Pernikahan adalah langkah besar dalam hidup seseorang. Banyak pasangan akan melewati berbagai tahap sebelum memutuskan untuk mengikatkan diri dalam ikatan pernikahan, salah satunya melalui prosesi pertunangan atau lamaran pernikahan. Ketika lamaran telah terlaksana, kemudian muncul pertanyaan “berapa lama sebaiknya jarak antara lamaran dan pernikahan?”.
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum menentukan berapa lama jarak dari pertunangan atau lamaran ke pernikahanmu. Mari simak ulasan selengkapnya!
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan saat menentukan jarak lamaran ke pernikahan
Jarak waktu antara lamaran dan pernikahan bisa bervariasi secara signifikan, tergantung pada budaya, tradisi, dan preferensi setiap individu. Tidak ada aturan yang kaku tentang berapa lama jaraknya, tetapi ada beberapa faktor yang dapat memengaruhinya termasuk:
1. Persiapan Pernikahan
Salah satu faktor utama yang memengaruhi jarak antara lamaran dan pernikahan adalah persiapan pernikahan itu sendiri. Pernikahan dengan resepsi besar tentu memerlukan lebih banyak waktu untuk persiapannya daripada pernikahan sederhana.
Semakin besar dan kompleks pernikahan yang kamu rencanakan, semakin lama waktu yang diperlukan untuk merencanakannya. Persiapan pernikahan tersebut mulai dari memilih wedding vendor atau rekanan, menemukan venue pernikahan sesuai keinginan, melengkapi dokumen persyaratan nikah, menentukan tamu undangan dan lain sebagainya.
Pernikahan dengan resepsi besar setidaknya membutuhkan waktu 12 hingga 18 bulan, bahkan lebih. Agar perencanaanya matang dan dapat terselenggara dengan baik.
2. Kesiapan Finansial
Pernikahan seringkali memerlukan pengeluaran yang signifikan. Pasangan yang ingin menikmati pernikahan yang indah dan bebas stres perlu merencanakan keuangan mereka dengan baik. Oleh karena itu, jarak antara lamaran dan pernikahan dapat memungkinkan waktu tambahan untuk mengumpulkan tabungan nikah sesuai estimasi nominal yang kamu butuhkan. Ini bisa berarti kamu perlu waktu untuk menabung atau merencanakan anggaran pernikahan yang realistis.
3. Kesiapan Mental dan Emosional
Pernikahan bukan hanya tentang persiapan fisik dan keuangan, melainkan juga melibatkan kesiapan mental dan emosional. Beberapa pasangan mungkin merasa perlu waktu tambahan untuk memastikan bahwa mereka benar-benar siap untuk melangkah ke dalam komitmen seumur hidup. Ini dapat mencakup memahami nilai-nilai, tujuan, dan harapan masing-masing pasangan.
4. Tradisi dan Adat Istiadat
Berbagai budaya dan agama memiliki tradisi dan aturan tertentu yang mengatur jarak waktu antara lamaran ke pernikahan. Misalnya, dalam beberapa budaya, lamaran adalah peristiwa yang sangat penting dan memerlukan persiapan khusus yang memakan waktu.
5. Ketersediaan Tempat dan Vendor
Faktor yang satu ini juga kerap kali menjadi faktor untuk menentukan tanggal pernikahan. Jika kamu dan pasangan menginginkan tanggal pernikahan yang spesifik atau wedding venue impian, maka kemungkin perlu menyesuaikan jadwal pernikahan dengan ketersediaan tempat dan vendor. Beberapa tempat pernikahan yang populer, bahkan perlu kamu pesan jauh-jauh hari sebelum pernikahan.
Nah, setelah menimbang berbagai faktor di atas, dapat kita simpulkan bahwa sederhananya ada dua dasar untuk menentukan jarak lamaran ke pernikahan, yakni jangka panjang dan jangka pendek.
Jangka Panjang
Apabila rentang waktu dari prosesi pertunangan atau lamaran menuju ke pernikahan berlangsung lebih dari 12 bulan (satu tahun), maka persiapan pernikahanmu tergolong jangka panjang. Hal ini memungkinkan ketika kamu dan pasangan masih harus menyelesaikan berbagai hal terlebih dahulu sebelum melangsungkan pernikahan.
Dalam kasus ini, bisa jadi jadwal pernikahan kamu perlu ditunda karena beberapa alasan. Misalnya, salah satu di antara kalian memerlukan penyesuaian waktu karena ada kontrak pekerjaan, perlu menyelesaikan pendidikan, menyesuaikan tempat tinggal dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kamu dan pasangan mungkin memerlukan rentang waktu yang cukup panjang setelah melakukan pertunangan menuju ke pernikahan.
Dalam periode tersebut, kamu dan pasangan bisa memanfaatkannya untuk memaksimalkan persiapan pernikahan. Keuntungannya, kalian bisa melengkapi berbagai list persiapan nikah dengan rinci dan mengatur segala sesuatunya dengan lebih matang. Sebab, ada cukup banyak waktu untuk mempersiapkan berbagai elemen pernikahan tersebut tanpa terburu-buru.
Namun di sisi lain, jarak waktu dari lamaran ke pernikahan yang relatif panjang ini juga memiliki kekurangan. Ada kecenderungan untuk terjadi berbagai drama dalam hubungan kamu dan pasangan, maupun dengan keluarga masing-masing.
Karena itu, periode yang berkepanjangan ini cenderung memperbesar kemungkinan terjadinya permasalahan dalam hubungan, baik antara kamu dan pasangan maupun dengan keluarga. Bahkan, ada risiko kegagalan pernikahan jika kamu atau pasanganmu tidak dapat mengatasi berbagai godaan yang mungkin muncul menjelang pernikahan.
Jangka Pendek
Sebaliknya, jarak dari acara pertunangan atau lamaran nikah menuju ke pernikahan kamu tergolong pendek apabila durasinya kurang dari 12 bulan.
Jika kamu dan pasangan memilih waktu yang relatif pendek, ada beberapa keuntungannya.
Keputusan ini juga memiliki poin plus sebagaimana keuntungan bila kamu memilih jarak antara lamaran dan pernikahan yang berlangsung dalam jangka panjang. Dengan memilih waktu lamaran menuju ke pernikahan dalam jangka pendek, kamu dan pasangan tetap dapat selalu menjaga antusiasme dan semangat dalam proses perencanaan pernikahan.
Sangat kecil kemungkinannya akan ada drama dalam hubungan yang dapat menganggu persiapan nikah kalian. Pasalnya, waktu kalian akan lebih terfokuskan pada persiapan pernikahan yang sudah sangat dekat. Dalam jangka waktu pertunangan yang singkat ini, suasana hati kamu dan pasangan akan tetap tinggi dalam euforia sebagai calon pengantin. Oleh karena itu, ini juga dapat mengurangi risiko stres yang berlarut-larut menjelang pernikahan.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pertunangan singkat tidak memiliki kelemahan sama sekali, ya! Waktu yang terbatas antara masa lamaran dan pernikahan, jika tidak dikelola dengan baik, bisa membuat persiapan pernikahan menjadi terlalu tergesa-gesa. Karena itu, kamu perlu merencanakan pernikahan dengan cermat.
Jika merasa sulit untuk mengatur persiapan pernikahan sendiri, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan dari wedding planner atau penyelenggara pernikahan yang tepercaya. Dengan cara ini, kamu dan pasangan dapat lebih santai tanpa harus khawatir tentang mengurus berbagai vendor dan menyelesaikan daftar periksa pernikahan. Dengan begitu, kalian bisa lebih fokus lebih pada persiapan pribadi masing-masing, seperti perawatan diri dan persiapan mental menjelang hari pernikahan.
Pertimbangan lain
Jika dua aspek yang telah disebutkan di atas menggambarkan pertimbangan umum dalam menentukan durasi pertunangan, mari kita sekarang melihatnya dari perspektif Islam. Dalam Islam, tunangan atau lamaran dikenal sebagai “khitbah,” yang merupakan komitmen atau perjanjian antara seorang wanita dan seorang pria untuk menikah.
Dalam Islam, sebenarnya tidak ada ketentuan yang baku mengenai lamanya jarak antara lamaran dan pernikahan. Keputusan ini sepenuhnya terserah kepada kedua calon mempelai dan bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. Akan tetapi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyarankan agar suatu kebaikan yang sudah direncanakan segera diwujudkan. Dalam konteks ini, anjuran untuk menikah, yang merupakan bagian dari sunnah, menggambarkan prinsip tersebut.
Jadi, sebenarnya tidak ada ketentuan pasti dalam menentukan jangka waktu antara khitbah dan pernikahan. Ini bisa terjadi pada hari yang sama, dalam seminggu, sebulan, atau bahkan setahun setelahnya. Namun, disarankan untuk segera mewujudkannya setelah ada niatan. Prinsip ini sesuai dengan hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengingatkan:
“Bersegeralah beramal sebelum datang berbagai fitnah laksana potongan-potongan malam yang gelap (saat itu) di pagi harinya seseorang beriman tetapi di sore harinya ia menjadi kafir. Di sore hari seseorang beriman tapi di pagi harinya ia kafir. Ia menjual agamannya dengan harta dunia (HR.Muslim dan Abu Hurairah)”.
Jadi, jika ada jarak waktu yang cukup lama antara khitbah dan akad, maka kedua belah pihak perlu bersikap sabar dan menjaga keimanan serta ketakwaan kepada Allah ta’ala. Sebab dalam kondisi ini sangat rentan terhadap godaan yang dapat mengarah kepada pelanggaran syari’at agama atau godaan dari pihak ketiga.
Tidak ada jarak yang tepat atau ideal antara lamaran dan pernikahan karena itu sangat bergantung pada situasi dan preferensi individu. Yang paling penting adalah bahwa pasangan merasa siap untuk melangkah ke dalam ikatan pernikahan. Pun telah melakukan persiapan yang diperlukan, baik secara fisik maupun mental.
Apapun pilihan kamu, pernikahan adalah komitmen seumur hidup yang harus kamu pertimbangkan dengan hati-hati. Sebelum menentukan jarak yang tepat, komunikasikan harapan dan rencana kamu dengan pasanganmu untuk memastikan bahwa kalian berdua siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya dalam hubungan sebagai suami dan istri.