Pernikahan adalah ikatan seumur hidup yang tidak main-main. Kehidupan berdua sangatlah berbeda dengan kehidupan sendiri. Di mana semua aspek yang tadinya bergantung sepenuhnya pada keputusan sendiri, akan berbeda setelah menikah. Setelah menikah, hampir semua hal perlu didiskusikan bersama. Salah satunya masalah keuangan saat menikah. Mengapa penting mendiskusikan masalah keuangan saat menikah nanti? Data dari litbang 2019 mengatakan bahwa persoalan ekonomi adalah salah satu dari empat alasan teratas perceraian.
Pandangan umum masyarakat sering kali mengaitkan persiapan pernikahan untuk wanita sekedar perawatan tubuh, makeup, dan persiapan pesta lainnya. Sementara terkait urusan keuangan adalah tanggung jawab pria. Namun, pernikahan akan berhasil jika kedua mempelai sama-sama siap untuk menjalaninya, termasuk untuk urusan keuangan rumah tangga nanti. Dari pandangan masyarakat tersebut, banyak calon pengantin wanita tidak memperhatikan masalah keuangan saat menikah. Oleh karena itu, lebih baik wanita juga menyiapkan beberapa masalah keuangan jelang hari pernikahan.
Masalah keuangan yang seringkali menjadi masalah, akan lebih baik jika kita sama-sama paham tentang itu. Akan ada pembahasan yang di bawah ini. Yuk, simak!
1 Apik dalam mengelola keuangan
Meskipun nantinya kamu memilih atau diminta suami untuk mengurus rumah tangga dan tidak bekerja lagi, itu bukan berarti kamu tidak perlu tahu-menahu mengenai keuangan keluarga, justru di situlah kemampuan kamu sebagai calon ibu rumah tangga untuk mengelola keuangan akan tertantang.
Jadi, supaya tidak terkejut setelah menikah, coba kamu mulai sekarang melatih untuk apik dalam mengelola keuangan yang kamu miliki. Salah satu caranya adalah belajar dengan mengatur gaji yang kamu terima saat ini.
Agar makin kompak hingga berumah tangga, kamu dan calon suami juga dapat memulai dengan punya rekening bersama. Dengan begitu, kamu sudah melakukan persiapan menjadi terbiasa mengelola keuangan bersama.
2 Punya tabungan dan dana darurat
Tidak hanya calon suami saja yang harus mempunyai tabungan dan dana darurat. Kamu pun sebagai calon ibu rumah tangga dapat melakukan persiapan pernikahan ini seorang diri.
Berbagi tugas untuk menyisihkan dana pernikahan dengan calon suami tidak ada salahnya kan? Toh yang menikah kalian berdua, bukan seorang saja. Caranya adalah kamu bisa menyisihkan masing-masing sepuluh persen dari gaji kamu dengan calon suami untuk tabungan dan dana darurat.
Tabungan bisa kamu gunakan untuk membantu meringankan biaya pernikahan. Sementara dana darurat untuk kebutuhan setelah pernikahan bahkan bisa kamu simpan terus hingga benar-benar dibutuhkan.
3 Siapkan target keuangan
Ada pepatah yang mengatakan, di balik pria sukses, terdapat wanita yang hebat. Sangat tidak asing kalimat itu terdengar. Calon suami kamu nantinya bisa mencapai beberapa goal-nya bila kamu juga turut ikut mendukung. Tidak hanya sekedar support, bahkan kamu juga dapat turut berkontribusi. Hal ini bisa kamu latih semenjak belum menikah.
Sewaktu masih single, kamu selalu membuat target-target keuangan tertentu. contohnya, target untuk mempunyai investasi dengan jumlah sekian. Mempunyai kendaraan sendiri ataupun target lainnya yang akan kamu capai. Persiapan pernikahan untuk wanita juga demikian, kamu sudah mempunyai target keuangan tertentu ketika menikah nanti. Misalnya, mempunyai rumah dalam waktu lima tahun, sudah mulai mempersiapkan dana pendidikan anak setelah dua tahun menikan, dan lainnya.
Mungkin ini akan membuat suami kamu akan lebih mencintai kamu karena mempunyai visi-misi yang baik dalam mengelola keuangan rumah tangga.
4 Kemampuan mengurus rumah
Satu hal lagi untuk wanita dalam melakukan persiapan menikah yang harus dilatih adalah kemampuan mengurus rumah. Mungkin ini tidak ada kaitannya langsung dengan urusan keuangan rumah tangga. Tetapi, rumah yang nyaman untuk dihuni dapat membuat calon suami kamu lebih produktif dalam bekerja.
Mulai saat ini, kamu dapat melatih untuk membenahi rumah. Tidak perlu repot, yang terpenting dapat membuat suasana rumah senyaman mungkin untuk dihuni. Namun, persoalan untuk mengurus rumah bukan menjadi tanggung jawab wanita sepenuhnya. Ini adalah persoalan pembagian tugas agar suami dan istri saling bekerja sama namun dengan perannya masing-masing.
5 Memiliki asuransi kesehatan
Banyak dari calon pengantin yang menghiraukan untuk memiliki asuransi di usia dini, mungkin salah satu dari kamu mempunyai anggapan bahwa asuransi kesehatan hanya disarankan untuk mereka yang sudah tua. Sebenarnya, daftar asuransi kesehatan disarankan sedini mungkin. Karena premi asuransi jauh lebih rendah saat usia produktif, dana dari asuransi tersebut akan sangat bermanfaat untuk masa depan nantinya.
Bagi kamu yang ingin menikah, kamu perlu tahu dan mempelajari masalah keuangan sebelum menikah agar kamu dapat terbiasa. Dan hal itu juga menjadikan kamu tidak kaget ketika ada sesuatu terjadi di luar kehendakmu.