alasan menikah menurut islam

Cek 6 Alasan Menikah dalam Islam, Sudah Sesuaikah dengan Niatmu?

Pernikahan dianggap sebagai suatu kesepakatan sakral antara seorang pria dan wanita dengan tujuan membentuk hubungan yang sah di hadapan Allah. Salah satu alasan menikah dianggap sebagai bentuk ibadah yang sangat mulia, dijalani sebagai komitmen hingga maut memisahkan keduanya. 

Oleh karena itu, penting untuk melibatkan proses ini dengan penuh kehati-hatian dan tidak sembarangan. Pernikahan juga dipandang sebagai benteng melawan perbuatan yang tidak baik, sehingga sangat dianjurkan bagi mereka yang saling mencintai untuk segera menikah, dengan persyaratan kesiapan mental, fisik, dan finansial.

Dengan itu, sehingga perlu memperlakukan hubungan ini dengan serius agar dapat menjalani kehidupan berdua yang damai hingga akhir hayat. Bagi kamu yang belum yakin untuk menikah, disarankan untuk tidak terburu-buru, terlepas dari usia. Meskipun tuntutan masyarakat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan menikah, alasan lain yang mendasarinya juga perlu dipertimbangkan.

Namun, selain tuntutan masyarakat, ada pertanyaan mengenai alasan menikah bagi seseorang dan seberapa besar kepentingan pernikahan dalam kehidupan. Beberapa alasan ini mungkin dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai hal tersebut.

1. Penyempurna Agama

tujuan pernikahan adalah
Fotografi: Hijaz Pictura

Salah satu motivasi utama umat muslim untuk mengejar pernikahan adalah pandangan bahwa pernikahan dianggap sebagai penutup sempurna dalam menjalankan agama. Dalam perspektif ini, pernikahan dianggap memenuhi separuh dari kewajiban agama, sebagaimana ditegaskan dalam ajaran Nabi Muhammad SAW,

“Dengan menikah, seorang hamba telah menyempurnakan separuh agamanya, oleh karena itu, hendaklah takut kepada Allah SWT untuk separuh sisanya” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman). 

Pernikahan bukan hanya sekadar ikatan sosial, tetapi juga dianggap sebagai bentuk ibadah yang memandu umat muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam pernikahan, suami dan istri saling mengingatkan dalam beribadah serta menjalankan peran sebagai pasangan hidup dan orang tua bagi anak-anak mereka.

Selain itu, alasan menikah lainnya karena pernikahan juga dianggap sebagai pelaksanaan sunnah Rasulullah SAW, yang bertujuan memperbaiki akhlak dan menjauhkan umat muslim dari perilaku negatif. Rasulullah SAW telah memberikan teladan sebagai sosok yang sempurna, dan memotivasi umatnya untuk mengikuti sunnahnya. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW mengajarkan,

“Menikah adalah bagian dari sunnahku; siapa yang tidak mengamalkan sunnahku, ia tidak mengikuti jalanku. Oleh karena itu, menikahlah. Aku bangga dengan kalian di antara umat-umat yang lain. Siapa yang mampu, hendaklah menikah; siapa yang tidak mampu, hendaklah berpuasa, karena puasa adalah tameng” (HR. Ibnu Majah).

2. Mendapatkan Rasa Aman & Nyaman

tujuan menikah
Fotografi: Symphotoworks

Walaupun suatu hubungan asmara mungkin telah berlangsung selama bertahun-tahun, pengalaman itu belum tentu menyamai kedalaman ikatan pernikahan. Banyak individu yang telah menempuh perjalanan dari pasangan asmara menuju suami dan istri mengakui bahwa kenyamanan yang mereka rasakan setelah resmi menikah tidak bisa dibandingkan dengan hubungan tanpa ikatan pernikahan. 

Pernikahan membawa dinamika dan kedalaman emosional yang berbeda, menciptakan kondisi keamanan yang mendalam di dalamnya. Bagi sebagian besar orang, pernikahan bukan hanya sekadar status sosial atau formalitas, tetapi juga menghadirkan perasaan aman yang signifikan. 

Kehadiran ikatan pernikahan menciptakan landasan kuat bagi kedua pasangan, memungkinkan mereka merasakan kepastian dan keamanan dalam berbagi hidup bersama. 

Rasa tanggung jawab, komitmen, dan keterlibatan penuh dalam ikatan suami dan istri menciptakan iklim hubungan yang unik dan mendalam. Oleh karena itu, penting untuk diakui bahwa pernikahan membawa serta dimensi emosional yang lebih dalam dan rasa aman yang menjadi pondasi solid bagi kelangsungan hubungan itu sendiri.

3. Menghindari Hal yang Dilarang Agama

tentang pernikahan dalam islam
Fotografi: Aspherica

Salah satu dampak negatif yang mungkin timbul ketika seseorang belum menikah adalah terjerumus ke dalam perbuatan zina. Zina, yang mencakup hubungan intim di luar pernikahan, dianggap sebagai dosa besar dalam Islam. Bahkan, tindakan yang mendekati zina, seperti sentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, berduaan di tempat sepi, atau mengunjungi tempat-tempat yang berpotensi menyebabkan maksiat, juga diharamkan. 

Oleh karena itu, Islam menekankan bahwa pernikahan adalah solusi terbaik bagi individu yang saling tertarik. Sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW yang disampaikan dalam hadis Muslim No. 1.400,

“Wahai para pemuda! Jika kalian mampu menikah, lakukanlah, karena pernikahan dapat menjaga pandangan dan melindungi kemaluan. Bagi yang tidak mampu, disarankan untuk berpuasa sebagai bentuk perlindungan diri.”

Dengan demikian, Islam menganggap pernikahan sebagai sarana efektif untuk melindungi muslimin dan muslimah dari potensi kekacauan atau kerusakan sosial dalam masyarakat.

4. Menciptakan Keluarga yang Bahagia

tujuan pernikahan adalah
Fotografi: Aspherica

Membentuk kehidupan rumah tangga yang serasi seharusnya membawa kebahagiaan bagi kedua belah pihak. Adalah tugas utama Kamu dan pasangan untuk saling memberikan kasih sayang. Keberhasilan dalam mencapai kebahagiaan ini akan membawa kedamaian dan kenyamanan, serta menciptakan landasan yang kokoh untuk membangun keluarga yang taat kepada ajaran Allah SWT.

Tugas mulia seperti merawat, mendidik, dan mengasuh anak juga merupakan amal yang wajib dilaksanakan oleh kedua orang tua. Sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an (QS. At-Thur ayat 21),

“Dan orang-orang yang beriman, serta keturunan mereka yang mengikuti iman mereka, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka, dan Kami tidak mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. 

Setiap individu diikat dengan hasil perbuatannya.” Ini menekankan pentingnya peran orang tua dalam membimbing keturunan mereka menuju keimanan, sehingga menciptakan keluarga yang tidak hanya bahagia di dunia, tetapi juga mendapatkan berkah dari Allah.

5. Menikah Baik untuk Kesehatan

tujuan menikah
Fotografi: Aspherica

Sejumlah penelitian ilmiah telah mengkonfirmasi bahwa menikah memberikan berbagai manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Manfaat tersebut melibatkan pemeliharaan kesehatan jantung, pengurangan tingkat stres, potensi peningkatan umur, dan percepatan proses kesembuhan dari penyakit. Rata-rata, manfaat ini dapat diatribusikan kepada dukungan dan kasih sayang yang diberikan oleh pasangan dan keluarga, mampu menciptakan semangat serta pemikiran positif pada individu dan menyebabkan perasaan kebahagiaan.

Studi-studi ilmiah tersebut memberikan bukti nyata bahwa keterlibatan dalam pernikahan memiliki dampak positif pada kesejahteraan fisik dan mental seseorang. Keberadaan dukungan emosional dan sosial dari pasangan serta keluarga dapat menjadi pendorong penting untuk mencapai kesehatan yang optimal. Oleh karena itu, hasil penelitian ini mendukung pandangan bahwa hubungan pernikahan dapat menjadi faktor penentu yang signifikan dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan secara holistik.

6. Penegasan dan Bukti Komitmen atas Cinta

fungsi pernikahan
Fotografi: Aspherica

Pernikahan tidak hanya menjadi manifestasi nyata dari komitmen cinta, tetapi juga mencerminkan keseriusan seseorang dalam menjalin hubungan romantis. Dalam konteks pernikahan, ikatan ini diakui secara sah oleh masyarakat dan di hadapan agama. Ini mengindikasikan tanggung jawab penuh terhadap komitmen yang diemban terhadap pasangan. 

Banyak individu memilih untuk menikah dengan tujuan menghindari dosa, mengurangi rasa curiga atau cemburu terhadap pasangan, sekaligus sebagai tanda konkret dan penguatan dari ikatan cinta yang telah terjalin. Pernikahan, sebagai bentuk komitmen yang formal, membawa konsekuensi sosial dan spiritual yang mendalam. Ini tidak hanya sekadar perjanjian di antara dua individu, tetapi juga merupakan pernyataan publik dan perjanjian di hadapan Allah.

Keputusan untuk menikah tidak hanya berfungsi sebagai upaya untuk menjaga moralitas dan mengatasi konflik potensial, tetapi juga menjadi bukti konkret dari tekad serius dalam membangun dan memelihara hubungan romantis yang berkelanjutan.

Pernikahan dalam perspektif agama, kesehatan, dan hubungan sosial merupakan suatu kesepakatan sakral yang membawa manfaat yang signifikan bagi individu dan masyarakat. Sebagai ikatan yang sah di mata Tuhan, pernikahan menjelma menjadi benteng melawan perbuatan yang tidak baik, mendorong individu untuk memperhatikan persyaratan kesiapan mental, fisik, dan finansial sebelum melibatkan diri dalam proses ini. 

Dalam konteks hubungan, pernikahan adalah manifestasi nyata dari komitmen cinta dan keseriusan dalam membangun hubungan yang berkelanjutan. Melibatkan diri dalam ikatan pernikahan, individu mengambil langkah konkret untuk menjaga moralitas, menghindari dosa, dan memperkuat fondasi cinta yang telah terjalin.

Dalam pernikahan, individu tidak hanya menciptakan kebahagiaan dalam kehidupan pribadi, tetapi juga berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai agama, kesehatan, dan komitmen cinta yang kokoh.

Dengan demikian, pernikahan bukan hanya sebuah peristiwa sosial atau formalitas semata, tetapi merupakan perjalanan hidup yang mendalam, penuh makna, dan memperoleh ridho dari Tuhan. Nah, bagaimana? Sudah sesuaikah alasan menikah kamu menurut Islam?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *