cara menghitung hari pernikahan menurut primbon jawa

5 Cara Menentukan Hari Baik Pernikahan ala Primbon Jawa

Suku Jawa merupakan suku terbesar yang ada di Indonesia. Sebagaimana dengan suku lainnya, masyarakat adat Jawa juga memiliki tradisi dan caranya sendiri dalam menentukan banyak hal, salah satunya adalah cara menghitung hari baik pernikahan menurut primbon Jawa.

Untuk mendapatkan hari baik, masyarakat adat Jawa menggunakan perhitungan neptu dan weton. Kamu pasti sudah tidak asing bukan dengan istilah ini. Lalu, apakah weton itu? Bagaimana cara menghitungnya? Apakah hasilnya akurat? Semua akan kami bahas selengkapnya di sini. Simak, ya!

Apa Itu Primbon Jawa

Foto prewedding tema adat Jawa
Foto: Alura Fotografi

Pernah, nggak, denger kata, “Berdasarkan primbon Jawa….”? Pasti pernah, dong? Orang awam mungkin menganggap bahwa primbon ini adalah sebuah kata yang diceritakan secara turun-temurun belaka. Namun pada kenyataannya, primbon sendiri adalah kitab yang merupakan warisan leluhur masyarakat Jawa. Kitab ini sendiri berisi tentang hubungan antara manusia dengan alam semesta.

Apakah primbon Jawa ini sama dengan ramalan? Tentu tidak. Namun dengan adanya primbon Jawa, kamu jadi memiliki pedoman untuk menghitung dan memperkirakan sesuatu. Dengan primbon, kamu bisa mengetahui watak seseorang berdasarkan hari lahirnya, hari baik dan hari buruk untuk melakukan sesuatu, hingga cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa.

Hingga saat ini, perhitungan dengan menggunakan primbon Jawa masih diterapkan oleh masyarakat Jawa, terutama dalam menentukan tanggal pernikahan, mengingat pernikahan sendiri adalah upacara pengikatan dua insan secara sakral. Nah, perhitungan ini bisa dilakukan dengan mengetahui neptu dari weton setiap calon pasangan pengantin yang akan kami bahas pada poin berikutnya.

Apa Itu Weton

adat Jawa ngunduh mantu
Fotografi: Playon Photo

Weton bukanlah sesuatu yang asing bagi orang Jawa. Mungkin sebagian orang menganggap bahwa weton adalah hari lahir. Hal ini tidak sepenuhnya salah. Jadi pada dasarnya, weton adalah hari lahir seseorang yang bertepatan dengan hari pasaran Jawa, yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Apa itu hari pasaran? Jadi hari pasaran, atau yang disebut juga dengan pancawara ini adalah penentuan hari di mana pasar dibuka. Pada jaman dahulu, pasar tidak buka setiap hari. Namun hanya buka pada hari tertentu saja. Contohnya adalah Pasar Pon dan Pasar Legi di Solo yang hanya buka pada hari Pon dan Legi saja. Hari pasaran ini masih banyak diterapkan di daerah Jawa, khususnya area perkampungan.

Melanjutkan pada pengertian weton sebagai cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa, weton tidak hanya menunjukkan hari lahir saja. Namun weton juga bisa dijadikan sebagai patokan untuk menghitung peristiwa tertentu. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan kalender tradisional Jawa.

Hari kelahiran dan hari pasaran ini memiliki neptu yang menjadi dasar cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa. Neptu ini sendiri adalah jumlah hari kelahiran menurut kalender Jawa. Berikut adalah neptu weton berdasarkan hari dan pasarannya.

Neptu Hari

Minggu: 5

Senin: 4

Selasa: 3

Rabu: 7

Kamis: 8

Jumat: 6

Sabtu: 9

Neptu Pasaran

Wage: 4

Kliwon: 8

Legi: 5

Pahing: 9

Pon: 7

Angka di atas adalah nilai yang digunakan untuk menghitung hari baik, termasuk menentukan hari pernikahan menurut primbon Jawa. Inilah mengapa setiap orang Jawa wajib mengetahui weton mereka masing-masing.

Cara Menghitung Hari Pernikahan Menurut Primbon Jawa

menghitung weton pernikahan
Fotografi: Imagenic

Setelah mengetahui pengertian hingga neptunya, sekarang saatnya kami membagikan cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa. Berikut adalah tahapannya:

1. Menghitung Weton Kedua Calon Pengantin

Perhitungan hari baik untuk menikah diawali dengan menghitung neptu kedua calon pengantin. Contoh, weton calon pengantin wanita adalah Kamis Wage dan weton calon pengantin pria adalah Sabtu Kliwon. Maka berdasarkan neptu hari dan pasarannya, neptu calon pengantin wanita adalah 8 + 4 = 12. Sedangkan neptu calon pengantin pria adalah 9 + 8 = 17.

2. Menjumlahkan Neptu Kedua Calon Pengantin

Setelah mengetahui neptu kedua calon pengantin, langkah berikutnya dalam menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa adalah dengan menjumlahkan keduanya. Jadi 12 + 17 = 29.

3. Menghitung Jodoh

Hasil penjumlahan inilah yang menunjukkan apakah kedua pasangan ini kompatibel atau cocok untuk satu sama lain dan bisa menentukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Seperti contohnya di atas. Neptu berjumlah 29 adalah Jodoh yang berarti pasangan ini memang ditakdirkan berjodoh.

Lalu, bagaimana dengan jumlah neptu lainnya? Berikut adalah maknanya:

  • Pegat (19, 27, 35)

Pegat dalam bahasa Jawa berarti pisah atau cerai dalam pernikahan. Jadi pasangan pengantin ini akan menghadapi berbagai masalah rumah tangga mulai dari masalah ekonomi, kepercayaan, kesetiaan, dan lain sebagainya yang akan berujung pada perceraian.

  • Ratu (20, 28, 36)

Sesuai namanya, Ratu memiliki makna seseorang yang dihormati dan dihargai oleh orang di sekelilingnya. Jika neptu kamu dan pasangan mendapatkan hasil Ratu, maka kalian adalah pasangan yang cocok dan mampu membangun rumah tangga yang harmonis hingga membuat orang lain iri!

  • Jodoh (21, 29)

Untuk hasil Jodoh, sudah dapat dipastikan bahwa kamu dan pasangan memang sudah ditakdirkan untuk bersama. Kedua pasangan bisa saling menerima kekurangan masing-masing dan membina rumah tangga yang bahagia hingga maut memisahkan.

  • Topo (22, 30)

Topo atau tapa dalam bahasa Jawa berarti bertapa atau bertirakat. Ini artinya kamu dan pasangan akan mengalami beberapa kesulitan pada awal pernikahan. Namun lambat laun, kamu dan pasangan bisa mencapai kebahagiaan yang diimpikan.

  • Tinari (23, 31)

Neptu tinari berarti kamu dan pasangan akan selalu dilimpahi rezeki dan selalu berkecukupan. Rumah tangga kamu dan pasangan juga akan selalu dilimpahi keberuntungan!

  • Padu (24, 32)

Padu dalam bahasa Jawa artinya adu mulut atau cekcok. Jadi rumah tangga akan selalu penuh pertengkaran, namun tidak akan sampai membawa ke perceraian. Biasanya pertengkaran yang terjadi pun karena masalah yang sepele.

  • Sujanan (25, 33)

Sujanan artinya pertengkaran atau perselingkuhan. Dalam hal ini, salah satu pasangan akan mengkhianati pasangannya dan bertindak tidak setia.

  • Pesthi (26, 34)

Kamu juga beruntung jika mendapatkan Pesthi karena neptu ini berarti bahwa kamu dan pasangan akan memiliki rumah tangga yang harmonis hingga masa tua. Tentu kamu dan pasangan akan mengalami beberapa masalah dan pertengkaran, namun kalian selalu bisa mengatasinya dan menjalankan rumah tangga yang tentram dan damai.

4. Jika Mendapatkan Neptu Kurang Baik

Susunan acara ngunduh mantu
Fotografi: Playon Photo

Setelah membaca penjelasan di atas, pasti kamu bertanya-tanya bagaimana jika kamu mendapatkan jumlah neptu yang tidak baik? Apakah ini artinya kamu dan pasangan tidak berjodoh? Tenang, tenang. Inilah mengapa ada cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa, yaitu untuk mendapatkan hari terbaik untuk menikah, apapun weton dan jumlah neptunya.

Perhitungannya sedikit rumit, namun akan kami coba jelaskan secara lebih terperinci. Untuk bisa mendapatkan ‘tibo jodho’ atau jatuh pada jodoh, jumlah neptu harus habis dibagi 7. Jika ada sisa, maka artinya akan berbeda lagi.

Contoh, jumlah neptu 35 menurut keterangan di atas adalah Pegat. Namun jika dibagi dengan 7, maka akan habis dan tidak bersisa. Maka, kamu dan pasangan adalah jodoh dan tidak perlu takut dengan hasil Pegat tadi.

Jadi, hasil penjumlahan neptu ini bukanlah satu-satunya acuan untuk melihat apakah kamu dan pasangan ini cocok atau tidak. Coba kita lihat lagi ke atas. Pada neptu Jodoh, ada yang jumlah totalnya 29. Apakah 29 habis dibagi 7? Tidak! Masih menyisakan 1 yang berarti kamu bukan Jodoh, namun memiliki makna Satria Wibawa.

Pada intinya, hasil penjumlahan neptu juga bisa memiliki 2 makna. Berikut adalah ringkasannya:

Pegat = 19 = Jodoh

Ratu = 20 = Topo

Jodoh = 21 = Tinari

Topo = 22 = Padu

Tinari = 23 = Sujanan

Padu = 24 = Pesthi

Sujanan = 25 = Pegat

Pesthi = 26 = Ratu

Pegat = 27 = Jodoh

Ratu = 28 = Topo

Jodoh = 29 = Tinari

Topo = 30 = Padu

Tinari = 31 = Sujanan

Padu = 32 = Pesthi

Sujanan = 33 = Pegat

Pesthi = 34 = Ratu

Pegat = 35 = Jodoh

Ratu = 36 = Topo

Mulai bingung? Tenang, akan kami jelaskan kenapa bisa demikian. Sisa neptu ini yang akan menunjukkan watak kamu dan pasangan ketika menghadapi masalah dalam rumah tangga. Seperti misalnya kamu mendapatkan jumlah neptu 27. Harusnya Pegat, dong? Namun bisa menjadi jodoh karena sisa 6 ketika dibagi 7. Sisa 6 ini artinya Bumi kapetak, yaitu kesabaran ketika menghadapi cobaan. Maka kamu dan pasangan tidak akan berakhir dengan perceraian karena sama-sama kuat dan sabar.

Berikut adalah penjelasan lebih lengkap mengenai sisa perhitungan neptu:

  • Wasesa segara (sisa 1)

Wasesa berarti luas, dan segara berarti samudera atau lautan. Ini berarti kamu dan pasangan memiliki watak yang sabar, pemaaf, dan memiliki rezeki seluas samudera.

  • Tunggak semi (sisa 2)

Diartikan bahwa kamu dan pasangan selalu dilancarkan rezekinya.

  • Satriya wibawa (sisa 3)

Memiliki makna bahwa kamu dan pasangan memiliki keluhuran dan kemuliaan yang tinggi.

  • Sumur sinaba (sisa 4)

Ini diartikan sebagai seseorang yang dimintai ilmu dan menjadi tempat banyak orang untuk berguru.

  • Satriya wiring (sisa 5)

Ini berarti kamu dan pasangan akan mendapatkan banyak cobaan karena perilaku atau tindakan kalian sendiri.

  • Bumi kapetak (sisa 6)

Artinya kamu dan pasangan memiliki watak yang sabar, ulet, dan mental yang kuat.

  • Lebu katiup angin (sisa 7)

Debu tertiup angin ini artinya kamu dan pasangan akan kesulitan mendapatkan rezeki.

5. Cara Mendapatkan Hari Baik

Mulai bingung dengan semua angka dan artinya? Sabar, cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa belum selesai sampai di situ saja. Ada rumusnya agar kamu bisa mendapatkan hari baik untuk menikah meskipun jumlah neptu dan sisa neptunya tidak memberikan hasil yang baik. Pemilihan hari baik ini bisa kamu anggap sebagai salah satu cara tolak bala atau menolak marabahaya.

Rumus ini berbeda dengan rumus di atas, yaitu jumlah neptu harus kamu tambahkan dengan hari baik. Kemudian dibagi dengan angka 5 dan hasilnya harus menyisakan 3. Hal ini karena angka 3 dalam Jawa merupakan simbol angka yang baik. Jadi rumusnya adalah:

(Jumlah neptu kedua pasangan + hari baik) : 5 = x, sisa 3.

Apa itu hari baik? Hari baik bisa didapatkan dari jumlah neptu hari dan pasaran. Biar kamu nggak perlu scroll ke atas lagi, berikut tabel perhitungan neptu hari dan pasarannya:

SeninSelasaRabuKamisJumatSabtuMinggu
Kliwon12111516141713
Legi981213111410
Pahing13121617151814
Pon10111415131612
Wage87111210139

 

Yuk mulai perhitungannya. Melanjutkan dari contoh di awal, jumlah neptu kamu dan pasangan adalah 29. Nah 29 ini kalau dibagi dengan 5 maka akan menyisakan 4. Sedangkan kamu butuh angka tambahan agar bisa menyisakan 3. Jadi, pada rumus di atas, kamu bisa menambahkan hari baik dengan angka 4 atau 9 agar hasil pembagian menyisakan 3.

Jika dilihat pada tabel neptu di atas, maka kamu akan mendapatkan hari baik dengan jumlah 9, yaitu pada hari Senin Legi atau Minggu Wage. Dengan begitu, kamu sudah menemukan hari baik untuk melangsungkan pernikahan. Kamu bisa memilih salah satu harinya untuk menikah.

Itu dia pembahasan lengkap mengenai cara menghitung hari pernikahan menurut primbon Jawa. Cukup panjang dan rumit, bukan? Untuk itu agar tidak salah perhitungan dan hanya menimbulkan rasa tidak percaya kepada pasangan atau tradisi adat Jawa, alangkah baiknya kamu menyerahkan hal ini kepada ahlinya. Semoga ulasan ini membantu kamu untuk memberikan gambaran lebih mendetail mengenai perhitungan hari baik untuk pernikahan menurut primbon Jawa, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *