Pernahkah kamu berpikir, “Kapan ya aku married?” saat menerima undangan-undangan dari teman-teman terdekat? Ladies, mungkin itu pertanda kamu sudah siap menikah, lho!
Tidak ada yang tahu pasti berapa lama waktu yang orang butuhkan untuk masa penjajakan sebelum siap menikah. Namun, percaya atau tidak, ada tanda-tanda yang memperlihatkan kalau kamu sudah ngebet untuk dilamar dan siap berumah tangga, lho!
- Usia Kamu Mendekati atau Melewati Seperempat Abad
“Umur, jodoh, dan rezeki di tangan Tuhan.” Oh, iya, betulsekali itu, tapi tidak berarti kamu bisa lolos incaran dari saudara-saudara, terutama anggota keluargamu yang lebih tua, yang tanpa banyak berpikir bertanya, “Kapan nikah?” Ah, rasanya jadi ingin absen tiap ada acara keluarga, bukan? Di satu sisi kamu pasti bisa mengelak dengan jawaban paling aman minta didoakan agar cepat-cepat membina keluarga. Namun di sisi lain, pasti ada perasaan yang mempertanyakan dirimu sendiri apakah memang siap menikah di usia seperempat abad. Nah, perasaan ini, lho, yang sebenarnya menandakan kamu sudah siap menikah, ladies!
Ada sebuah peraturan abstrak untuk segera menikah yang terjadi di masyarakat kita ini ketika perempuan sudah mendekati atau melewati usia seperempat abad. Hal ini dipicu dengan keadaan zaman dulu dimana orang selalu menikah pada usia remaja, terlepas itu dijodohkan atau tidak. Pertanyaan mendasar “Kapan?” yang terjadi secara berulang dari kita kecil akan menjadi tekanan psikologis, yang tidak kita sadari memicu diri kita untuk mengadakan deadline terhadap hidup kita sendiri. Jadi, ungkapan sederhana seperti, “Gila, udah 25 aja gue, kapan dilamar, nih?” sebenarnya memberikan kesadaran pada alam bawah sadar kita bahwa sebenarnya kita sudah siap menikah.
- Changing the Vision
Tanda siap menikah yang satu ini dimaksudkan pada pola pikirmu yang berubah tentang pernikahan itu sendiri. Kamu yang awalnya tidak merasakan apa-apa saat menerima undangan, mulai merasa envy dengan keadaan kanan-kiri yang sudah punya pasangan masing-masing dan terlihat bisa mendoakan rumahtangga orang lain dengan tulus. Kamu sudah mulai menyimpan contoh-contoh gaun pernikahan yang menarik di dalam gallery-mu. Kamu bahkan secara tidak sadar menyimpan nomor telepon vendor yang pernah menangani tata-rias salah satu teman atau saudaramu yang menikah dan berpikir “Mungkin ke depannya aku bakal butuh bantuan mereka.” Kamu juga terkadang merasa “nyess” di dada atau tiba-tiba mata kamu sembab ketika tidak sengaja melihat pasangan kakek-nenek sedang berduaan. Bisa jadi itu clue untuk dirimu sendiri bahwa kamu memang sudah siap menikah lho.
Changing the vision bisa terjadi dengan membayangkan masa depan bersama pasangan kamu saat ini. Kamu yang siap menikah mulai ada keinginan untuk bisa menikmati pagi dengan sarapan berdua, mulai ada keinginan untuk membeli perabotan untuk berdua, atau bahkan mulai bercakap-cakap hal-hal kecil mengenai apa yang ingin kalian lakukan berdua untuk jangka waktu yang tidak pendek. Topik-topik krusial seperti kelucuan-kelucuan bayi dan kesukaan kamu dengan aroma bedaknya merupakan penanda paling kuat, ya, ladies.
- Memasuki Intimate Comfort-Zone
Jangan berpikiran yang negatif dulu tentang Zona Nyaman, ya. Zona yang satu ini lain dengan yang biasanya kamu gunakan sebagai rambu untuk berwas-was diri dalam hubungan kalian. Zona Nyaman yang dimaksudkan disini adalah zona yang lebih intim yang tidak hanya melibatkan hubungan kamu dan dia, melainkan kamu, dia, temanmu, temannya, keluargamu, dan keluarganya, sebagai tolak ukur siap menikah kamu.
Ketika kamu sudah mulai berpikir betapa nyaman dia berkomunikasi dan terlibat dengan teman-teman kamu dan mulai sering bertemu dengan anggota keluarga kamu, dan begitu pula sebaliknya, besar kemungkinannya kamu sudah siap menikah, ladies.
- Sanggup Berbicara tentang Komitmen
Ada suatu ketika dimana kamu sudah tidak stalking mantan dan melihat bahwa berdiskusi tentang segala sesuatunya dengan pasanganmu yang sekarang ini adalah sebuah hal yang penting dilakukan dalam keadaan calm and sober sepenuhnya. Ini salah satu penanda kamu sudah siap menikah.
Kamu percaya dengan solusi yang dia berikan adalah yang terbaik yang dia tawarkan untuk kamu, begitu pula sebaliknya. Kamu melihat ketidaksempurnaan dia adalah salah satu perks yang justru membuat kamu makin ingin menikmati waktu berdua dengan dia lebih banyak lagi. Pembicaraan tentang komitmen masa depan pun bukan hal yang aneh atau mengerikan lagi karena ternyata kamu dan pasanganmu ternyata sudah siap menikah, kok.
- Siap Secara Finansial
Keuangan adalah hal paling sensitif untuk dibicarakan bukan hanya dengan anggota keluarga, melainkan juga dengan pasangan sehidup-semati kamu nantinya. Siap secara finansial bisa menjadi tolak ukur paling kuat untuk mempertanyakan apakah kamu sudah siap menikah atau belum. Membicarakannya dengan baik dan terbuka memperlihatkan sematang dan sejauh apa hubungan kamu dengan dia selama ini. Jika kamu masih emosional dengan perencanaan di masa depan yang melibatkan keuangan dan keinginan pribadi kamu sendiri tanpa melihat dan memperhitungkan perolehan kamu dan dia selama ini, tolong pertimbangkan kembali kesiapan menikah kamu, ladies.
Keadaan finansial rumah tangga sangatlah berbeda dengan keadaan finansial ketika kamu masih single and free, ya. Semua kebutuhan mengganda dimulai dari lemari pakaian yang biasanya masih ada ruang ketika kamu masih single, setelah menikah jadi penuh dan kamu sampai harus beli lemari tambahan. Isi kulkas yang juga mengganda karena kesukaan kamu dan dia yang berbeda, dan kalau pun sama kamu masih harus beli ekstra. Segala tambahan yang ekstra dan mengganda ini mempengaruhi keuangan rumah tangga kamu dan pasanganmu nantinya, ladies. Jadi, please persiapkan baik-baik keuangan kamu sebelum kamu benar-benar siap menikah, ya.
Baca juga: Kenapa Menikah? Berikut Keunggulan Orang yang Sudah Menikah!
Pertanyaan kapan kamu siap menikah tentunya mulai menghantui sejak kamu merasa mulai lebih dewasa, dimulai dari dorongan berindependen dari keluarga hingga rasa ingin membeli rumah dan kamu tinggali bersama the only one nantinya. Siap menikah mengharuskan kamu bertanggung jawab tidak hanya untuk diri kamu sendiri, tapi untuk pasangan kamu juga, ladies. Jadi, apa kamu benar-benar siap menikah, nih?