Blood Diamond, mungkin kamu pernah menonton film dengan judul yang sama atau mendengar tentangnya di berita. Apa yang terlintas di benak kamu ketika pertama kali mendengar istilah “Blood Diamond”? Terdengar cukup menyeramkan, bukan? Istilah blood diamond ternyata bukan sekedar gaya-gayaan buat menyebut jenis berlian fancy. Namun, ada fakta yang lebih mengerikan dibalik istilah tersebut.
Yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu blood diamond, sejarahnya, dan bagaimana legalitasnya.
Apa Itu Blood Diamond?
Blood diamond, juga dikenal sebagai conflict diamond atau berlian berdarah. Pada dasarnya blood diamond ini adalah jenis berlian yang sama seperti berlian pada umumnya, tetapi dalam proses penambangannya dilakukan di daerah konflik dengan cara yang buruk dan tidak manusiawi. Di mana dalam proses penambangannya, terjadi berbagai pelanggaran hak asasi manusia, mulai dari perbudakan, mempekerjakan anak-anak, dan berbagai kekerasan lainnya terhadap pekerja tambang.
Tak sampai di situ saja, hasil penjualan berlian konflik ini juga digunakan untuk membiayai aktivitas dan pembelian peralatan perang oleh kelompok pemberontak di wilayah tersebut. Kisah berlian berdarah ini pun telah diadaptasi dalam sebuah film yang dibintangi oleh aktor Hollywood kawakan, Leonardo Dicaprio, berjudul “Blood Diamond (2006)”.
Film ini memberikan gambaran tentang perang sipil yang terjadi di Sierra Leone di tahun 1996 sampai 1999. Bagaimana sebongkah berlian bisa mencetuskan perang dan menjadi malapetaka bagi masyarakat sipil. Di mana berlian ini dipakai untuk membeli persenjataan dan membiayai perang untuk menggulingkan penguasa di masa itu.
Penyebutan berlian hasil penambangan yang penuh kebrutalan dan pelanggaran tersebut pun merujuk pada realita kelam yang terjadi, bahwa “berlian berdarah” ini diperoleh dengan cara yang memprihatinkan, penuh penderitaan dan kebrutalan, bahkan sampai mengorbankan banyak nyawa. Praktik penambangan berlian ini jika dibiarkan tak hanya dapat menyebabkan kerugian bagi individu dan komunitas saja, tapi juga seluruh bangsa.
Sejarah Blood Diamond
Istilah berlian konflik ini pertama kali didefinisikan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara spesifik pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an, di kala terjadi perang saudara yang brutal di beberapa bagian Afrika Barat dan Afrika Tengah. Perang ini ini dipicu oleh kelompok pemberontak yang berbasis di wilayah kaya berlian di negara tersebut.
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan laporan tentang konflik berlian di pasar dunia pada tahun 2000. Laporan tersebut secara khusus menyebutkan keterlibatan perusahaan Anglo-Afrika Selatan yang menguasai sekitar 60 persen perdagangan berlian kasar global, De Beers Consolidated Mines, Ltd. Dalam laporan tersebut PBB juga mengkritik pasar Antwerp, Belgia, yang menjadi pasar berlian terbesar di masa itu, karena tidak melakukan verifikasi terhadap asal-usul berlian yang diperdagangkan di sana.
Lebih spesifik dunia menyoroti konflik yang berlangsung di Sierra Leone, Angola, dan Republik Demokrasi Kongo, meskipun isu blood diamond juga banyak terjadi di negara-negara lainnya. Para kelompok pemberontak ini menguasai berlian kasar yang ditambang di wilayah mereka.
Kemudian berlian tersebut mereka jual langsung kepada pedagang atau diselundupkan ke negara-negara tetangga dengan cara menyusupkannya bersama berlian legal yang akan dijual di pasar terbuka. Hasil penjualan berlian selundupan tersebut digunakan oleh para pemberontak ini untuk membeli senjata perlengkapan perang dan mendanai operasi militer mereka yang kejam dan menimbulkan penderitaan besar bagi warga sipil.
Sayangnya, isu blood diamond atau berlian konflik masih tetap marak. Meskipun konflik di negara-negara tersebut sudah berakhir, namun kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia masih mewarnai industri penambangan intan ini.
Blood diamond ilegal pun bisa bebas diperjualbelikan di berbagai negara di dunia tanpa diketahui asal-usulnya. Dan, secara tidak langsung mereka yang membeli berlian konflik itu turut memberi sumbangsi pada keberlanjutan kekerasan dan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi karena berlian itu.
Nah, hal inilah yang kemudian menyadarkan dunia bahwa perlu ada suatu sistem atau regulasi untuk mencegah penggunaan berlian sebagai alat kekerasan. Yang kemudian memunculkan ketakutan di kalangan para penjual berlian yang legal, bahwa konsumen akan merasa bersalah apabila mereka membeli berlian berdarah yang telah menyebabkan banyak penderitaan dan korban jiwa. Yang mana bisa berujung pada pemboikotan pada semua permata indah itu.
Lantas hal ini akhirnya memicu Asosiasi Perdagangan Berlian bersama kelompok pejuang HAM dan PBB duduk bersama di Kimberley, Afrika Selatan, pada bulan Mei tahun 2000. Mereka membentuk sebuah sistem untuk mencegah perdagangan blood diamond. Sebuah sistem untuk melakukan validasi dan sertifikasi, memastikan bahwa berlian tersebut bukan blood diamond atau berlian bebas konflik, yang dinamakan Kimberley Process Certification Scheme (KPCS).
Bagaimana Status Legalitas Blood Diamond?
Secara umum, perdagangan blood diamond adalah ilegal. Tentu saja, karena berlian ini diperoleh dengan cara yang tidak etis, melalui perbudakan dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia. Oleh sebab itu, protes dan seruan pemboikotan terhadap berlian berdarah ini terus disuarakan di mana-mana.
Namun, perdagangan berlian konflik ini masih tetap dilakukan secara ilegal melalui pasar gelap (black market). Sayangnya, setelah mengalami pemotongan dan pemrosesan menjadi permata yang berkilau cemerlang, bentuk berlian konflik tampak tak ada bedanya dengan berlian pada umumnya. Hal ini lah yang melatarbelakangi sertifikasi untuk mencegah peredaran blood diamond.
Kimberley Process Certification Scheme (KPCS)
Pada tahun 2003, proses Kimberley atau Kimberley Process Certification Scheme (KPCS) diperkenalkan untuk mencegah berlian konflik memasuki pasar global. KPCS adalah sistem sertifikasi yang dirancang untuk memastikan bahwa perdagangan berlian kasar tidak digunakan untuk mendanai konflik.
Untuk mendapatkan berlian sertifikat bebas konflik dari KPCS ini, negara-negara yang berpartisipasi harus memenuhi kriteria minimum yang telah ditetapkan. Secara umum begini proses KPCS bekerja:
- Sertifikasi: Berlian kasar harus disertifikasi oleh negara asalnya sebagai non-konflik.
- Pengecekan dan Dokumentasi: Setiap pengiriman berlian harus disertai dengan dokumen yang menyatakan bahwa berlian tersebut tidak berasal dari daerah konflik.
- Pengawasan dan Audit: Negara-negara yang berpartisipasi dalam proses Kimberley harus mematuhi aturan dan regulasi ketat serta bersedia diaudit untuk memastikan kepatuhan.
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun KPCS telah membantu mengurangi perdagangan berlian konflik, masih ada tantangan dan kritik terhadap efektivitasnya:
- Kurangnya Pengawasan yang Ketat: Beberapa negara anggota KPCS tidak selalu mematuhi standar yang ditetapkan, dan ada laporan tentang sertifikat palsu atau manipulasi data.
- Pasar Gelap: Berlian konflik masih bisa masuk ke pasar melalui jalur pasar gelap yang sulit dilacak.
- Keterlibatan Pemerintah: Ada kasus di mana pemerintah negara produsen berlian terlibat atau mendukung kelompok bersenjata, sehingga menambah kompleksitas dalam memerangi perdagangan blood diamond.
Nah, Apa yang Bisa Kita Lakukan sebagai Konsumen?
Kamu tentu tak ingin kan memakai perhiasan yang diekstraksi dari hasil penderitaan banyak orang? Sebagai konsumen, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk memastikan bahwa berlian yang dibeli bukan blood diamond:
- Pertama, kamu bisa meminta sertifikasi perhiasan tersebut. Ini untuk memastikan berlian yang dibeli bukan berlian konflik dan memiliki sertifikat KPCS.
- Kedua, membeli dari sumber terpercaya. Beli berlian dari penjual yang terpercaya dan memiliki reputasi baik.
- Ketiga, kamu bisa ikut serta mendukung inisiatif etis. Pertimbangkan untuk membeli berlian dari perusahaan yang memiliki inisiatif dan kebijakan etis yang kuat, seperti menggunakan berlian yang ditambang secara bertanggung jawab atau berlian sintetis yang ramah lingkungan.
Jadi…
Sekarang kamu sudah tahu bahwa blood diamond adalah berlian yang ditambang di daerah konflik dan digunakan untuk membiayai aktivitas kekerasan. Perdagangan berlian konflik adalah ilegal, maka inisiatif seperti Kimberley Process telah diperkenalkan untuk mencegahnya.
Meskipun ada kemajuan, tantangan masih ada dalam memastikan berlian yang diperdagangkan di pasar global benar-benar bebas dari konflik. Nah, sebagai konsumen, penting untuk waspada dan memastikan berlian yang akan kamu beli berasal dari sumber yang etis dan bertanggung jawab. Tak perlu khawatir, karena perhiasan berlian V&Co Jewellery adalah produk asli dan bebas konflik. So, kamu bisa berbelanja perhiasan terbaik tanpa perlu ragu. Happy shopping!
***
Foto cover: alumni.uod.ac