Pernahkah kamu berpikir mengenai makna pernikahan? Apa makna pernikahan dan bagaimana masyarakat menjalani kebudayaan tersebut? Terlebih, karena masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, khususnya dari segi suku bangsa dan agama, pastinya akan ada perbedaan dalam memaknai sebuah pernikahan.
Lalu, bagaimana makna pernikahan, bila dari beberapa sisi? Berikut adalah beberapa sudut pandang tentang makna pernikahan yang bisa kita ulik.
1. Dari Sudut Pandang Orang Tua
Bagi orang tua, makna dari pernikahan adalah dunia baru bagi anaknya bersama pasangan yang dipilih untuk membangun masa depan yang lebih baik yang mereka inginkan. Makna pernikahan anak bagi orang tua pastilah sangat dalam, karena dalam pernikahan inilah mereka menyerahkan anak mereka kepada orang lain. Bagi orang pada umumnya, hal pertama dan utama yang menjadi bahan pertimbangan setiap orang tua adalah agama dari sang calon menantu.
Pertanyaan seperti, “Sudahkah seseorang yang dicintai anakku menjalankan perintah agamanya dengan baik (karena nantinya ialah yang akan menggantikan tugasku untuk mengajarkan dan mengingatkan anakku sembahyang dan berbuat baik).” Bagi beberapa orang tua, agama adalah pondasi utama yang kuat bagi sebuah pasangan dalam membangun bahtera rumah tangga. Tanpa mengesampingkan latar belakang, pekerjaan, karakter, dan kesiapan menantunya, beberapa orang tua pasti menaruh harapan, supaya menantunya memiliki agama yang sama dengan anaknya.
2. Dari Sudut Pandang Pasangan Pengantin
Bagi pasangan pengantin sendiri, makna pernikahan bisa berarti sebuah gerbang menuju sebuah hidup baru. Menikah bukan hanya menyatukan dua hati, dua individu, tetapi pernikahan juga memiliki makna yang harus dipahami oleh semua orang! Pernikahan menjadi awal bagi pasangan pengantin untuk merancang masa depan mereka. Hal ini berarti kamu akan menata gaya hidup bersama pasangan, merencanakan, dan mengusahakan yang terbaik untuk keturunanmu. Termasuk edukasi untuk anak-anakmu kelak!
Makna pernikahan bagi pengantin juga dapat dimaknai sebagai awal dari sebuah ketenangan hidup. Kamu yang memiliki hak dan kewajiban atas rumah tanggamu dan kamu jugalah yang akan menghidupi hidup berumah tanggamu, sembari menyeimbangkan hidupmu sebagai seorang pribadi yang utuh.
3. Dari Sudut Pandang Budaya Barat
Makna pernikahan bagi masyarakat barat adalah sebuah kontrak sanksi bagi seorang pria dan seorang wanita. Di kebudayaan barat, pernikahan adalah mengikat janji untuk hidup sesuai janji nikah yang mereka ucapkan. Dibandingkan dengan Indonesia, pernikahan bagi masyarakat barat cukup berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari kesiapan umur pasangan pengantin, dimana umur menikah di Indonesia jauh lebih muda jika dibandingkan dengan masyarakat Barat pada umumnya.
4. Dari Sudut Pandang Adat
Perkawinan adalah suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat karena perkawinan itu tidak hanya menyangkut mempelai wanita dan pria saja tetapi juga orang tua, saudara bahkan keluarga besar kedua belah pihak. Dalam masyarakat adat, pernikahan merupakan bagian peristiwa yang sakral sehingga dalam pelaksanaannya harus ada keterlibatan arwah nenek moyang untuk dimintai doa restu agar hidupnya kelak menjadi keluarga yang bahagia. Juga sebagai ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal.
5. Dari Kutipan Buku
“When over the years someone has seen you at your worst, and knows you with all your strengths and flaws, yet commits him or herself to you wholly, it is a consummate experience. To be loved but not known is comforting but superficial. To be known and not loved is our greatest fear. But to be fully known and truly loved is, well, a lot like being loved by God. It is what we need more than anything.” -Timothy Keller, The Meaning of Marriage
Baca: Mencari Inspirasi Pernikahan? Cek Disini Yuk!
Sebuah buku yang ditulis oleh seorang bestselling author, Timothy Keller, berjudul “The Meaning of Marriage” memuat beragam hal tentang makna pernikahan. Salah satu kutipan dari bukunya di atas, sungguh sangat mengena, bukan? Menurutnya, when over the years someone has seen you at your worst, and knows you with all your strengths and flaws, yet commits him or herself to you wholly, it is a consummate experience. Jika telah bertahun-tahun seseorang mengenalmu dengan segala keburukan, kelemahan, kebaikan, dan kehebatanmu, lantas tetap berkomitmen penuh padamu, itu yang namanya pengalaman sempurna. Apakah ini makna pernikahan? Saling mengetahui kelemahan dan kehebatan masing-masing tetapi tetap saling berkomitmen untuk bersama selamanya? Ya atau tidak, setiap orang pasti mendambakan hal ini.
To be loved but not known is comforting but superficial. Dicintai tetapi tidak dikenal memang enak tetapi dangkal. Jika ingin dicintai tanpa benar-benar dikenal, sungguh hal yang bodoh, bukan? Apa yang ia cintai darimu, jika ia tidak benar-benar mengenalmu? Kecantikanmu? Ketampananmu? Hartamu? Atau hal-hal baiknya saja darimu? Bagimana jika ia lebih mengenalmu dengan segala kekurangan dan kelemahanmu? Apakah cinta itu akan tetap ada?
To be known and not loved is our greatest fear. Dikenal dan tidak dicintai adalah ketakutan terbesar setiap orang. Pernahkah kamu merasa seperti itu? Sebelum benar-benar mengenalmu, ia mencintaimu, tetapi setelah ia lebih mengenalmu, cinta itu tidak ada lagi. Bukankah itu hal terburuk? Hal ini tidak ada dalam makna pernikahan.
But to be fully known and truly loved is, well, a lot like being loved by God. It is what we need more than anything. Namun, untuk benar-benar dikenal dan sungguh-sungguh dicintai, well, seperti dicintai oleh Tuhan, itulah yang dibutuhkan lebih dari apapun. Ya, hal yang paling dibutuhkan oleh setiap insan di muka bumi ini sebetulnya adalah cinta dari Tuhan-nya. Jadi, jangan hanya menikah karena cinta pada pasanganmu, menikahlah juga karena cintamu pada Tuhan-mu. Inilah makna pernikahan yang sesungguhnya.
Begitulah makna pernikahan yang dapat dari kutipan sebuah buku tulisan Timothy Keller. Jika kamu membaca buku lainnya tentang makna pernikahan, mungkin kamu akan menemukan ide lain lagi tentang hal ini.
Makna pernikahan bisa berbeda-beda, tergantung dari kepercayaan dan pemahaman masing-masing. Namun, pada dasarnya, makna pernikahan selalu baik. Tidak ada makna pernikahan yang salah karena pernikahan sendiri adalah upacara mengikat janji untuk meresmikan ikatan sepasang kekasih baik secara hukum, agama, maupun budaya. Apapun makna pernikahan yang dijadikan pedoman oleh masing-masing individu, menjaga supaya pernikahan tersebut tetap utuh dan bahagia adalah hal yang terpenting.