Salah satu syarat wajib dalam pernikahan adalah pihak pria memberikan mahar kepada pihak wanita. Bentuk mahar pun beragam, mulai dari mahar perhiasan, mahar uang tunai, mahar seperangkat alat sholat, mahar Al-Qur’an, mahar properti, dan mahar lainnya. Pemberian mahar sendiri berdasarkan keputusan dari kedua belah pihak, yaitu dari keridhoan pihak wanita dan sesuai kemampuan dari pihak pria. Lalu, bagaimana hukum pemberian mahar dalam Islam?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hukum mahar perhiasan dalam Islam, kamu harus memahami dulu pengertian mahar dan mengapa mahar menjadi salah satu persyaratan yang wajib terpenuhi untuk melangsungkan pernikahan.
Asal kata mahar adalah dari bahasa Arab, yaitu al-mahru yang artinya suatu pemberian dari pihak pria untuk pihak wanita karena akad. Tujuan dari pemberian mahar perhiasan adalah sebagai bentuk untuk menghormati wanita. Mahar perhiasan juga menunjukkan bahwa pihak pria mampu memberikan nafkah baik duniawi maupun akhirat kepada pihak wanita.
Lalu, apa perbedaan mahar perhiasan dan mas kawin? Sebenarnya, mahar dan mas kawin adalah 2 hal yang sama, hanya penyebutannya saja yang berbeda. Perlu diingat bahwa mahar perhiasan atau mas kawin tidak sama dengan seserahan.
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, pemberian mahar dalam Islam adalah wajib. Pemberian mahar sendiri sudah diatur dalam Q.S An-Nisa Ayat 4 yang berbunyi:
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”
Selain pada ayat tersebut, hukum pemberian mahar juga terdapat pada hadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi ra, Rasulullah bersabda:
“Carilah sesuatu (mahar) cincin sekalipun terbuat dari besi. Jika tidak mendapati, mahar berupa surat-surat al-Qur’an yang engkau hafal.” (HR Bukhari No.1587).
Mahar yang diserahkan kepada pihak wanita ini nantinya akan menjadi sepenuhnya hak wanita. Istri boleh menggunakan mahar tersebut tanpa seizin suami, baik untuk digunakan sehari-hari atau bahkan untuk dibelanjakan. Jika mahar perhiasan dibelanjakan, uang atau keuntungannya pun tetap menjadi hak istri dan suami tidak memiliki hak apapun, kecuali istri berkenan untuk membagikan sebagian miliknya.
Buat kamu yang masih bingung memilih jenis mahar, ada beberapa ide mahar yang bisa kamu pilih sesuai dengan kemampuan dan preferensi masing-masing. Berikut 7 ide mahar yang baik dalam Islam yang bisa kamu pilih:
Contoh mahar pertama adalah mahar emas dan merupakan logam mulia yang paling umum dijadikan sebagai mahar perhiasan. Mahar perhiasan berupa emas menjadi pilihan banyak pasangan karena nilainya yang stabil dan harga jualnya yang selalu meningkat setiap tahunnya.
Emas yang diberikan bisa berupa mahar perhiasan, mahar perhiasan emas 1 set, atau bahkan berupa emas batangan yang biasanya lebih disukai karena memiliki sertifikat resmi, sehingga lebih mudah untuk dijual kembali. Selain itu, mahar perhiasan emas batangan juga cocok dijadikan sebagai investasi.
Selain mahar perhiasan emas, mahar uang juga menjadi mahar umum yang diberikan oleh pihak pria ke pihak wanita. Tidak ada batasan nominal minimalnya karena semua kembali kepada kedua belah pihak.
Namun tidak sedikit juga yang memberikan mahar uang dengan jumlah nominal sesuai tanggal pernikahan mereka. Tidak jarang pula untuk mempercantik mahar uang ini, banyak pasangan yang menghiasnya di dalam box dan pigura untuk menambah kesan mahar.
Mahar selanjutnya adalah perlengkapan ibadah berupa mukena, sajadah, tasbih, Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Selain bermanfaat untuk jangka waktu yang lama, jenis mahar ini juga menyimbolkan bahwa tujuan dari pernikahan adalah untuk ibadah dan menyempurnakan agama. Sehingga pasangan diharapkan selalu mengingat Tuhan Yang Maha Kuasa dan kehidupan akhirat.
Tidak hanya mahar perhiasan emas saja yang bisa dimanfaatkan sebagai mahar untuk investasi, tetapi surat tanah juga bisa kamu jadikan sebagai mahar, loh. Surat tanah memiliki nilai jual tinggi yang juga akan bertambah nilainya seiring berjalannya waktu. Selain itu, mahar jenis ini juga bisa menjadi kenangan manis selama masa pernikahan.
Mahar pernikahan tidak hanya berupa benda mati saja, tetapi juga bisa benda hidup seperti hewan ternak. Mahar berupa hewan ternak adalah mahar Nabi Muhammad SAW yang diberikan kepada Khadijah binti Khuwailid. Jenis hewan ternak yang kamu pilih pun beragam, mulai dari ayam, kambing, sapi, kerbau, dan hewan ternak lainnya.
Kalau kamu gak suka mahar yang biasa saja, mahar saham perusahaan ini bisa menjadi alternatif mahar yang tepat. Jangan salah, nilai saham juga sama tingginya dengan mahar lainnya, kok. Tapi pastikan kamu memilih saham berkualitas yang berasal dari perusahaan nasional.
Jenis mahar anti mainstream yang kedua adalah mahar berupa perlengkapan hobi. Mahar ini menunjukkan bahwa kamu mendukung semua kegiatan calon istri dengan memberikan peralatan hobi yang ia tekuni. Jika calon istrimu hobi mendengarkan musik, kamu bisa membelikannya album favoritnya atau alat pemutar musik seperti LP Player atau barang lainnya.
Setelah mengetahui pengertian mahar, hukum pemberian mahar perhiasan, dan beberapa contoh ide untuk mahar, yuk lanjut bahas mahar pernikahan yang dilarang.
Meskipun memberikan mahar adalah sebuah kewajiban, namun ada beberapa keadaan yang membuat mahar menjadi tidak diperbolehkan untuk diberikan, loh. Berikut penjelasannya:
Tidak jarang karena ingin memenuhi gengsi, pihak wanita meminta berbagai macam mahar untuk pihak pria. Mulai dari rumah, mobil, perhiasan mewah, dan lain sebagainya. Sedangkan jika hal itu dirasa memberatkan pihak pria, maka pemberian mahar tersebut menjadi terlarang.
Dalam agama Islam sendiri melarang pemberian mahar yang memberatkan pihak pria. Untuk itu meminta mahar perhiasan diluar kemampuan pihak pria hukumnya adalah tidak diperbolehkan. Hal ini juga ditakutkan akan mempengaruhi keharmonisan rumah tangga setelah menikah nantinya.
Selain tidak memberatkan pihak pria, pastikan juga mahar yang diberikan tidak berlebihan. Karena Rasulullah sendiri tidak menyukai mahar yang berlebihan. Justru mahar yang sederhana menunjukkan kemurahan hati seorang wanita.
Meskipun pihak pria boleh memberikan mahar sesuai dengan kemampuannya, tapi bukan berarti pihak pria bisa memberikan barang secara sembarangan kepada pihak wanita. Pastikan barang yang diberikan memiliki nilai dan manfaat yang baik. Jika pihak pria memberikan barang tak bernilai, maka hal tersebut adalah salah satu bentuk penghinaan karena merendahkan martabat wanita.
Sebagai seorang wanita, tentunya kamu ingin mendapatkan mahar dengan cara yang baik dan halal. Oleh karena itu, mahar yang didapatkan dengan cara mencuri, merampok, menipu, dan tindakan tidak baik lainnya tidak boleh diberikan kepada pihak wanita.
Sekian penjelasan mengenai mahar perhiasan hingga mahar pernikahan yang tidak diperbolehkan. Untuk kamu yang butuh referensi mahar perhiasan emas, boleh banget cek koleksi lengkap V&CoJewellery yang menyediakan berbagai macam desain cantik dan menarik untuk mahar pernikahan!
Referensi ayat dan hadist: tafsirweb
Nggak terasa tahun 2024 akan segera usai! Dalam fashion jewellery, perhiasan emas selalu menjadi pilihan…
Cincin bukan sekadar aksesori; ia adalah bahasa tanpa kata yang mampu mengungkapkan cinta, komitmen, dan…
Halo, calon pengantin! Siapa sih yang nggak pengen momen pernikahannya berjalan mulus tanpa hambatan? Buat…
Pernikahan adalah salah satu momen paling berharga dalam hidup, dan persiapannya tentu nggak boleh asal-asalan.…
Kamu mungkin sudah sering mendengar kalau menikah itu adalah salah satu momen terindah dalam hidup.…
Mau acara lamaran yang nggak sekedar tepuk tangan dan tukar cincin? Saatnya bikin momen yang…