Apakah Cincin Kawin Harus Sepasang

Apakah Cincin Kawin Harus Sepasang?

Mungkin kamu memahami bahwa cincin adalah bagian penting dalam sebuah pernikahan. Banyak yang mengatakan bahwa cincin adalah tanda komitmen dan kesetiaan. Tapi, apakah kamu dan pasangan harus mengenakan cincin kawin sepasang? Bagaimana cara memilih cincin yang tepat? Ini penjelasan selengkapnya yang bisa membantu kamu dalam mempersiapkan cincin kawin.

Apakah Cincin Kawin Harus Sepasang?

Ring, wedding rings, jewellery, gold, simply - free image from ...
Sebenarnya tak ada aturan baku dari pemerintah mengenai cincin. Jika menikah sesuai hukum nikah negara, cincin bukanlah termasuk syaratnya. Sebenarnya pertanyaan cincin kawin sepasang ini cukup membingungkan karena memang kembali lagi diserahkan kepada calon pengantin dan keluarga.

Pada dasarnya ribuan tahun lalu, cincin kawin bukanlah sebuah kewajiban. Tidak ada pernikahan dengan pria dan wanita memakai cincin setelah menikah. Namun memang adat istiadat dan budaya yang turun temurun membuat cincin kawin sepasang. Maka penting bagi pasangan membicarakan kebiasaan ini kepada keluarga masing masing.

Darimana Sejarah Cincin Kawin Harus Sepasang?

Cincin kawin sendiri awalnya dari zaman Mesir Kuno. Dari zaman ini, terdapat kebiasaan untuk memakai cincin kawin sepasang. Namun, cincin yang dipakai bukan berbahan logam seperti yang sekarang kita lihat. Mengapa cincin dipakai dalam sebuah pernikahan?

Di zaman ini orang menganggap bahwa pernikahan perlu memiliki simbol kepemilikan. Akhirnya dibentuklah sebuah lingkarang yang dibuat dari papyrus. Bahan ini dikeringkan terlebih dahulu dan dikepang menjadi satu. Ini menjadi simbol pernyataan cinta dari kedua pasangan yang memutuskan untuk menikah.

Lantas bagaimana bisa cincin kawin berubah menjadi bahan logam? Cincin dengan logam sendiri ternyata datang dari zaman Romawi Kuno. Ternyata, fungsi cincin kawin di zaman ini lebih kompleks lagi. Setiap perkawinan akan dianggap sah jika terdapat cincin berbahan logam.

Namun tidak berlaku untuk masyarakat yang miskin atau kasta rendah. Pernikahan yang terjadi di kasta rendah kerap kali tidak dianggap sah atau legal sesuai hukum. Mengapa demikian? Pernikahan di kasta rendah hanya dianggap sebagai pembelian anak perempuan dari ayahnya. Jadi seorang pria bisa datang ke ayahnya untuk ‘membeli’ sang anak perempuan.

Biasanya seorang pria yang membeli tersebut tidak akan mengenakan cincin karena uangnya dipakai untuk membayar sang ayah. Maka tidak ada cincin justru membuktikan bahwa ada anak perempuan yang dibeli. Hal ini sebenarnya merupakan bentuk dari perbudakan.

Pada kasta yang tinggi barulah cincin kawin ini memiliki arti. Pernikahan kaum bangsawan akan memakai cincin sebagai bukti pernikahan yang sah. Laki-laki akan memberikan sebuah cincin kawin dari besi. Kala itu, besi adalah logam yang sangat berharga. Maka ketika laki-laki memberikan cincin kepada perempuan maka dianggap sesuatu yang berharga.

Namun ada sedikit perbedaan antara makna cincin di zaman Romawi dan Mesir. Di zaman Mesir Kuno, bentuk lingkaran pada cincin memiliki arti bahwa cinta yang tidak ada akhir. Sementara di Romawi Kuno, cincin dianggap sebagai simobil wanita adalah milik pria.

Cincin Kawin Sepasang Mulai Dikenal di Eropa

Setelah sejarah yang cukup panjang, akhirnya pemakaian cincin kawin sepasang ini semakin berkembang di negara lain seputar Eropa. Cincin kawin pun muncul dalam bentuk serta fungsi berbeda. Begitu pula muncul adanya cincin tunangan yang umumnya diberikan sebelum menikah.

Model cincin yang kala itu dipakai sengaja dipisahkan supaya bisa dipakai saat bertunangan. Ketika menikah, kedua cincin akan dijadikan satu dan pihak wanita yang akan memakainya. Tapi tak semua masyarakat menggunakan metode ini. Ada metode lain yang membuat cincin kawin sepasang terutama di Inggris.

Kala itu Inggris memasukin zaman Renaissance. Cincin kawin kemudian mengarah kepada mode simbolisme terhadap cinta. Zaman itu banyak penyair yang muncul misalnya Shakespeare, Browning dan Wordsworth. Dari situ mulai muncul cincin yang memakai emas sebagai logam mulia.

Cincin kawin pun dibuat dengan model yang bulat dan polos di bagian luar. Sementara bagian dalamnya akan diukir puisi cinta. Era juga sempat berubah ketika kaum Puritan muncul. Cincin kawin sempat dilarang untuk dipakai oleh kaum parlemen yang kala itu menganut agama konservatif. Mereka menganggap fungsi dan asal usul cincin kawin itu adalah haram.

Cincin kawin kemudian mengalami perubahan saat Perang Dunia II. Banyak orang yang akhirnya memilih untuk memakai cincin kawin sepasang sebagai pengingat akan keluarga dan isteri mereka yang ditinggalkan karena membela negara. Akhirnya di abad ke-20, cincin kawin resmi dibuat sepasang.

Meski demikian tidak ada kewajiban khusus mengenai hal ini. Setelah abad ke-20, memang simbol cincin adalah yang paling umum dan paling banyak dipakai. Tapi dikembalikan kepada aturan dan kebiasaan agama masing-masing sehingga sampai sekarang tidak ada yang memperdebatkan cincin kawin sepasang. Pertanyaan berikutnya adalah soal posisi cincin.

Mengapa Cincin Kawin Dikenakan di Jari Manis?

Apakah Cincin Kawin Harus Sepasang?

Setelah mendengarkan sejarah panjang mengenai cincin kawin sepasang, kamu juga harus memahami alasan mengapa cincin kawin dipakai di jari manis. Ternyata sejarah mengungkapkan bahwa orang zaman dahulu percaya aliran dari jari manis khususnya tangan kanan akan menuju jantung.

Aliran darah tersebut kemudian akan mengalir lagi melalui pembuluh darah cinta atau vena amoris. Selain itu, ada kepercayaan Cina Kuno yang memiliki anggapan bahwa jari tangan manusia punya filosofi masing-masing. Jari jempol dianggap untuk mewakili orangtua dan telunjuk untuk simbol persaudaraan.

Sementara jari tengah untuk mewakili diri sendiri serta jari manis memiliki makna untuk mewakili pasangan hidup. Lagi-lagi tak ada aturan baku soal posisi cincin. Namun, kamu dan pasangan pasti akan mengikuti tradisi yang sudah dilakukan banyak orang secara turun temurun bukan?

Bagaimana Cara Memilih Cincin Kawin?

Jika kamu dan pasangan ingin mengikuti tradisi cincin kawin sepasang, pastinya ingin mendapatkan cincin terbaik. Ada beberapa trik yang perlu diperhatikan untuk kamu dan pasangan sebelum memilih cincin kawin. Pertama adalah memilih karat yang kamu inginkan.

Setiap perhiasan memiliki kandungan emas berbeda-beda. Semakin tinggi karat tentu akan semakin banyak kandungan emas. Pehiasan tersebut juga semakin mahal. Maka kamu dan pasangan juga harus menetapkan budget yang sesuai. Jangan lupa untuk memilih bahan cincin yang disukai.

Cincin kawin tak hanya seputar emas kuning saja. Sudah banyak bahan cincin yang beragam mulai dari palladium, platinum hingga emas putih. Semuanya tergantung dari selera masing-masing pasangan. Begitu pula dengan model cincin. Kamu dan pasangan harus mendiskusikan selera model cincin.

Ingat bahwa cincin kawin akan dipakai terus menerus jadi kamu dan pasangan bisa memilih model yang sederhana. Hal ini dilakukan supaya tidak terganggu dengan cincin yang dipakai. Tapi tak masalah juga jika memilih cincin yang besar. Semua itu dikembalikan kepada selera masing-masing.

Terakhir pilih toko yang memang sudah terbiasa menangani cincin kawin. Dengan begitu kamu pasti akan mendapatkan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan keinginan. Seperti diketahui, toko perhiasan ada yang fokus menjual perhiasan saja namun ada juga yang menjual perhiasan dan cincin kawin. Kalau kamu ingin tahu dimana toko tersebut, salah satunya adalah V&Co Jewellery.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *