kesan gagah dan wibawa yang tinggi kepada pengantin pria Jawa yang memakainya.

Kain Batik

Panggih pernikahan Jawa
Foto: Faralljibrill Photo & Film

Kain batik digunakan untuk melengkapi penampilan pengantin pria Jawa yang dipakai sebagai bawahan. Seperti yang kita ketahui, motif batik terdiri dari berbagai macam jenis dengan maknanya masing-masing. Namun untuk pernikahan, biasanya pengantin pria akan mengenakan kain batik dengan motif Sido Mulyo dan Sido Mukti.

Batik Sido Mulyo adalah batik pedalaman dari Surakarta, Jawa Tengah. Nama motif batik ini jika diartikan dalam bahasa Indonesia dari bahasa Jawa adalah “sido” yang berarti “jadi”, dan “mulyo” yang berarti mulia. Jadi secara literal, batik Sido Mulyo berarti menjadi mulia. Makna dari motif batik ini adalah harapan agar pemakainya mendapatkan kemuliaan. Sedangkan untuk pemakaian dalam upacara pernikahan sendiri, batik ini mengandung harapan agar pengantin dilimpahi rezeki, kebahagiaan, dan kemuliaan.

Selanjutnya ada juga motif Sido Mukti yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. Artinya hampir sama dengan motif batik Sido Mulyo, namun kata “mukti” sendiri memiliki makna kebahagiaan, kekuasaan, dan tidak kekurangan sesuatu. Jadi motif batik ini memiliki pengharapan agar pemakainya selalu diberikan rasa bahagia dan tidak pernah merasa kurang suatu apapun. Dalam upacara pernikahan adat Jawa, pemakaian batik ini memiliki harapan agar pasangan pengantin diberikan kemakmuran di dunia dan akhirat.

Nah, itu dia 7 aksesoris pada busana pengantin pria Jawa yang digunakan dalam pernikahan adat Jawa. Baca juga ulasan menarik lainnya seputar pernikahan adat, perhiasan dan artikel inspiratif lainnya di V&CoJewellery, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *