Apa Harapan Perkawinan Kamu?

Apa Harapan Perkawinan Kamu?

Setiap orang punya harapan perkawinan masing-masing. Banyak di antaranya yang menaruh harapan pada pasangannya. Beberapa mengutarakan harapannya pada sang pasangan, tetapi lebih banyak yang menyimpannya sendiri. Ada berbagai jenis harapan yang dimiliki seseorang perihal perkawinannya, ada harapan tentang pasangannya, tentang harga, status sosial, dan lainnya. NamunSav, apapun harapan itu intinya adalah untuk kebahagian. Ya, semua orang berharap kebahagian dalam perkawinan. Hal-hal yang diharapkan tentulah yang membawa kebahagiaan untuknya.

Sayangnya, sering kali harapan-harapan perkawinan tersebut hanya jadi harapan semata saja. Apa yang diinginkan, yang didambakan akan terjadi saat menikah tidak terwujud dan rasa kecewa pun muncul. Sometimes we create our own heartbreaks through expectations.  Itulah mengapa Anda tidak seharusnya terlalu banyak menanam harapan tentang perkawinan Anda, karena harapan itulah yang kelak akan membuat Anda kecewa dan sakit hati. Kekecewaan dan hati yang sakit inilah yang akan menumbuhkan rasa kesal, menyesal, dan bahkan benci sampai meratapi diri sendiri. No expectations, no disappointments.

Expectation berbeda dengan hope. Expectation adalah sebuah asumsi tentang sesuatu yang akan terjadi nantinya. Contohnya, karena calon suami Anda ini punya gaji ratusan juta setiap bulannya, Anda berasumsi saat menikah nanti Anda akan punya banyak uang dan bisa berbelanja barang-barang branded tanpa takut kehabisan uang, Anda akan hidup bahagia dengan kekayaan milik suami Anda. Sedangkan, hope adalah harapan, mimpi tentang terjadinya suatu hal di masa depan. Memiliki hope and dream membuat Anda akan jadi lebih baik ke depannya. Misanya, Anda berharap menjadi pribadi yang lebih baik setelah menikah nanti, Anda berharap dapat mengerjakan hal-hal yang lebih berguna, menggapai cita, dan lainnya. Jadi, jangan menjadikan harapan perkawinan seperti expectation yang penuh angan-angan belaka, jadikan harapan pernikahan Anda seperti hope and dream yang akan membuat Anda menjadi lebih baik ke depannya.

Harapan-harapan yang kerap jadi alasan perkawinan seseorang adalah:

  • Rasa cinta yang membuat ingin bersama selamanya
  • Ingin punya teman hidup sampai akhir hayat nanti
  • Ingin menjalankan ibadah
  • Ingin membangun keluarga bahagia
  • Ingin punya keturunan
  • Ingin punya status masyarakat
  • Ingin melakukan hubungan intim dengan leluasa

Alasan-alasan di atas tidak salah, rasa cinta dan keinginan-keinginan tersebut patut jadi harapan perkawinan. Namun tentunya, harus ada hal-hal pendukung lainnya. Jangan menikah karena cinta saja, jangan pula menikah karena ingin berhubungan intim saja, atau karena ingin keturunan dan status sosial saja. Dan, pastikan alasan Anda untuk menikah itu “sehat,” jangan pernah menikah karena alasan menikah yang keliru dan tidak wajar, seperti:

  • Sudah terlanjur pernah berhubungan intim dan hamil, sehingga jika tidak menikah, Anda akan menanggung malu seumur hidup
  • Mencari pelarian karena sudah tidak sanggup hidup bersama orang tua
  • Ingin jadi orang kaya, sehingga Anda mau menikah dengan seorang milyader
  • Balas dendam pada mantan kekasih, jadi ingin menikah dengan seseorang yang terlihat lebih oke daripada sang mantan
  • Ingin menyenangkan orang tua, padahal Anda tidak menemukan kecocokan dengan calon pasangan Anda
  • Merasa bisa mengubah pasangan. Misalnya pasangan pecandu narkoba dan Anda merasa setelah menikah Anda bisa mengubahnya
  • Takut jadi perawan tua

Memang banyak harapan perkawinan dan alasan seseorang memilih menikah, tetapi jangan sampai harapan dan alasan Anda mirip-mirip, atau bahkan sama persis, dengan yang disebutkan di atas. Anda bisa menyesal seumur hidup nantinya. Menikah bukan perkara mudah. Saat pacaran, Anda bisa memutuskan hubungan dengan pacar Anda dan selesai. Jika sudah menikah, “putus” bukan hanya ucapan semata, harus ada proses hukumnya.

Selain harapan-harapan perkawinan tentang pasangan, ada juga harapan yang ditujukan pada diri sendiri dan tidak sedikit juga yang memiliki harapan yang kurang realistis, seperti menuntut diri sendiri untuk menjadi seorang istri sempurna dengan dapat mengurus rumah tangga sendiri, mengasuh anak tanpa bantuan, melayani suami dengan maksimal, dan tetap sukses dalam karir. Dipikirkan saja rasanya sudah tidak masuk akal, bukan? Mungkin memang ada wanita yang bisa melakukan hal-hal seperti mengurus rumah tangga, mengasuh anak, melayani suami, dan berkarir secara bersamaan, tetapi tentu tidak akan sukses semuanya, pasti ada yang gagal, atau malah semuanya tidak maksimal. Harapan untuk menjadi super woman memang tidak salah, tetapi jangan juga terlalu memaksakan diri karena setiap manusia punya batasan. Lagi pula, hidup itu pilihan. Anda tidak bisa memilih sukses di segala bidang, harus ada yang dikorbankan. Dan masalah pengorbanan itu adalah pilihan Anda.

Tidak hanya wanita, seorang pria pun sering kali punya harapan perkawinan yang tidak realistis, seperti punya karir dan gaji yang besar, menjadi suami ideal, menjadi super daddy, mampu berbakti pada orang tua, dapat membahagiakan dan mengabulkan segala keinginan anak dan istri. Sehingga, jika istri atau anaknya mengeluh, sang pria akan merasa gagal dan down. Harapan-harapan seperti itu memang kerap berujung pada perasaan gagal yang berlebihan. Jadi, sebaiknya Anda jangan memasang harapan yang seperti itu.

Tidak jarang juga, seorang suami dan istri punya harapan perkawinan yang berbeda, bahkan bertolak belakang. Sang istri berharap setelah menikah ia dapat melanjutkan kuliah dan berkarir dengan baik dan didukung oleh suaminya, secara materi dan nonmateri. Sang suami berharap saat menikah istrinya akan jadi ibu rumah tangga yang mengurus keluarga dan anak-anaknya dengan baik, tanpa perlu berkarir di luar. Harapan-harapan seperti ini, tidak hanya berujung pada kekecewaan, seringkali pertengkaran pun terjadi.

Setiap orang punya jalan pemikiran dan harapan perkawinan yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan Anda tidak menaruh harapan-harapan yang terlalu tinggi dan tidak realistis pada pasangan dan diri Anda sendiri. You can have hopes and dreams, but don’t expect. Ingat, mimpi-mimpi akan membuat Anda dan pernikahan Anda jadi lebih baik, sedangkan expectation akan merenggut kebahagian Anda.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *