Kenali Tradisi Adat Pernikahan di Indonesia

Bicara tentang tradisi adat pernikahan di Indonesia tentu tak akan ada habisnya. Sebagai negara yang besar, Indonesia sangat kaya akan suku, bahasa, agama, hingga kebudayaan. Sampai saat ini, lebih dari 1.300 suku bangsa berada di Indonesia. Tak heran, ada beragam tradisi adat pernikahan di negara ini. Megahnya acara yang ada, pernak-pernik pernikahan, hingga panjangnya ritual membuat banyak orang ngimpi untuk bisa melakukannya dalam waktu dekat.

Setiap suku bangsa tentu memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing pada adat pernikahannya. Apa kamu penasaran dengan contoh adat pernikahan yang ada di Indonesia? Pernikahan ini tidak hanya enak dipandang saja tetapi juga memiliki filosofi dan nilai budaya yang tinggi sehingga layak untuk dilestarikan. Simak artikel di bawah ini, yuk, untuk tahu lebih lanjutnya!

Tradisi adat suku Jawa

tradisi adat pernikahan

Mungkin kamu tidak asing dengan istilah “pingitan”? Benar! Itu merupakan istilah dalam adat pernikahan suku Jawa. Saat melakukan pingitan, calon mempelai wanita tidak boleh keluar rumah atau bertemu orang dengan sembarangan. Tak hanya itu, calon mempelai wanita pun tidak boleh menemui si calon mempelai pria hingga waktu yang telah ditentukan.

Bukan sembarangan, adat pernikahan pingitanmemiliki makna yang dalam. Alasan yang mendasari adat ini agar calon pengantin tetap terlihat fit hingga hari besar mereka tiba. Jadi pasti rasa rindu yang mendalam hadir ketika prosesi pingitan dilakukan. Namun hal tersebut juga menjadi alasan di balik adat ini. Jadi ketika hari H tiba, kedua calon mempelai bisa saling melepas rindu.

Tradisi adat suku Sunda

“Meuleum harupat” merupakan istilah dari adat pernikahan suku Sunda. Dalam bahasa Sunda, “meuleum” berarti membakar, sedangkan “harupat”merupakan bagian dari tanaman Aren. Harupat sangat mudah terbakar dan patah, hal tersebut menggambarkan sifat yang ada dalam diri manusia yaitu mudah marah.

Sesuai dengan arti namanya, adat pernikahan yang satu ini benar-benar melakukan prosesi bakar harupat. Kedua calon mempelai berdiri berhadapan sembari membawa harupatdan lilin. Calon mempelai pria membakar harupatyang dibawa oleh calon mempelai wanita, lalu harupat yang menyala ditiup oleh calon pengantin pria, dan kemudian dicelupkan ke dalam kendi berisi air hingga padam. Di balik adat pernikahan ini, maknanya adalah bila istri sedang terbakar oleh amarah, maka tugas suami adalah memadamkan dan meredakan emosinya.

Tradisi adat suku Betawi

tradisi adat pernikahan

Palang pintu adalah adat pernikahan yang dianut oleh masyarakat Betawi. Nama tersebut diambil dari bagian yang ada dalam struktur rumah adat Betawi tradisional. Pada setiap rumah pada zaman itu, dipasang kayu yang melintang pada pintu rumah guna mencegah maling masuk. Berdasarkan hal tersebut, istilah palang pintudijadikan kiasan pada adat pernikahan Suku Betawi.

Prosesi dalam menjalankan adat pernikahan yang satu ini dapat dikatakan cukup seru. Di awal prosesi, pihak calon mempelai wanita dan pria saling berbalas pantun. Tak jarang gelak tawa memeriahkan prosesi ini. Bela diri seperti silat terkadang hadir dalam adat pernikahan ini. Apa kamu pernah melihat roti buaya? Penyerahan roti tersebut sebagai bentuk seserahan juga termasuk dalam prosesi ini.

Tradisi adat suku Bugis

Suku Minang memiliki tradisi adat pernikahan yang bernama uang panai’. Calon mempelai pria memberikan sejumlah uang kepada calon mempelai wanita sebagai bentuk penghormatan.

Ternyata, uang panai’ini masih belum terhitung sebagai mahar pernikahan. Jumlahnya pun tidak sedikit. Terkadang, tingkat sosial serta pendidikan calon mempelai wanita menjadi strandar dalam menentukan jumlah uang panai’. Tak jarang banyak masyarakat luas yang menganggap adat pernikahan suku Bugis termasuk sangat mahal.

Tradisi adat suku Minang

tradisi adat pernikahan

Apabila suku Bugis punya adat uang panai’, suku Minang punya hal yang sama.  Uang japuik namanya. Perbedaannya, calon mempelai pria lah yang diberi uang oleh calon mempelai wanita.

Ternyata ada fakta unik di balik asal muasal adat pernikahan yang satu ini. Alasan utama calon mempelai pria “dibeli” karena garis keturunan matrilineal atau berdasarkan garis ibu lebih banyak mengangkat derajat perempuan. Meskipun demikian, adat pernikahan uang japuikdilakukan sebagai simbol saja bukan untuk merendahkan manusia dengan cara “dibeli”

Tradisi adat suku Ambon

tradisi adat pernikahan

Maso minta merupakan adat pernikahan suku Ambon. Bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, maso minta berarti “masuk minta” yang mana calon mempelai wanita “diminta” oleh calon mempelai pria.

Tak hanya sekadar meminta restu, banyak tahapan yang harus dilalui calon mempelai pria untuk dapat mempersunting calon mempelai wanita. Salah satu tahapannya adalah surat bertamu yang mana pihak pria menyampaikan bahwa ia ingin menikahi pihak wanita. Apabila keluarga wanita merestui, maka mereka memberikan surat bertamu kepada pihak pria untuk dapat berkunjung.

Tradisi adat suku Tidung

Adat pernikahan yang satu ini sangat unik dan berbeda dengan yang lain. Bila adat suku lainnya memberikan uang atau minta izin kepada keluarga mempelai, tidak dengan suku Tidung. Adat pernikahan yang tidak akan ditemui dari suku lain adalah menahan buang air.

Kamu tidak salah baca, kok. Pada adat ini calon pengantin diharuskan menahan rasa ingin buang air selama 3 hari. Suku Tidung meyakini apabila calon pasangan yang akan menikah tidak menjalankan adat ini maka nasib buruk akan menimpa. Selain itu, syarat ini dilakukan agar kehidupan pasangan kelak akan selalu harmonis. Sungguh menarik, ya?

Itu dia 7 dari sekian banyak adat pernikahan yang ada di Indonesia. Sungguh unik, ya, keberagaman tradisi adat pernikahan di negara kita tercinta ini? Jika menurut kalian, suku mana yang paling unik?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *