Mahar mas kawin minimal berapa?

Mahar dan Mas Kawin Apa Bedanya? Kenali Macam dan Hikmahnya

Pernikahan adalah salah satu momen paling penting dalam hidup seseorang, dan di Indonesia, ia sarat dengan tradisi dan nilai-nilai budaya yang kaya. Dalam konteks pernikahan Indonesia, dua istilah yang sering dibicarakan adalah “mahar” dan “mas kawin.” Meskipun kedua istilah ini terkait erat dengan pernikahan, mereka memiliki beberapa hal yang menjadi pembedanya.

Perbedaan Utama Mahar dan Mas Kawin

biaya nikah
Mahar uang | Foto via Seserahan Indonesia

1. Pengertian Mahar dan Mas Kawin

Mahar adalah suatu konsep dalam budaya pernikahan Indonesia di mana pihak laki-laki memberikan harta atau barang berharga kepada pihak perempuan atau keluarganya sebagai simbol cinta, komitmen, dan tanggung jawab. Mahar seringkali memiliki nilai yang bervariasi, tergantung pada budaya, agama, dan kondisi ekonomi pasangan yang menikah. Bentuk mahar dapat berupa uang, perhiasan, kendaraan, atau bahkan properti.

Di sisi lain, mas kawin memiliki konsep yang mirip namun tujuan dan penggunaan yang sedikit berbeda. Mas kawin adalah uang atau harta yang diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan atau keluarganya sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi terhadap pasangan perempuan. Mas kawin seringkali digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pasangan perempuan dan dapat digunakan untuk keperluan keluarga di masa mendatang.

2. Tujuan Mahar dan Mas Kawin

Mahar memiliki beberapa tujuan utama dalam budaya pernikahan Indonesia. Pertama, itu adalah tanda cinta dan komitmen dari pihak laki-laki terhadap pasangan perempuan. Kedua, itu adalah jaminan bahwa pihak perempuan akan memiliki perlindungan ekonomi, terutama jika terjadi perceraian atau kematian suami. Mahar juga dapat menjadi wujud rasa syukur kepada keluarga perempuan yang telah merawat dan membesarkan pasangan perempuan.

Mas kawin lebih fokus pada aspek ekonomi dalam pernikahan. Tujuan utamanya adalah memberikan jaminan keuangan bagi pasangan perempuan dan mendukung kehidupan pernikahan mereka. Mas kawin dapat digunakan untuk membantu biaya hidup sehari-hari pasangan perempuan, seperti makanan, pakaian, atau kebutuhan sehari-hari lainnya.

3. Nilai dan Jenis Mahar

Nilai mahar dapat sangat bervariasi, tergantung pada budaya dan kondisi ekonomi pasangan yang menikah. Dalam beberapa kasus, mahar dapat mencapai jumlah yang signifikan, sementara dalam kasus lain, itu mungkin berupa harta berharga atau barang lain yang memiliki nilai simbolis.

Mahar juga dapat bervariasi dalam jenisnya. Beberapa jenis mahar yang umum meliputi uang tunai, perhiasan, emas, kendaraan, dan bahkan properti. Pilihan jenis mahar seringkali dipengaruhi oleh preferensi pasangan yang menikah dan tradisi budaya mereka.

4. Fungsi Mas Kawin

Mas kawin sebagaimana disebutkan sebelumnya, lebih berfokus pada fungsi ekonomi dalam pernikahan sedangkan mahar bersifat simbolis dan emosional. Dengan memberikan mas kawin, pihak laki-laki bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasangannya memiliki dukungan finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membangun masa depan bersama.

Syarat-Syarat Sah Mahar

Mahar dan mas kawin apa bedanya
Foto via Seserahan Indonesia

Mahar, dalam konteks pernikahan Islam, adalah pemberian yang diberikan oleh suami kepada istri sebagai tanda cinta dan tanggung jawab. Untuk memastikan keabsahan mahar, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut

1. Tidak Berupa Barang Haram

Salah satu syarat utama adalah bahwa mahar tidak boleh berupa barang haram, seperti minuman keras atau daging babi.

2. Tidak Ada Kesamaran

Mahar harus jelas dan tidak boleh samar. Unsur ketidakjelasan, seperti mahar berupa hasil panen kebun pada tahun yang akan datang, tidak sah. Begitu juga dengan mahar yang tidak ditentukan, seperti mahar berupa rumah tanpa spesifikasi.

3. Dimiliki dengan Pemikiran Sempurna

Mahar harus dimiliki dengan pemikiran yang sempurna. Artinya, pemilik mahar harus memiliki kepemilikan yang kuat dan sah. Mahar yang dibeli tetapi belum diterima, misalnya, dianggap pemilikan yang tidak sempurna dan tidak sah sebagai mahar.

4. Mahar Mampu Diserahkan

Benda atau barang-barang dalam bentuk yang tidak dapat diserahkan, seperti burung di awang-awang atau ikan di laut, tidak sah sebagai mahar. Mahar harus dapat diserahkan secara nyata.

Macam-macam Mahar

mahar seperangkat alat sholat dan al-Quran
Mahar alat sholat dan al-Quran | Foto via Seserahan Indonesia

Ada dua jenis mahar dalam Islam sebagai berikut:

1. Mahar yang Disebutkan (Musamma)

Jenis mahar ini adalah mahar yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik pada saat akad pernikahan atau setelahnya. Ini bisa berupa kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya atau diumumkan saat akad. Mahar musamma wajib diberikan secara penuh apabila pernikahan sudah dilakukan kemudian melakukan hubungan suami istri atau jika salah satu pasangan meninggal dunia.

2. Mahar yang seimbang (Mitsil) 

Mahar mitsil, yang juga disebut sebagai “mahar setara,” merujuk pada mahar yang ditetapkan untuk seorang wanita yang akan menikah tanpa menyebutkan jumlahnya dalam akad nikah. Jumlah mahar mitsil ditentukan dengan mempertimbangkan mahar yang biasanya diberikan kepada wanita dengan latar belakang keluarga yang sebanding, seperti saudara perempuan sekandung, saudara perempuan tunggal dari pihak ayah, dan lain sebagainya.

Jika tidak ada saudara perempuan sekandung atau informasi tentang mahar mereka tidak tersedia, solusinya adalah dengan melihat saudara perempuan tunggal dari pihak ayah, putri saudara laki-laki sekandung, putri saudara laki-laki sebapak, dan seterusnya. Pilihan ini didasarkan pada kedekatan hubungan dengan wanita yang akan menikah.

Jika tidak ada wanita keluarga ashabah yang dapat dijadikan patokan, baik karena tidak ada atau karena belum menikah atau informasi mahar mereka tidak diketahui, akan dilihat dari wanita-wanita dalam keluarga keluarga ibu dari wanita yang akan menikah. Ini mencakup ibu, nenek, bibi, putri saudara perempuan, dan putri bibi. Namun, penentuan ukuran mahar mitsil hanya dilakukan jika sebelumnya telah dihukumi bahwa tidak ada wanita dalam keluarga tersebut, atau mereka belum menikah, atau mahar mereka tidak diketahui.

Selain itu pertimbangan lain dilakukan dengan melihat faktor-faktor seperti usia, kecerdasan, kecantikan, kekayaan, kejelasan berbicara, dan status perawanan. Juga, kondisi ekonomi suami juga bisa mempengaruhi penentuan ukuran mahar. Jika ditemukan wanita keluarga ashabah dengan karakteristik yang sama dan suami dengan kondisi yang sama, maka maharnya akan sama dengan mahar yang ditentukan untuk wanita tersebut. Jika tidak ada kesamaan, maka mahar tidak disamakan.

Hikmah Mahar

mahar pernikahan
Foto via Seserahan Indonesia

Hikmah dari pelaksanaan mahar dalam pernikahan adalah sebagai ganti dari dihalalkannya seorang wanita untuk menikah atau dihalalkannya hubungan intim dengan suaminya. Selain itu, mahar juga berfungsi sebagai bentuk penghormatan dari pihak suami kepada wanita yang akan dinikahinya, dan juga sebagai tanda bahwa wanita tersebut telah menjadi hak suaminya.

Allah SWT memerintahkan pelaksanaan mahar untuk meningkatkan kedudukan wanita dan untuk menegaskan bahwa akad pernikahan memiliki tingkat keagungan yang tinggi. Oleh karena itu, Allah SWT mewajibkan kewajiban membayar mahar kepada laki-laki, bukan kepada wanita, karena laki-laki umumnya memiliki kemampuan finansial yang lebih baik. Mahar dianggap sebagai tanggung jawab finansial yang sama seperti tanggung jawab lainnya dalam pernikahan. Ini mencakup pemenuhan kebutuhan istri dalam persiapan diri dan perlengkapan yang tidak dapat ditangani oleh ayah atau keluarganya. Namun, manfaat dari mahar ini juga kembali kepada suami.

Sebagai hasilnya, adalah relevan bahwa suami membayar mahar kepada istri sebagai bentuk kewajiban dan tanggung jawab dalam pernikahan. Mahar ini, dalam berbagai bentuknya, juga berperan sebagai faktor yang mencegah suami untuk dengan cepat memberikan talak kepada istri. Hal ini dapat terjadi karena mahar seringkali diserahkan dalam beberapa tahap atau sebagai jaminan bagi wanita jika terjadi talak.

Pernikahan dalam Islam adalah komitmen serius, dan mahar adalah salah satu aspek yang penting dalam menjalankan pernikahan ini. Dengan memahami syarat-syarat sah mahar dan berbagai jenis mahar, kamu dapat melangkah menuju pernikahan yang sah dan penuh berkah dalam ajaran Islam. Semoga artikel ini membantu kamu lebih memahami konsep mahar dalam pernikahan, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *