Bisakah cincin tunangan dijadikan cincin kawin? Sebuah cincin cantik yang melingkar di jari manis selalu menjadi dambaan para perempuan yang sudah menemukan tambatan hatinya. Baik sebagai tunangan maupun seorang istri nantinya, cincin tunangan dan cincin kawin sama-sama sering diartikan sebagai simbol pengikat sehingga tak jarang calon pengantin masa kini menggabungkan keduanya menjadi satu cincin supaya lebih praktis. Akan tetapi, penggunaan cincin tunangan dan cincin kawin masih diperdebatkan apakah fungsi keduanya bisa disatukan dalam satu cincin. Hmmm….daripada bingung, simak dulu yuk, sejarahnya masing-masing!
Mundur jauh ke era kekaisaran Romawi, cincin kawin mulai dikenal sebagai simbol kedigdayaan seseorang karena terbuat dari besi atau emas yang masih dianggap mahal, sehingga tak sembarang orang bisa memakainya. Namun, saat makna cincin kawin beralih menjadi simbol penyatuan cinta, maknanya bertambah menjadi kekuatan sepasang manusia yang saling membantu sepanjang hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Lebih dari simbol penyatuan dan kekuatan, cincin kawin juga melambangkan cinta abadi sekaligus sakral antara kedua mempelai karena berbentuk lingkaran dan tidak memiliki ujung. Bahkan faktanya, tradisi pertukaran cincin kawin pada prosesi pernikahan pertama kali dilakukan oleh gereja Yunani Ortodoks pada abad ke-13 lho, brides.
Karena cincin kawin harus dibuat sepasang dan akan digunakan seumur hidup, maka seiring waktu berlalu tampilan material dan ornamen yang mempercantik cincin biasanya lebih sederhana dan dapat disesuaikan dengan selera. Apabila calon pengantin pria beragama Islam dan tidak dianjurkan menggunakan cincin dari emas, maka gunakan cincin palladium atau perak dengan hiasan berlian kecil sebagai pemanis, sidik jari atau inisial nama kedua mempelai. Oleh karena itu, menyepakati model cincin kawin bersama pasanganmu jangan sampai terlewat dari agenda saat mempersiapkan pernikahan, ya.
Perbedaan Cincin Tunangan dan Cincin Kawin
Lain cincin kawin, lain pula dengan cincin tunangan. Cincin tunangan tidak hanya dimaknai sebagai tanda bahwa sang perempuan akan dipinang, tetapi juga simbol komitmen dan kemapanan sang lelaki untuk menjajaki kehidupan berumah tangga bersama perempuan pilihannya. Karena biasanya cincin tunangan tidak harus dihadirkan sepasang, maka pilihan simbol pengikat untuk meminang si perempuan juga lebih beragam pada saat lamaran, misalnya menggunakan perhiasan lain seperti kalung, anting, atau cincin warisan.
Dari segi tampilan, material, bentuk cincin dan ornamen cincin tunangan pada umumnya berhiaskan batu yang masing-masing jenisnya memiliki makna yang berbeda. Misalnya, jika dilamar dengan cincin berhias batu berlian, artinya cinta sang kekasih akan selalu abadi. Apabila cincin tunangan memiliki ornamen batu safir, sang pemakai cincin melambangkan surga bagi sang pemberi, bisa juga doa agar menuju surga bersama-sama melalui kehidupan pernikahan yang akan mereka jalani. Aduh, romantis sekali, ya!
Penyematan cincin kawin dan cincin tunangan juga dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing calon pengantin saat mempersiapkan lamaran dan pernikahan. Di luar negeri yang menganut budaya barat, baik cincin kawin maupun cincin tunangan disematkan di jari manis tangan kiri karena konon terdapat vena amoris yang mengalirkan darah langsung ke jantung. Sedangkan di Indonesia, cincin kawin lebih lazim disematkan di jari manis tangan kanan dan cincin tunangan lebih sering dipasang di jari manis tangan kiri calon pengantin untuk menunjukkan status pasangan yang akan berkomitmen dan sudah menikah dalam jangka waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.
Nah, sudah jelas ya, perbedaan antara cincin kawin dan cincin tunangan. Berangkat dari pemasangan cincin tunangan dan cincin kawin di jari manis, timbullah pertanyaan yang mengundang pro dan kontra: apakah bisa cincin tunangan dijadikan cincin kawin? Jawabannya ya dan tidak, disesuaikan dengan kondisi masing-masing calon pengantin.
Apabila kedua mempelai ingin menikah dengan menuruti adat istiadat dan tidak mengganggu estetika pernikahan Indonesia, sebaiknya cincin tunangan dan cincin kawin digunakan di jari tangan yang berbeda sesuai fungsinya masing-masing.
Akan tetapi, apabila kedua mempelai sepakat untuk mengalokasikan biaya beli cincin kawin dan menggunakan cincin tunangan sebagai simbol pengikat pada saat lamaran, maka cincin tunangan bisa dijadikan cincin kawin ketika prosesi pernikahan berlangsung. Bahkan saat ini banyak lho, pengantin yang menggabungkan penggunaan cincin kawin dengan cincin tunangan di satu jari yang sama dengan cara dipatri.
Selain agar jari manis terlihat cantik, cincin kawin dan cincin tunangan yang dipasang bersamaan bisa menjadi pengingat bahwa ada proses untuk berkomitmen dalam mengarungi kehidupan bersama pasangan melalui pertunangan, dan akhirnya, pernikahan. Cheers!