acara walimatul ursy

Berencana Menyelenggarakan Pernikahan Berkonsep Syarā€™i? Perhatikan Beberapa Hal Berikut

Di era masa kini, sudah menjadi lumrah bagi calon pengantin untuk mengadopsi konsep pernikahan yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan tata cara syariah dalam agama Islam. Pernikahan dengan konsep syarā€™i tidak hanya menjadi sebuah fenomena yang berkembang pesat, tapi juga menjadi suatu tren baru yang banyak dijadikan acuan oleh para pasangan muda.

Lebih dari sekadar sebuah gaya atau tren, pernikahan syarā€™i melambangkan ketaatan pasangan calon pengantin kepada Sang Pencipta, yang bertujuan untuk membawa keberkahan tidak hanya dalam kehidupan dunia, tetapi juga di kehidupan akhirat. Momen pernikahan yang merupakan peristiwa sekali sepanjang hidup menjadi momentum penting yang ingin dimaknai oleh setiap pasangan dengan kesan yang mendalam, sambil tetap mematuhi norma-norma keislaman yang ada.

Apabila kamu dan pasangan sedang merencanakan pernikahan dengan konsep yang mengusung nilai-nilai syar’i, penting untuk memahami dengan jelas semua aspek yang terkait. Supaya tidak kebingungan, kamu bisa baca dulu artikel berikut yang akan memberikan pemahaman mendalam tentang pernikahan berkonsep syarā€™i, mulai dari persiapan hingga pelaksanaannya.

Pesta Pernikahan dalam Agama Islam

Konsep nikah syar'i
Foto via Laksmi Muslimah

Dalam konteks agama Islam, perayaan pernikahan dikenal dengan istilah walimatul ‘ursy. Makna harfiah dari walimatul ‘ursy adalah acara makan-makan atau penyajian hidangan kepada tamu undangan setelah acara pernikahan. Dalam perspektif agama Islam, penyelenggaraan pesta pernikahan dianggap sebagai suatu hal yang penting, dengan tujuan utama untuk menghindari fitnah yang mungkin timbul ketika orang lain melihat sepasang calon pengantin berjalan bersama-sama.

Adapun pandangan agama Islam juga menekankan agar pesta pernikahan diselenggarakan sesegera mungkin, bahkan idealnya pada hari yang sama atau segera setelah acara akad nikah. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya fitnah atau prasangka buruk dari pihak luar yang dapat timbul apabila ada persepsi negatif terkait kebersamaan antara pria dan wanita tanpa ikatan pernikahan yang sah.

Dalam konteks pernikahan berkonsep syarā€™i, penting untuk memahami bahwa kemewahan dan megahnya acara tidaklah menjadi prioritas utama. Sebaliknya, disarankan agar pernikahan dilakukan dengan sederhana, tanpa berlebihan, dan lebih fokus pada keberkahan serta kehadiran tamu-tamu yang shaleh.Ā 

Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan panduan yang jelas terkait dengan undangan walimah. Beliau bersabda,

Makanan paling buruk adalah makanan dalam walimah yang hanya mengundang orang-orang kaya saja untuk makan, sedangkan orang-orang miskin tidak diundang. Barangsiapa yang tidak menghadiri undangan walimah, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Dalam pernikahan berkonsep syarā€™i, undangan harus diberikan kepada semua lapisan masyarakat tanpa memandang kekayaan atau kemiskinan. Mengundang orang-orang yang shaleh, tanpa membeda-bedakan kedudukan sosial, merupakan bentuk pelaksanaan ajaran Islam yang menegaskan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan di dalam masyarakat. Hal ini juga mencerminkan sikap rendah hati dan rasa tanggung jawab terhadap komunitas sekitar, sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan kebersamaan dan saling peduli dalam kehidupan bermasyarakat.

Konsep Pernikahan Syarā€™i

Konsep pernikahan dalam islam
Foto via Laksmi Muslimah

Konsep pernikahan syar’i, secara mendasar, memperlihatkan beberapa perbedaan dibandingkan dengan pernikahan biasa atau konvensional dalam berbagai aspek kehidupan. Secara filosofis, implementasi, dan juga dalam hal nilai-nilai yang dijunjung tinggi, pernikahan syar’i memiliki landasan yang kuat pada ajaran agama Islam, menekankan aspek keagamaan sebagai pilar utama. Bahkan, perbedaan yang mencolok terlihat pada pelaksanaan hari pernikahan atau resepsi, yang menjadi momen yang sangat penting dalam pernikahan syar’i.

Adapun, pernikahan dengan konsep pernikahan syar’i menuntut persiapan yang lebih mendalam dan menyeluruh dibandingkan dengan pernikahan konvensional. Berbagai elemen penting harus dipersiapkan dengan matang sebelum melangkah ke pelaksanaannya. Dalam pernikahan berkonsep syar’i, tidak hanya aspek romantisme dan keindahan saja yang ditekankan, melainkan juga ketaatan pada nilai-nilai agama yang menjadi fondasi utama. Lalu, hal apa saja yang biasanya terjadi di pesta pernikahan berkonsep syarā€™i dan bagaimana mempersiapkannya?Ā 

Akad Nikah Tanpa Pengantin Wanita

akad nikah
Foto via Laksmi Muslimah

Jika biasanya dalam pelaksanaan akad nikah konvensional calon pengantin perempuan duduk berdampingan dengan calon pengantin pria, maka dalam konsep pernikahan Islam, tata cara ini tidak berlaku. Dalam pernikahan syarā€™i, pasangan pengantin tidak ditempatkan bersama dalam satu ruangan pada saat prosesi akad nikah, namun keduanya berada di ruangan yang terpisah. Pelaksanaan akad nikah dilakukan oleh calon pengantin pria, yang bersamaan dengan kehadiran orangtua atau wali nikah, sementara pengantin wanita umumnya berada dalam kamar pengantin atau ruangan yang terisolasi.

Setelah akad nikah selesai dan ikatan pernikahan secara resmi diakui oleh agama dan negara, langkah selanjutnya adalah mempertemukan pengantin pria dan wanita. Dalam prosesi ini, pengantin pria mendatangi pengantin wanita di ruangannya, dan setelah keduanya bertemu, disarankan bagi pengantin pria untuk memegang ubun-ubun istrinya sambil membacakan doa yang bersifat memohon perlindungan dan keberkahan, yakni:

ā€œAllahumma inni asā€™aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ā€˜alaih. Wa aā€™udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ā€˜alaih.ā€

Doa ini dibacakan dengan harapan dari pengantin pria untuk meminta kebaikan bagi sang istri dan melindungi mereka dari segala keburukan yang mungkin terjadi. Doa ini membawa makna mendalam, menjadi wujud dari kesungguhan dan harapan pengantin pria untuk memulai hidup bersama dengan berkah dan perlindungan dari Allah subhanahu wa taā€™ala.

Tidak Ada Campur Baur Tamu

undangan walimatul ursy
Foto via Laksmi Muslimah

Bagi kamu yang biasa datang ke pernikahan biasa dan belum pernah datang ke pernikahan syarā€™i mungkin akan sedikit bingung dan mungkin terkejut karena antrian dan tempat tamu antara tamu wanita dan pria dipisah menjadi dua sisi. Ternyata, hal ini memang biasa dan sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya ikhtilat atau campur baur antara wanita dan pria selama prosesi resepsi pernikahan. Secara khusus, ruangan disusun sedemikian rupa sehingga tamu pria dan wanita berada dalam ruang yang terpisah.

Penting untuk ditekankan bahwa pelaminan, sebagai fokus utama dalam sebuah resepsi pernikahan, juga dirancang menjadi terpisah. Pengantin pria dan wanita ditempatkan di pelaminan yang terpisah, dan di sekitar masing-masing pelaminan, terdapat tempat duduk khusus untuk orang tua perempuan di pelaminan pengantin wanita, serta area yang diperuntukkan bagi orangtua laki-laki bersama pengantin pria. Dengan demikian, seluruh konsep pernikahan ini dirancang untuk menjaga batasan dan memastikan kondisi yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama.

Jika dalam praktiknya sulit untuk sepenuhnya memisahkan tamu pria dan wanita, upaya yang dapat diambil adalah dengan memberikan pembatas fisik, seperti tiang dan kain yang memanjang. Pembatas ini tidak hanya berfungsi sebagai penghalang fisik, tetapi juga diberikan sentuhan estetika melalui dekorasi bunga-bunga yang menambah keindahan ruangan.

Dengan cara ini, tamu tetap dapat saling melihat ke area sebelahnya tanpa melanggar prinsip-prinsip pemisahan dalam konteks pernikahan islami. Melalui desain dan pengaturan ruang yang cermat, pernikahan dengan konsep islami ini menciptakan suasana yang sesuai dengan nilai-nilai agama tanpa mengurangi keindahan dan kesakralan perayaan pernikahan itu sendiri.

No Standing Party

Kalau biasanya kamu melihat banyak orang-orang yang menikmati santapan sambil berdiri dan berbincang di pesta pernikahan biasa, hal ini tidak terjadi di pernikahan syarā€™i loh! Dalam pernikahan syarā€™i, tata cara makan, tamu khususnya, menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa para tamu dapat menikmati hidangan mereka tanpa harus berdiri. Sebagaimana sunnah dan sabda Rasulullah sallallahu ā€˜alaihi wasallam yang melarang umatnya untuk makan dan minum sambil berdiri. Oleh karena itu, penyediaan kursi yang memadai untuk semua tamu undangan menjadi suatu keharusan. Hal ini tidak hanya menciptakan kenyamanan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada tamu yang hadir.

Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan layak dan halal. Makanan yang dihidangkan harus memenuhi standar kebersihan dan kelayakan konsumsi dalam Islam. Selain itu, untuk menghindari kemubaziran, pihak yang menyelenggarakan pernikahan harus berhati-hati dalam menyajikan makanan agar tidak berlebihan. Hal ini sejalan dengan ajaran agama Islam yang menekankan kebijakan dan keadilan dalam pemakaian sumber daya.

Makanan Tidak Berlebihan

menu catering pernikahan
Foto: Leguri&Co

Menghindari makanan yang dibuat dan disajikan secara berlebihan tidak hanya mendukung prinsip kesederhanaan, tetapi juga berkontribusi pada upaya pencegahan mubazir, yang dilarang dalam ajaran Islam.

Salah satu cara untuk mengatur jumlah porsi makanan yang sesuai dengan jumlah tamu undangan adalah dengan berkoordinasi dengan tim wedding organizer. Mereka dapat membantu menyusun rincian porsi makanan yang tepat, berdasarkan jumlah tamu yang diundang. Ini akan membantu menghindari pembuangan makanan yang tidak terpakai dan memastikan bahwa semua tamu mendapatkan hidangan yang cukup.

Jika ternyata masih ada sisa makanan dalam resepsi, sebaiknya bungkuslah makanan tersebut dengan pantas, dan sumbangkan makanan tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan. Langkah ini tidak hanya mengurangi potensi mubazir karena makanan yang tak termakan, tetapi juga memberikan manfaat sosial kepada mereka yang memerlukan bantuan.Ā 

Minim Suara Musik

Dalam rangka menjaga esensi pernikahan syar’i, dimana tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keberkahan, maka pilihan hiburan pun perlu diperhatikan agar sesuai dengan nilai-nilai agama. Salah satu cara yang menjadi alternatif adalah dengan menyajikan hiburan dengan lagu-lagu Islam, dan lebih baik lagi jika penyanyinya adalah pria.Ā 

Alternatif lain adalah menghadirkan nasyid, yaitu musik yang menggunakan lirik islami. Nasyid biasanya menyampaikan pesan-pesan positif dan islami, menciptakan suasana yang mendukung keberkahan dalam pernikahan. Penggunaan nasyid juga mencerminkan keinginan untuk menghindari potensi mudharat yang dapat diakibatkan oleh musik konvensional. Jika memang tetap ingin untuk menghadirkan musik, disarankan untuk memutarnya dengan volume yang rendah.

Dengan menghilangkan unsur musik, pernikahan menjadi lebih fokus pada komunikasi dan interaksi antar para tamu. Mereka dapat saling berbincang, berkumpul, dan menikmati waktu bersama tanpa distraksi yang mungkin timbul dari suara musik. Pilihan ini juga memastikan bahwa suasana pernikahan tetap khusyuk dan penuh berkah, sejalan dengan prinsip-prinsip Islam.

Sebagai referensi, kamu bisa memutar lagu-lagu pernikahan Islami dari penyanyi seperti Maher Zain, Irfan Makki, Humood Alkhudher, atau penyanyi Islami lainnya dapat memberikan nuansa Islami dalam prosesi resepsi pernikahan. Lagu-lagu mereka seringkali berisikan lirik-lirik yang memuji cinta, kasih sayang, dan kebersamaan dalam kerangka nilai-nilai Islam.

Riasan dan Baju Pengantin Tidak Mencolok

hukum mas kawin dalam islam
Foto via Seserahan Story

Jika kamu menyukai riasan yang minimalis dan menghindari treatment yang mengharuskan kamu untuk mengubah beberapa bagian wajah, maka konsep pernikahan syarā€™i akan cocok untuk kamu. Memilih riasan dan busana yang sederhana dan tidak berlebihan adalah langkah yang sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Pemilihan make up dan baju yang tidak berlebihan akan menciptakan suasana yang lebih bersahaja, menjauhkan dari kesan mewah yang berlebihan, dan memberikan fokus pada keberkahan acara.

Beberapa contoh penyesuaian dalam riasan dan busana agar tampak lebih syar’i meliputi:

  • Baju yang Tidak Ketat: Mengenakan baju atau kebaya yang tidak ketat, sejalan dengan prinsip syar’i yaitu menjaga aurat dan juga memberikan pengantin wanita kenyamanan serta keleluasaan.
  • Jilbab Menutup Dada: Memastikan jilbab atau hijab yang dikenakan menutupi dada sesuai dengan tuntunan agama.
  • Make Up yang Tidak Berlebihan: Memilih make up yang natural dan tidak berlebihan, menghindari penggunaan bulu mata palsu atau alis yang terlalu dramatis.
  • Tata Rambut yang Sederhana: Mengenakan tata rambut yang sederhana dan tidak terlalu rumit, sehingga tetap sesuai dengan nilai-nilai kesederhanaan dalam Islam.

Dengan menerapkan konsep make up dan busana yang sederhana dan sesuai dengan tuntunan syariah, pengantin wanita bisa menunjukkan kesadaran dan kepatuhan terhadap nilai-nilai agama Islam. Hal ini tidak hanya menciptakan pernikahan yang lebih berkah, tetapi juga memberikan inspirasi positif terhadap orang-orang yang hadir dalam acara tersebut.Ā 

Souvenir yang Bermanfaat

Sama seperti pernikahan biasa yang menyediakan souvenir pernikahan bagi para tamu, kamu dan pasangan yang ingin mengusung pernikahan syarā€™i juga bisa menyediakan hadiah kecil untuk teman dan keluarga yang hadir di hari bahagiamu. Selain untuk menciptakan kenangan yang lebih berkesan bagi tamu undangan, konsep ini juga mencerminkan nilai-nilai keberkahan dalam agama Islam.

Beberapa contoh souvenir pernikahan Islami yang bermanfaat antara lain:

  • Tote Bag: Benda ini bisa digunakan dalam berbagai kesempatan, baik untuk berbelanja atau sebagai tas sehari-hari. Memilih tote bag dengan desain atau pesan Islami dapat memberikan sentuhan yang lebih personal.
  • Saputangan: Selain bisa digunakan, saputangan juga dinilai sebagai sesuatu yang bisa menggantikan tisu dan lebih ramah lingkungan. Souvenir ini bisa dihias dengan motif atau kaligrafi Islami untuk menambah nilai estetis dan religius.
  • Cangkir: Cangkir dengan desain Islami bisa menjadi pilihan yang elegan. Selain fungsional untuk minuman, cangkir tersebut juga dapat dijadikan pajangan yang indah.
  • Kipas: Kipas bisa berguna di tempat-tempat yang panas dan memberikan kenyamanan pada tamu. Desain kipas yang mengandung pesan Islami dapat menambah nilai estetika acara.
  • Al-Qur’an Mini atau Buku Doa Harian: Memberikan Al-Qur’an mini atau buku doa harian sebagai souvenir pernikahan merupakan pilihan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi tamu undangan.
  • Sajadah dan Tasbih: Sama seperti Al-Qurā€™an mini dan buku doa harian, memberikan souvenir berupa sajadah dan tasbih tak hanya akan berkesan, tapi juga akan sangat berguna bagi para tamu undangan sebagai teman untuk beribadah.

Memilih gaya pernikahan syar’i tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada pasangan pengantin, tetapi juga menciptakan atmosfer yang penuh berkah dan makna. Dengan mengedepankan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek pernikahan, mulai dari riasan hingga tata cara acara, momen pesta pernikahan ini tidak hanya merayakan ikatan dua jiwa, tetapi juga menghormati ajaran agama.

Pesta pernikahan yang sesuai dengan syari’at Islam tidak hanya tentang penampilan fisik, tetapi juga menitikberatkan pada keberkahan dan keberkahan. Memanjakan tamu dengan suasana yang ramah dan penuh kebaikan akan meninggalkan kesan yang mendalam. Selain itu, pernikahan syar’i juga menekankan pada keberlanjutan, menghindari pemborosan, dan menjaga kesucian dalam setiap aspek.

Jadi, menikah dengan gaya pernikahan syar’i tidak hanya seru, tetapi juga memperkaya makna pernikahan itu sendiri. Semoga segala persiapan pernikahan berkonsep syarā€™i kamu dan pasangan dimudahkan ya!