“Apakah cincin nikah harus emas?” Mungkin pertanyaan tersebut kerap melintas di pikiranmu. Mungkin pula ada beberapa di antara pembaca yang beranggapan bahwa cincin nikah memang harus dibuat dari material emas. Sebelum membahas tentang jawaban dari pertanyaan tersebut, ada baiknya kita membedah filosofi cincin nikah.
Pernikahan dan cincin memang kedua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak sah rasanya apabila pernikahan tanpa cincin. Bahkan prosesi penyematan cincin nikah telah menjadi sebuah tradisi wajib yang tidak boleh dilewatkan. Lalu sebenarnya apa esensi dari cincin nikah? Mengapa cincin nikah menjadi lambang wajib dalam pernikahan?
Dilansir dari berbagai sumber, tradisi cincin nikah telah ada sejak zaman Mesir Kuno. Apabila saat ini cincin dibuat dari emas, berbeda halnya dengan zaman dahulu kala. Rerumputan yang dianyam menjadi lingkaran cincin disematkan pada jari kedua mempelai.
Penyematan cincin nikah pada jari kedua mempelai pun wajib disaksikan oleh keluarga atau kerabat. Tentu saja hal ini menunjukkan bahwa keduanya telah secara serius menjalani komitmen pernikahan mereka, yaitu selamanya, sehidup dan semati. Lalu mengapa aksesoris jari itu memiliki bentuk lingkaran? Tentu saja ada alasan dan filosofi yang mendasari cincin berbentuk lingkaran.
Bila diperhatikan dan dipikir kembali, lingkaran merupakan bangun datar yang tidak memiliki awal dan akhir. Sehingga tidak ada ujung dari lingkaran tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cincin berbentuk lingkaran untuk merepresentasikan pernikahan yang abadi dan tidak ada akhirnya. Bentuk lingkaran juga kerap dianggap sebagai lambang komitmen.
Selain pertanyaan “apakah cincin nikah harus emas?” dan “filosofi cincin nikah”, pasti ada pertanyaan lain yang kerap timbul saat membahas cincin nikah. Masih banyak orang atau bahkan calon pasangan suami istri yang belum tahu filosofi penyematan cincin nikah pada jari manis.
Di Jari Apa Cincin Nikah Dikenakan?
Kerap timbul perdebatan tentang penyematan cincin nikah pada jari manis. Banyak orang yang beranggapan bahwa cincin nikah disematkan pada jari manis tangan kiri, ada pula yang berpendapat seharusnya pada tangan kanan. Gaya pemakaian cincin yang kerap dilakukan masyarakat adalah pada tangan kanan.
Penggunaan cincin nikah pada jari manis tangan kiri diawali oleh masyarakat Mesir. Bagi mereka, pada jari manis manusia terdapat pembuluh darah yang langsung mengalir ke bagian jantung. Secara ilmiah, pembuluh darah tersebut dikenal dengan nama Vena Amoris. Namun, banyak yang kerap menyebutnya sebagai pembuluh darah cinta.
Berbeda dengan masyarakat Mesir, masyarakat Jerman dan Belanda justru menyematkan cincin nikah pada jari manis tangan kanan. Uniknya, saat melaksanakan pertunangan, cincin disematkan pada tangan kiri. Hal tersebut dilakukan karena terjadi perubahan status sosial dari tunangan dan menikah.
Beda lagi dengan masyarakat India. Mereka beranggapan bahwa tangan kiri merupakan simbol “kejahatan” dan “tidak suci”. Sehingga mereka berasumsi tidak sepantasnya cincin nikah dikenakan pada tangan kanan.
Apakah penjelasan di atas sudah memuaskan rasa penasaranmu? Bila sudah, mari kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya. Jadi, apakah cincin nikah harus emas? Tentu saja jawabannya tidak.
Penggunaan emas sebagai material cincin didasari oleh fungsi cincin itu sendiri. Cincin memiliki fungsi sebagai perhiasan jari. Perhiasan merupakan sesuatu yang identik dengan emas. Hal ini dikarenakan emas merupakan material yang paling umum dimanfaatkan untuk pembuatan cincin.
Emas juga menjadi perhiasan yang mewah dan mahal. Itulah mengapa banyak orang yang rela mengeluarkan banyak uang mereka guna membeli cincin nikah emas dengan harga yang fantastis. Tak heran bila perhiasan emas kerap dijadikan penanda status sosial masyarakat.
Manusia adalah makhluk hidup yang tidak pernah kehabisan ide dan kreativitas. Banyak cara dan kreasi yang dilakukan untuk “mematahkan” mindset masyarakat mengenai pertanyaan “apakah cincin nikah harus emas?”.
Palladium menjadi contoh jenis logam yang dapat dijadikan alternatif material cincin nikah. Harganya yang lebih murah dibanding emas kerap menjadi alasan mendasar dibuatnya cincin nikah dari palladium. Meskipun tidak mewah seperti emas, namun bila dilihat sekilas cincin palladium memiliki sifat dan penampilan yang hampir sama dengan emas putih.
Selain harganya yang relatif terjangkau, keuntungan lain yang bisa didapat bila mengenakan cincin nikah palladium adalah sifatnya yang hypoallergenic. Orang yang cincin nikah palladium pasti tidak akan mengalami alergi seperti ruam kulit atau gatal-gatal. Perlu diketahui bahwa banyak orang yang memiliki alergi terhadap emas. Sehingga cincin berbahan dasar palladium dapat dijadikan pilihan.
Cincin nikah palladium di atas merupakan keluaran dari V&CO Jewellery. Cincin ini menjadi bukti konkret bahwa cincin nikah tidaklah harus terbuat dari emas.
Perkiraan berat dari cincin mempelai pria jenis ini adalah 14.6 gram, sedangkan cincin wanitanya memiliki berat sekitar 7.5 gram. Bila kamu mengusung konsep rustic atau vintage pada pernikahanmu, maka kami sarankan cincin ini cocok untukmu.
Harga yang perlu kamu bayarkan untuk mendapatkan cincin unik ini adalah Rp 8.525.000. Namun, V&CO Jewellery saat ini tengah memberikan diskon sebesar 20% untukmu bila tertarik membeli cincin ini sekarang. Harga Rp 6.820.000 dipatok oleh V&Co Jewellery agar kamu bisa mendapatkan cincin unik ini.
Sudahkah pertanyaan “apakah cincin nikah harus emas?” yang selama ini terbesit di pikiranmu telah terjawab? Share artikel ini kepada pasangan atau orang terdekatmu agar mereka mengetahui info-info yang ada para artikel dan website kami, ya!